Share

3

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

3 - Ibu datang

Arum tengah mengangkat jemuran, lalu memanggil Rangga yang sudah rapi hendak keluar.

"Rangga!" teriak Arum membawa pakaian kering lalu menghampiri Rangga yang tengah merapikan rambutnya.

"Ada apa Bu?" tanya Rangga menatap sang Ibunda tercinta.

"Kamu mau ke mana? udah rapi aja," tanya Arum lalu menaruh keranjang pakaian di lantai.

"Aku mau jalan - jalan dulu sama Alina, habis itu ke kampus bareng," sahut Rangga seadanya.

"Antarkan Ibu ke rumah Kakakmu dulu ya," pinta Arum.

"Boleh."

"Ya sudah, tunggu sebentar. Ibu selesaikan angkat jemuran terus ganti pakaian," tutur Arum dibalas anggukan oleh Rangga, pria itu langsung mendaratkan bokong di kursi dekat pintu.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Arum sudah rapi, ia menenteng tasnya lalu menepuk bahu Rangga saat sampai di pintu.

"Ayo berangkat," ajak Arum membuat Rangga mengelus dadanya karena terkejut.

"Ibu bikin kaget aja," keluh Rangga lalu menyimpan handphone di saku.

"Kamu sih, main handphone terus," seru Arum tanpa rasa bersalah melangkah naik ke mobil.

Rangga melajukan mobilnya dengan kecepatan rata - rata, ia menyalakan lagu sholawatan membuat sang Ibunda memejamkan mata menikmatinya.

"Ibu, kenapa jemuran diangkat?" tanya Rangga matanya masih fokus ke jalanan.

"Kamu gak lihat kalau ini mendung, sedangkan jemuran Ibu tadi setengah kering jadi mendingan diangkat dari pada ke hujan jadi basah dan bau apek," sahut Arum panjang membuat Rangga terkekeh.

"Panjang bener Bu."

"Kamu ini," 

"Kita ke mana dulu Ngga? Kok, bukan arah jalan rumah Kakakmu," ucap Arum menatap ke jendela.

"Aku mau jemput Alina dulu Bu, takut hujan nanti dia kehujan dia lagi di minimarket," seru Rangga lalu berbelok ke minimarket.

"Alinaaaa!" teriak Rangga melambaikan tangannya saat melihat kekasihnya tengah duduk menunggu.

"Kak Rangga," ucap Alina ceria lalu membalas lambaian tangan Rangga, melangkah dengan cepat ke tempat Rangga memarkirkan mobil.

"Hai kak," sapa Alina memamerkan senyuman manisnya.

"Ayo masuk, takut keburu hujan," perintah Rangga dibalas anggukan oleh Alina, ia duduk di belakang bersama Arum.

"Hai Alin," sapa Arum ramah tersenyum saat Alina langsung meraih tangannya dan mengecup punggung tangannya.

"Maaf Tante, Alin gak tau kalau ada Tante," ucap Alina canggung karena baru dua kali dia bertemu Ibu sang kekasih.

"Tak apa, kamu masih manggil Rangga dengan sebutan Kakak aja," goda Arum membuat pipi Alina memerah seperti tomat.

"Ibuuu, jangan godain Alina terus," tegur Rangga lalu melajukan mobilnya.

"Diamlah, kau mengemudi saja, jangan ikut campur," seru Arum membuat Alina tersenyum saat melihat Rangga mengerucutkan bibirnya kesal.

Rangga sangat amat kesal karena dirinya seperti dianggap seorang supir, Ibu dan kekasihnya asik berbincang berdua seperti menganggap dirinya tak ada. Setelah sampai dan memarkirkan mobil dihadapan rumah Kakaknya, ia langsung menghela napas lelah lalu menoleh ke arah kedua wanita yang masih asik mengobrol.

"Nyonya, Nona. Nyonya sudah sampai tujuan," sindir Rangga mendapatkan pukulan tas di kepala oleh Arum.

