Share

5

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-16 14:19:08

5 - Arisan gigolo

Sehabis sampai di rumah, Arum langsung mengajak Faiz untuk masuk dulu menunggu gerimis reda. Karena saat diperjalanan tadi, hujan es tiba - tiba saja mengguyur bumi ini.

"Faiz, ini teh buat kamu," ucap Arum menyodorkan segelas teh manis hangat.

"Terimakasih, Bu," kata Faiz menerima teh itu lalu menaruh di meja.

"Ibu ingin bicara denganmu," tutur Arum duduk di kursi lalu menatap anaknya.

"Bicara saja Bu, Faiz juga lagi cuti kok," sahutnya meraih cemilan lalu memakannya.

"Lusa kamu ke sini, kamu harus bertemu dengan calon istrimu," terang Arum, menatap reaksi Faiz yang membulatkan matanya.

"Biasa aja kali," tegur Arum melemparkan kulit kacang ke wajah Faiz.

"Yang benar saja Bu, Ibu sudah menemukan siapa yang akan jadi calon istriku," ucap Faiz lemah, ia sangat tidak mau melukai hati istrinya.

"Sudah, Ibu juga mengenalnya dengan baik. Jadi pilihan Ibu tidak akan salah," ujar Arum sangat percaya diri.

"Aku tidak mau menyakiti Sekar, Buuuu," ungkap Faiz mengusap wajahnya frustasi.

"Yang penting kamu tidak bermain belakang atau menikah diam - diam, Faiz," ujar Arum dengan sedikit geramman.

"Buuuu, apa tidak bisa sabar sebentar saja. Aku mau membujuk agar Sekar mau hamil," ujar Faiz memelas sambil menatap sang Ibunda. 

"Kau ini seperti tidak tau sifat istrimu, istrimu itu keras kepala! sekali bilang tidak ya tidak," terang Arum mencubit lengan Faiz karena gemas.

"Sudahlah, kamu ikuti ucapan Ibu, apa kamu mau melihat Ibu tiada tanpa menimang cucu,"   kata Arum lagi dengan suara lemah.

"Buuuuu, jangan bicara seperti itu," tegur Faiz tak suka.

"Makanya, kamu harus nurut sama Ibu, dan mau menikah dengan wanita pilihan Ibu," ujar Arum.

"Iya Bu," sahut Faiz lelah. 

"Lusa, kamu ke rumah Ibu, Ibu akan perkenalkan dia denganmu," perintah Arum dibalas anggukan oleh Faiz.

"Kenapa cepat sekali, Bu?" tanya Faiz lalu menyeruput tehnya lagi.

"Lebih cepat lebih baik, pasti kamu akan menyukai wanita pilihan, Ibu," ucap Arum percaya diri membuat Faiz menggelengkan kepalanya.

"Semoga saja," sahut Faiz lemah, lalu menoleh ke jendela melihat hujan sudah reda.

"Bu, aku pamit pulang, hujan sudah reda," kata Faiz bangkit dari duduknya lalu mendekati Arum untuk mencium punggung tangan sang Ibu.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, hati - hati Faiz," ucap Arum mengantarkan anaknya sampai depan pintu.

Faiz mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tengah memikirkan gimana hidupnya jika menikah lagi. Setelah sampai di rumah, tidak mendapatkan mobil sang istri, memang dirinya membelikan kendaraan roda empat itu untuk sang terkasih.

"Sekarrr," panggil Faiz membuka pintu dengan kunci cadangan, ia mencari di setiap ruangan tetapi tidak ada istrinya.

"Dia ke mana, kenapa tidak izin dulu padaku jika mau pergi! Kebiasaan!" geram Faiz menjatuhkan tubuhnya di sofa lalu meraih ponsel untuk menelepon sang istri. 

"Kamu di mana!" bentak Faiz membuat Sekar yang baru saja mengangkat telepon terkejut.

"Arisan, Mas. Gak usah bentak juga kali," sahut Sekar.

"Kenapa tidak izin dulu padaku, jika pergi," tegur Faiz menghela napas kesal.

"Kamukan lagi anterin Ibu pulang, lagian takut ada hujan," kilah Sekar karena dia memang malah meminta izin pasti tidak dibolehkan.

"Lain kali izin jika mau ke mana - mana, jika aku sedang cuti ataupun kerja!" seru Faiz hanya dianggap angin lalu.