"Ibuuu, kenapa aku dipukul," keluh Rangga mengusap kepalanya yang terkena pukulan tas Ibunya.

"Kamu aja nyebelin, ya udah sana ajak Alina jalan - jalan. Awas jangan sampai lecet!" ancam Arum lalu turun dari mobil, melambaikan tangannya saat kendaraan itu mulai jauh.

Setelah mobil Rangga tidak terlihat, ia melangkah mendekat ke pintu untuk membunyikan bel. Beberapa menit kemudian, terlihat Faiz membuka pintu sambil menepuk-nepuk bajunya.

"Assalamualaikum," ucap Arum menyadarkan Faiz yang sibuk membersihkan baju yang dipakai.

"Walaikumsalam Bu, pagi sekali datangnya," sahut Faiz mencium tangan Ibunya lalu melangkah mengajak masuk.

"Sekar, ada Ibu nih!" teriak Faiz lalu mengajak  Arum duduk di sofa.

"Ibu, sudah makan belum?" tanya Faiz sesekali menoleh ke arah kamar lalu menatap Ibunya lagi.

"Belum Faiz," sahut Arum apa adanya.

"Faiz lagi masak, sop ayam lho, Ibu mau?" tawar Faiz bangkit dari duduknya."

"Boleh."

"Ayo Ibu duduk di kursi makan aja, nanti Faiz siapkan." Faiz menarik tangan Arum agar mengikutinya lalu mendudukan Ibunya di kursi.

"Sebentar, sedikit lagi matang," ucap Faiz saat melihat sop itu.

"Istrimu mana Faiz?" tanya Arum penasaran.

"Hmmmmmm, itu," ucap Faiz ragu - ragu membuat Arum kesal.

"Apa dia masih tidur," tebak Arum, tapi tidak jawab anaknya.

"Aishhhhh, dia itu seorang istri, harusnya dia yang bangun pagi," ujar Arum geram, lalu bangkit dari kursi dan melangkah ke kamar anaknya.

"Buuu, mau ke mana?" tanya Faiz mengikuti Ibunya.

"Diamlah Faiz, kamu siapkan makanan! biar Ibu yang membangunkan istri malasmu itu," ucap Arum dengan tegas membuat Faiz menghela napasnya lelah.

"Biarlah, mungkin setelah Ibu yang membangunnya dia sedikit sadar," gumam Faiz melangkah ke dapur menyiapkan makanan, sebenarnya ia juga sudah lelah dengan keadaan seperti ini.

"Sekarrrrr, bangun!" teriak Arum sambil menggedor - gedor pintu, membuat Faiz memejamkan mata mendengarnya.

Bab terkait

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   4

    4 - Faiz frustasiSekar yang tertidur, terkejut mendengar suara teriakan Arum. Tapi seperti dia masih setengah sadar, ia malah menutup telinganya dengan bantal."Aishhhhh, bahkan aku mendengar suara Ibu pagi - pagi begini," keluh Sekar hendak terlelap lagi, jika suara Arum tidak menggelegar membuat ia langsung bangkit dari tidurnya."Sekar bangunnnn! kalau tidak Ibu buka pintu kamarmu," ancam Arum dengan suara keras, terdengar napas memburu karena kelelahan berteriak.Sekar lekas bangkit dari ranjang walau sambil menggerutu, lalu membuka pintu dengan penampilan yang masih acak - acakan membuat Arum semakin kesal."Ya ampun, apa salahku memiliki menantu macam kamu," keluh Arum membuat Sekar tersenyum masam."Ibu kok pagi - pagi sudah ada di sini?" tanya Sekar lalu meraih tangan Arum untuk dicium punggung tangannya."Pagi dari mana! sekarang sudah jam sepuluh pagi," geram Arum lekas melepaskan tangannya dari Sekar."Itu masih pagi Bu," sahut Sekar serak khas bangun tidur."Sudahlah, cep

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   5

    5 - Arisan gigoloSehabis sampai di rumah, Arum langsung mengajak Faiz untuk masuk dulu menunggu gerimis reda. Karena saat diperjalanan tadi, hujan es tiba - tiba saja mengguyur bumi ini."Faiz, ini teh buat kamu," ucap Arum menyodorkan segelas teh manis hangat."Terimakasih, Bu," kata Faiz menerima teh itu lalu menaruh di meja."Ibu ingin bicara denganmu," tutur Arum duduk di kursi lalu menatap anaknya."Bicara saja Bu, Faiz juga lagi cuti kok," sahutnya meraih cemilan lalu memakannya."Lusa kamu ke sini, kamu harus bertemu dengan calon istrimu," terang Arum, menatap reaksi Faiz yang membulatkan matanya."Biasa aja kali," tegur Arum melemparkan kulit kacang ke wajah Faiz."Yang benar saja Bu, Ibu sudah menemukan siapa yang akan jadi calon istriku," ucap Faiz lemah, ia sangat tidak mau melukai hati istrinya."Sudah, Ibu juga mengenalnya dengan baik. Jadi pilihan Ibu tidak akan salah," ujar Arum sangat percaya diri."Aku tidak mau menyakiti Sekar, Buuuu," ungkap Faiz mengusap wajahnya

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   6

    6 - Menerima?Faiz menatap kesal ke arah istrinya, wanita itu baru saja pulang pukul sembilan malam. Ia membawa barang belanjaan lalu menaruh di meja, duduk dan melihat - lihat mengabaikan suaminya sedari tadi menatapnya tajam."Sekar, kamu dengerin aku gak sih!" bentak Faiz meraih lengan Sekar agar wanita itu balas menatapnya."Dengerin kok, Mas," sahut Sekar malas, lalu berusaha melepaskan cekalan suaminya."Masssss, lepasin. Aku mau lihat - lihat belanjaaan aku," pinta Sekar membuat Faiz semakin marah."Memang pentingan mana, aku atau belanjaan kamu!" hardik Faiz melepaskan cekalannya dengan kasar membuat Sekar mengaduh sakit."Sakit, Mas." Sekar mengelus pergelangan tangannya."Aku atau belanjaan!" geram Faiz menatap kesal ke arah istrinya."Mas lah, tapi aku beresin belanjaan dulu ya," ujar Sekar lalu meraih belanjaannya, Faiz langsung berlalu meninggalkan istrinya yang sibuk dengan barang - barangnya."Sama aja kamu lebih milih belanjaan!" geram Faiz membuka pintu kamar lalu me

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   7

    7 - Menjemput AmiraAmira membaringkan tubuhnya di kasur, lalu meraih tas dan mengambil handphone merek samsung J1 ace hasil jerih payahnya sendiri. Ia lekas mengirim pesan pada bosnya untuk izin cuti beberapa hari.[Bosss,] - Amira Setelah mengirim pesan itu ia langsung bangkit, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Menatap cermin dihadapannya, lalu menjitak kepalanya sendiri."Apa yang aku pikirkan," monolog Amira pada dirinya."Apakah pria itu akan menerimaku nanti?" tanyanya lagi menatap bayangannya di cermin."Tapi aku tidak mau selalu merepotkan Tante Sarah," gumamnya."Aku ingin membuat bahagia Tante, dengan cara menerima lamaran ini, karena Tante sangat menginginkannya." Amira bersandar pada dinding kamar mandi."Sudahlah, nanti saja aku pikirkan, sekarang ayo segera mandi dan meminta izin pada Bos," ujarnya pada diri sendiri, perlahan menanggalkan pakaian yang ia pakai.Selesai membersihkan diri lalu memakai baju tidur, lekas membaringkan tubuhnya tak lupa mengge