"Iya - iya. Udah ya Mas, aku mau kumpul - kumpul lagi," ujar Sekar lalu mematikan sambungan teleponnya membuat Faiz marah sekali.

"Aku ngapain sekarang," gumam Faiz setelah menaruh ponselnya di meja.

"Tidur sajalah. Kalau tau begini, mendingan aku kerja aja tadi," gumam Faiz melangkah ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

***

"Siapa Sekar?" tanya Aruna --- teman SMAnya.

"Suami gue," balas Sekar tak peduli.

"Jadi ikutan gak arisan gigolonya? Dia sangat tampan dan kuat di ranjang lho," ujar Aruna pelan hanya didengar oleh orang di mejanya saja.

"Tapi kenapa harganya sangat mahal," gerutu  Sekar menaruh ponselnya ke dalam tas.

"Dia sangat susah di bokingnya, Sekar. Makanya harganya sangat mahal, dia sangat memuaskan pelanggan, gue jamin." Aruna memberikan foto gigolo itu yang tengah telanjang membuat Sekar menelan savilanya.

"Sekarang gue mau nanya lagi, siapa yang mau ikutan arisan ini?" tanya Aruna menoleh ke beberapa wanita di meja.

"Boleh juga," ucap Rara langsung menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Gue ikut, gue ngeces ngeliat itunya, tapi uangnya nanti gue gak bawa uang cash. " Tara  masih menatap layar ponsel milik Aruna.

"Oke, kalian ikut semua nih?" tanya Aruna menatap delapan wanita termasuk Sekar, mereka semua mengangguk.

"Boleh deh, gue penasaran juga." Sekar langsung menyodorkan beberapa lembar uang.

"Kurang Sekar," ucap Aruna menerima uang itu.

"Nanti sisanya kalau pas ngocok," balas Sekar membuat Aruna mengangguk kepalanya.

"Minggu depan, kita langsung ke club dan ngocok ya." Aruna langsung memasukan uang yang terkumpul ke dalam tasnya.

"Udah 'kan? gue pamit dulu, suami gue bentar lagi pulang." Tara melirik jam di tangannya, lalu bangkit pergi saat Aruna mengangguk sebagai jawaban.

"Dia paling ngebet ikutan arisan ini," gumam Aruna menatap Tara yang menyetop taksi.

"Gimana gak ngebet Run, orang dia nikah sama kakek - kakek. Pasti di ranjang payah, dan dia gak puas, apalagi dia paling muda diantara kita," seru Rara dibalas anggukan oleh semuanya.

"Kasian dia, demi membayar hutang keluarnya, dia rela nikah sama tuh kakek - kakek," ucap Sekar menatap kepergian Tara.

"Semoga aja suaminya cepat mati, dan harganya jatuh pada Tara," ujar Rara membuat semua orang menoleh menatapnya.

"Tara 'kan istri keempat Ra, tapi semoga aja dia kebagian warisan dari kakek tua itu." Aruna langsung bangkit saat menerima telepon dari selingkuhannya.

"Gue angkat telepon dulu ya," pamitnya menjauh dari meja.

Bab terkait

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   6

    6 - Menerima?Faiz menatap kesal ke arah istrinya, wanita itu baru saja pulang pukul sembilan malam. Ia membawa barang belanjaan lalu menaruh di meja, duduk dan melihat - lihat mengabaikan suaminya sedari tadi menatapnya tajam."Sekar, kamu dengerin aku gak sih!" bentak Faiz meraih lengan Sekar agar wanita itu balas menatapnya."Dengerin kok, Mas," sahut Sekar malas, lalu berusaha melepaskan cekalan suaminya."Masssss, lepasin. Aku mau lihat - lihat belanjaaan aku," pinta Sekar membuat Faiz semakin marah."Memang pentingan mana, aku atau belanjaan kamu!" hardik Faiz melepaskan cekalannya dengan kasar membuat Sekar mengaduh sakit."Sakit, Mas." Sekar mengelus pergelangan tangannya."Aku atau belanjaan!" geram Faiz menatap kesal ke arah istrinya."Mas lah, tapi aku beresin belanjaan dulu ya," ujar Sekar lalu meraih belanjaannya, Faiz langsung berlalu meninggalkan istrinya yang sibuk dengan barang - barangnya."Sama aja kamu lebih milih belanjaan!" geram Faiz membuka pintu kamar lalu me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   7