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   8

    8 - bertamu, malah bertemu calon istri kedua.Amira menatap Arum yang sibuk memilih pakaian untuknya, hanya bisa menghela napas saat wanita itu memberikan beberapa baju, rok dan celana. "Ini, cepat cobalah!" perintah Arum. “Buuu, ini terlalu banyak," keluh Amira menatap pakaian yang ia pegang. "Pakailah, cepat! Ibu ingin melihatnya," kata Arum tidak menerima penolakan. "Menurut saja, Mbak," ucap Rangga menatap Amira."Hmmm," gumam Amira lalu melangkah ke ruang ganti, sehabis memakai dan diperlihatkan ke calon mertuanya. Semua langsung di borong yang ia pakai, membuat tak percaya"Sudah ya Bu, Rangga ingin bertemu Alina," pinta Rangga dengan memang pupy eyes dihadapan Arum, ingin sekali Amira tertawa melihatnya."Ya sudah, antar Ibu dan Amira pulang," balas Arum membuat bibir Rangga merekah, lalu membawakan belanjaan Amira dan berjalan dengan cepat ke mobil."Semangat sekali dia," gumam Amira menatap Rangga, didengar oleh Arum."Diakan mau bertemu kekasihnya," seru Arum membuat Ami

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   9

    9 - CemburuFaiz segera menghampiri istrinya lalu mengambil botol air itu, beruntung tidak tumpah. "Kamu gak papa, 'kan?" tanya Faiz memegang bahu Sekar, wanita itu menggeleng lalu melangkah pergi ke ruang tamu."Faiz, katanya mau bantuin, Ibu." Arum menatap anaknya yang hendak mengikuti Sekar."Iya, Bu," sahut Faiz lemah, ia melangkah lalu melanjutkan memotong sayuran lagi.Sehabis memasak, mereka langsung menyiapkan di meja. Faiz memanggil istrinya untuk diajak makan. "Aku ambilkan, Mas," ucap Sekar menyendok permol ikan mas pedas lalu menaruh di piring Faiz, ia juga mengambil untuknya."Wahhhhh, Amira, kamu sangat pintar masak," puji Arum setelah memakan permol ikan mas pedas buatan gadis itu.Faiz mengangguk membenarkan ucapan sang Ibu. "Iya, sama persis seperti buatan Ibu," ujarnya membuat Amira tersipu malu, sedangkan Sekar menahan amarah."Buuuu," panggil Sekar, Arum hanya berdehem fokus melahap makanan."Kenapa Ibu, memilih bocah untuk menjadi istri Mas Faiz," ungkap Sekar m

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   10

    Sebelum baca tolong follow dan sub, selamat membaca semoga kalian suka.10 - CemburuMereka berjalan kaki dalam diam, hanya suara kendaraan yang membuat tidak terlalu sunyi. "Mau ke mana kita? Maaf, istriku membawa mobil kami. Sedangkan di rumah Ibu, mobilnya dibawa Rangga," jelas Faiz, Amira hanya tersenyum menanggapinya."Tak apa, kita jalan sekitar sini aja," sahut Amira pelan."Jangan begitu, kita makan saja yuk," ajak Faiz menatap Amira yang menggeleng."Tidak ah, masih kenyang. Kitakan baru saja makan," balas Amira dibalas anggukan oleh Faiz."Iya juga sih, terus kita ke mana dong," kata Faiz lalu berhenti berjalan dan mengelus dagunya berpikir, Amira melihat calon suaminya tanpa berkedip, dia terpesona dengan ketampannan Faiz.Merasa diperhatikan ia menatap Amira, dia terkekeh saat gadis itu memalingkan wajahnya karena ketangkap basah tengah menatapnya. "Aku memang tampan, jadi gak terkejut saat calon istriku terpesona," kekeh Faiz dengen pedenya membuat Amira berdesis."Kepe