    7 - Menjemput AmiraAmira membaringkan tubuhnya di kasur, lalu meraih tas dan mengambil handphone merek samsung J1 ace hasil jerih payahnya sendiri. Ia lekas mengirim pesan pada bosnya untuk izin cuti beberapa hari.[Bosss,] - Amira Setelah mengirim pesan itu ia langsung bangkit, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Menatap cermin dihadapannya, lalu menjitak kepalanya sendiri."Apa yang aku pikirkan," monolog Amira pada dirinya."Apakah pria itu akan menerimaku nanti?" tanyanya lagi menatap bayangannya di cermin."Tapi aku tidak mau selalu merepotkan Tante Sarah," gumamnya."Aku ingin membuat bahagia Tante, dengan cara menerima lamaran ini, karena Tante sangat menginginkannya." Amira bersandar pada dinding kamar mandi."Sudahlah, nanti saja aku pikirkan, sekarang ayo segera mandi dan meminta izin pada Bos," ujarnya pada diri sendiri, perlahan menanggalkan pakaian yang ia pakai.Selesai membersihkan diri lalu memakai baju tidur, lekas membaringkan tubuhnya tak lupa mengge

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   8

    8 - bertamu, malah bertemu calon istri kedua.Amira menatap Arum yang sibuk memilih pakaian untuknya, hanya bisa menghela napas saat wanita itu memberikan beberapa baju, rok dan celana. "Ini, cepat cobalah!" perintah Arum. “Buuu, ini terlalu banyak," keluh Amira menatap pakaian yang ia pegang. "Pakailah, cepat! Ibu ingin melihatnya," kata Arum tidak menerima penolakan. "Menurut saja, Mbak," ucap Rangga menatap Amira."Hmmm," gumam Amira lalu melangkah ke ruang ganti, sehabis memakai dan diperlihatkan ke calon mertuanya. Semua langsung di borong yang ia pakai, membuat tak percaya"Sudah ya Bu, Rangga ingin bertemu Alina," pinta Rangga dengan memang pupy eyes dihadapan Arum, ingin sekali Amira tertawa melihatnya."Ya sudah, antar Ibu dan Amira pulang," balas Arum membuat bibir Rangga merekah, lalu membawakan belanjaan Amira dan berjalan dengan cepat ke mobil."Semangat sekali dia," gumam Amira menatap Rangga, didengar oleh Arum."Diakan mau bertemu kekasihnya," seru Arum membuat Ami

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   9

    9 - CemburuFaiz segera menghampiri istrinya lalu mengambil botol air itu, beruntung tidak tumpah. "Kamu gak papa, 'kan?" tanya Faiz memegang bahu Sekar, wanita itu menggeleng lalu melangkah pergi ke ruang tamu."Faiz, katanya mau bantuin, Ibu." Arum menatap anaknya yang hendak mengikuti Sekar."Iya, Bu," sahut Faiz lemah, ia melangkah lalu melanjutkan memotong sayuran lagi.Sehabis memasak, mereka langsung menyiapkan di meja. Faiz memanggil istrinya untuk diajak makan. "Aku ambilkan, Mas," ucap Sekar menyendok permol ikan mas pedas lalu menaruh di piring Faiz, ia juga mengambil untuknya."Wahhhhh, Amira, kamu sangat pintar masak," puji Arum setelah memakan permol ikan mas pedas buatan gadis itu.Faiz mengangguk membenarkan ucapan sang Ibu. "Iya, sama persis seperti buatan Ibu," ujarnya membuat Amira tersipu malu, sedangkan Sekar menahan amarah."Buuuu," panggil Sekar, Arum hanya berdehem fokus melahap makanan."Kenapa Ibu, memilih bocah untuk menjadi istri Mas Faiz," ungkap Sekar m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   10