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   11

    11 - Acara lamaranSekar merajuk, wanita itu mendiamkan Faiz dua hari ini. Membuat dirinya frustasi, apalagi sekarang waktunya ia melakukan niat baik unruk melamar Amira, ada kerinduan di hatinya, tidak melihat wanita itu, apakah dia sudah jatuh hati pada calon istri keduanya? entahlah Faiz masih bingung.Menatap pantulan di kaca lemari, ia perlahan mengukir senyuman di bibirnya. Melirik istrinya yang masih terlelap di kasur, ia mengembuskan napas lalu perlahan melangkah mendekat dan mengecup kening Sekar. Sehabis itu pergi keluar karena waktunya sudah tidak banyak lagi, ia juga harus menjemput Ibunya untuk pergi ke rumah Tante Sarah kata Arum, Faiz sempat bingung sang Ibunda memberitahu.Setelah sampai di rumah Arum, wanita itu langsung tergesa - gesa masuk ke mobil. Faiz cepat - cepat melajukan kendaraanya, mengikuti arahan Ibunya untuk sampai ke rumah Sarah, sesampainya mereka melangkah masuk saat dipersilakan oleh suaminya Sarah karena pria itu berada diluar."Assalamualaikum," uc

Bab terbaru

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   51

    51 - Waktu yang ditungguEmpat puluh hari berlalu, masa nipas Amira berakhir. Senyuman keduanya mengembang saat aqiqah anak-anaknya telah berlangsung. Acara yang dilaksanakan di rumah baru mereka, kediaman yang dulu dijual oleh Faiz. Amira resmi jadi istri satu-satunya karena Faiz dan Sekar telah bercerai.Rangga dan Alina menimang saling satu anak Faiz, mereka akan menikah beberapa hari lagi. Lelaki tersebut setelah berbicara pada Ibunya dan hari esok langsung melamar kekasih hati. "Masss, allhamdulillah semuanya berjalan lancar," ucap Amira memandang suaminya."Iya, sayang. Allhamdulillah, semoga keluarga kita menjadi sakinah mawadah warohmah ya," balas Faiz menggenggam tangan Amira."Aminnn." Setelah mengucapkan itu, mereka langsung menoleh karena mendengar deheman seseorang."Kayanya lagi ada yang kangen nih, sabar-sabar, bentar lagi malam kok," goda Rangga mendapatkan cubitan dari Alina disampingnya."Aduhhh, apaan sih, sayang." Rangga mengaduh lalu memandang kekasihnya dengan

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   50

    50 - Sahabat selalu adaFaiz memandang rumah Ibunya setelah sampai, lalu menarik napas dan membuang perlahan. Baru saja hendak mengetuk pintu, benda itu telah terbuka. Arum yang membuka langsung mengajak anaknya masuk saat mengetahui Faiz di depan."Mira, Faiz sudah datang," ucap Arum saat sampai ruang tengah, terlihat Amira tengah berbincang dengan kekasih Rangga."Mira, ayo kita pulang," ajak Faiz saat melihat istrinya tengah memberi asi kepada kedua anaknya."Pulang, pulangggg. Menginaplah disini dulu, kasian Mira dia butuh istrirahat," seloroh Arum memandang anaknya tajam."Tapi Bu, nanti rumah kosong dong," seru Faiz mendapatkan decakan kesal Arum."Emang kenapa, udah kamu kunci'kan. Rumahmu gak bakal ngilang ini, kalau ditinggal cuma sehari, gak punya kaki'kan dia," sinis Arum membuat Rangga tertawa."Masss, mau minum?" tawar Amira memberikan anaknya pada Rangga dan kekasih adik iparnya."Aku buat sendiri aja, kamu istirahat," seru Faiz lalu melangkah menuju dapur."Ibu mau buat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   49

    49 - Amarah FaizFaiz langsung membuka laptop dan menuruti perkataan Amira. Matanya membulat dan tangan mengepal saat melihat adegan di layar, ia sangat tak percaya tapi di hadapannya adalah bukti. Dia terus melihat semua rekaman CCTV setiap harinya dan jam yang sama, dadanya bergemuruh karena marah dengan cepat meraih handphone untuk menelepon istri pertamanya."Ada apa, Mas?" tanya Sekar dengan suara manja."Di mana kamu!" bentak Faiz membuat yang ditelepon terkejut."Lagi arisan sama teman, Mas. Akukan sudah bilang padamu," balas Sekar dengan suara gemetar."Pulang!" hardik Faiz lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban istrinya.Faiz memasukan ponsel ke saku lalu melangkah keluar menemui Amira yang ternyata tengah menyusui anak-anaknya. Dengan langkah pelan ia mendekat dan memandang Amira sayu. Ia berjongkok di hadapan Amira nan tengah duduk. "Maafkan aku, maukan kamu bersamaku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu dari awal?" tanya Faiz dengan suara terisak.Amira me

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   48

    48 - Bertemu wanita yang di talak FaizMereka telah sampai di rumah Arum, Rangga membukakan pintu saat bel berbunyi. Pria tersebut ngeryitkan alis saat melihat kakaknya dan dua bayi kembar. Matanya membesar saat melihat duo twin yang menggemaskan."Kakak, pinjem bentar. Mau foto bareng," pinta Rangga dengan hati-hati mengambil bayi dalam gendongan Kakaknya."Hati-hati, Ngga," kata Faiz saat anaknya telah pindah ke tangan Rangga."Ini ponakanku, Kak?" tanya Rangga sambil mencolek hidung keponakannya."Iya, Ngga. Yang dipegang Ibu juga keponakanmu," sahut Faiz lalu melirik sekitar."Wahhh, Mbak Amira melahirkan anak kembar. Semoga saat aku menikah dengan kekasihku, aku diberi anak kembar juga," tutur Rangga hanya dibalas senyuman tipis oleh Faiz."Kamu mencari Amira?" tanya Arum sinis saat melihat anaknya melirik sekitar."Mbak Amira lagi istirahat, dia belum keluar sedari tadi semenjak Ibu pergi," seru Rangga dibalas anggukan Faiz."Mira di kamar bekasmu, Iz," seloroh Arum, Faiz langsu

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   47

    47 - Amira mulai beraksiSetelah kepergian kedua manusia itu, Amira menutup wajah karena netra sudah banjir air mata. Walau berusaha tegar tapi tetap ia hanya seorang wanita, hatinya sangat rapuh dan hancur saat sang suami tak percaya padanya. Sehabis letih menangis Amira jatuh tertidur.Malam tiba Arum masuk ke bilik Amira untuk melihat menantu kesayangan. Ia melihat mata bengkak wanita itu lalu bergegas mendekat dan memegang pipi Amira. Perempuan paruh baya tersebut duduk di kursi dan memandang paras sendu Amira."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arum lembut.Amira menggeleng lemah, tanpa sadar air mata berjatuhan lagi."Kenapa kamu menangis, sayang. Cerita dong sama Ibu," pekik Arum bangkit lagi untuk mengusap air mata Amira yang berjatuhan."Anakku mana, Bu?" tanya Amira dengan suara serak dan lemah."Baby twin dibawa oleh Faiz ke rumah, memang dia tak bilang padamu?" balas Arum dengan wajah bingung memandang menantunya."Aku ditalak, Mas Faiz," lirih Amira membuat Arum membulatkan mat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   46

    46 - PertengkaranFaiz menemani istrinya saat menjalani operasi, sedangkan Arum menunggu di luar. Setelah mendengar suara tangisan bayi, Faiz terus mengucapkan terimakasih dan mengecup kening Amira. Wanita itu hanya bisa mengeluarkan air mata karena terharu, dirinya bisa memiliki dua bayi sekaligus."Terimakasih, sayang." Faiz terus mengucapkan kalimat itu."Kamu wanita terhebat kedua untukku," seru Faiz lagi."Mass, pergilah jika ingin melihat anak kita," ucap Amira dibalas anggukan Faiz."Terimakasih pengertiannya," kata Faiz sekali lagi lalu mengucap kening Amira dan pergi melihat anak-anaknya."Dokkkk, dingin," adu Amira mengigit bibir bawahnya."Sabar ya, sebentar lagi," sahut Dokter."Ingin kamu jangan batuk," peringatan Dokter lagi."Iya Dok." Amira mengangguk.Setelah selesai operasi, Amira langsung dipindahkan. Pintu ruangan di mana Amira berada terbuka, terlihat Sekar menatapnya tajam. Wanita tersebut mendekat dan berhenti tepat di samping brankar."Ini chek, seratus juta un

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   45

    45 - Jadwal CaesarSetelah melihat rekaman CCTV itu, Amira masih terdiam memikirkan apa yang harus dilakukan. Sudah seminggu dia mengecek dan masih sama. Sekar membawa seorang lelaki dan bersanggama di setiap bilik, ia mengembuskan napasnya pelan lalu meraih handphone untuk menelepon suaminya."Hai sayang," sapa Faiz saat menerima telepon dari istrinya."Hai juga, Mas," balas Amira seadanya, terdengar lirih membuat Faiz menautkan alis."Kenapa suara kamu lesu banget?" tanya Faiz lalu mengalihkan telepon menjadi video call.Amira menerima video call itu, mengarahkan kamera ke wajahnya yang langsung mengulas sebuah senyuman. "Tak apa, hanya beberapa hari ini aku lemas banget," ujar Amira membuat Faiz mengangguk kepala paham."Tidurlah," perintah Faiz lembut membuat Amira mengerucutkan bibirnya."Tapikan aku baru saja nelepon, Mas!" rajuk Amira membuat Faiz terkekeh."Nanti aku yang telepon balik," seru Faiz."Janji ya! pokoknya harus telepon balik," ujar Amira dibalas anggukan oleh Faiz

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   44

    44 - Diluar batasHari ini tepatnya Faiz berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaannya yang lain. Kemarin pria tersebut membawa keluar Amira, ingin membicarakan kepergiaan yang cukup lama sekitar dua minggu. Setelah memandang kepergian suami mereka, Sekar langsung mendorong kursi roda menuju kamar Amira."Lo diam aja di sini! Gue mau tidur dulu," ketus Sekar saat membantu Amira berbaring di kasur."Mbak, tolong bukain jendela. Pasti tadi Mas Faiz lupa karena buru-buru," seloroh Amira membuat Sekar mendengkus tapi menurutinya."Sudah'kan, aku juga sudah siapkan makanan untuk siang tuh, di nakas. Jadi jangan ganggu tidurku!" ujar Sekar dengan nada ketus lalu melangkah pergi.Amira mengembuskan napasnya pelan menerima semua perilaku Kakak madunya. Ia memandang keluar jendela dan memandang langit kamar, berusaha memperbaiki posisi agar nyaman. Mata mulai terpejam masuk ke alam mimpi semalaman ia bergadang dengan suaminya bermain ludo, itu akibat Faiz terburu-buru akibat hendak terl

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   43

    43 - mengulur waktuAmira memakan pesanannya dengan lahap, Faiz tersenyum geli memandang bibir Amira yang penuh dengan saos. Spontan lengan lelaki tersebut terulur untuk membersihkan benda kenyal itu dengan ibu jarinya. Amira terdiam, bola matanya langsung memandang manik hitam milik Faiz."Kamu itu seperti anak kecil, makan aja masih belepotan," kekeh Faiz lalu tatapan mereka saling beradu.Amira mempautkan bibirnya lalu menepis lengan Faiz. "Iya aku ini masih kecil dan akan memiliki dua anak kecil!" ketus Amira menatap kesal ke arah Faiz."Ishhh, istriku marah," goda Faiz mencolek hidung Amira."Massss," rengek Amira mempautkan bibir tapi masih melahap pizza."Iya-iya Maaf, ayo cepat habiskan pizzanya. Nanti aku ajak keliling," tutur Faiz membuat bibir Amira yang tadi cemberut sekarang melengkung membentuk senyuman."Awas, Mas udah janji. Jangan sampai mengingkari nanti aku marah!" seloroh Amira dengan mulut penuh makanan dan jari menunjuk suaminya."Kamu sangat menggemaskan." Faiz

DMCA.com Protection Status