    Sebelum baca tolong follow dan sub, selamat membaca semoga kalian suka.10 - CemburuMereka berjalan kaki dalam diam, hanya suara kendaraan yang membuat tidak terlalu sunyi. "Mau ke mana kita? Maaf, istriku membawa mobil kami. Sedangkan di rumah Ibu, mobilnya dibawa Rangga," jelas Faiz, Amira hanya tersenyum menanggapinya."Tak apa, kita jalan sekitar sini aja," sahut Amira pelan."Jangan begitu, kita makan saja yuk," ajak Faiz menatap Amira yang menggeleng."Tidak ah, masih kenyang. Kitakan baru saja makan," balas Amira dibalas anggukan oleh Faiz."Iya juga sih, terus kita ke mana dong," kata Faiz lalu berhenti berjalan dan mengelus dagunya berpikir, Amira melihat calon suaminya tanpa berkedip, dia terpesona dengan ketampannan Faiz.Merasa diperhatikan ia menatap Amira, dia terkekeh saat gadis itu memalingkan wajahnya karena ketangkap basah tengah menatapnya. "Aku memang tampan, jadi gak terkejut saat calon istriku terpesona," kekeh Faiz dengen pedenya membuat Amira berdesis."Kepe

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   11

    11 - Acara lamaranSekar merajuk, wanita itu mendiamkan Faiz dua hari ini. Membuat dirinya frustasi, apalagi sekarang waktunya ia melakukan niat baik unruk melamar Amira, ada kerinduan di hatinya, tidak melihat wanita itu, apakah dia sudah jatuh hati pada calon istri keduanya? entahlah Faiz masih bingung.Menatap pantulan di kaca lemari, ia perlahan mengukir senyuman di bibirnya. Melirik istrinya yang masih terlelap di kasur, ia mengembuskan napas lalu perlahan melangkah mendekat dan mengecup kening Sekar. Sehabis itu pergi keluar karena waktunya sudah tidak banyak lagi, ia juga harus menjemput Ibunya untuk pergi ke rumah Tante Sarah kata Arum, Faiz sempat bingung sang Ibunda memberitahu.Setelah sampai di rumah Arum, wanita itu langsung tergesa - gesa masuk ke mobil. Faiz cepat - cepat melajukan kendaraanya, mengikuti arahan Ibunya untuk sampai ke rumah Sarah, sesampainya mereka melangkah masuk saat dipersilakan oleh suaminya Sarah karena pria itu berada diluar."Assalamualaikum," uc

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   12

    12 - jalan berdua atau kencan?"Bang, bakso satu, sama mie ayam campur bakso satu," ucap Amira memesan, lalu mereka duduk di kursi menunggu pesanan."Ini Neng," ucap kang dagangnya, lalu menaruh dua mangkuk di meja."Makasih, Mang," seru Amira dibalas anggukan kang bakso."Ayo makan, ini enak lho," ucap Amira sambil menuangkan saos di mie ayamnya dan lekas mengaduk lalu melahapnya membuat Faiz tersenyum, ia pun ikut makan.Selesai makan, Faiz melirik jam tangannya. Ia menatap Amira yang baru saja meneguk air, gadis itu merasa diperhatikan akhirnya menoleh."Ada apa?" tanya Amira menyudahi minumnya."Ayo cepat, kita harus ke butik," ucap Faiz sambil bangkit lalu memanggil kang bakso untuk membayar."Eh, gak usah biar aku aja," tolak Amira tetapi mendapatkan pelototan dari Faiz."Jangan menghina aku, Amira," ucap Faiz dengan nada datar, ia menarik lengan Amira

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   13

    13 - Aksi Sekar di akad suaminya.Sehabis mengantar Amira pulang, sedangkan Arum sudah dijemput Rangga. Ia mengendarai mobil menuju rumahnya, karena seperti Sekar marah padanya. Sesampai di kediamannya, Faiz langsung memasukan kendaraan roda empat itu ke garasi. Membuka pintu dengan kunci cadangan, ia menatap sang jelita tengah nenonton televisi, tetapi ruangan ini sangat berantakan barang - barang berserakan membuat dirinya tanpa sadar mengembuskan napas lelah."Sekar, selesai menonton bereskan ruangan ini," ucap Faiz, membuat Sekar yang fokus manatap layar televisi, menoleh."Kamu sudah pulang," kata Sekar dengan nada sinis, ia bangkit dan mendekati Faiz."Iya," sahut Faiz dengan malas, membalas tatapan Sekar yang memandangnya sinis."Sudah puas, kencan dengan pelakor itu," sergah Sekar lalu melipat kedua tangannya di depan dada."Dia bukan pelakor, Sekar. Dia calon adik madumu, kamu sendiri yang menyuruhku," ujar Faiz masih berusaha sabar, dengan sikap Sekar yang mulai menyebalkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27

Bab terbaru

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   51

    51 - Waktu yang ditungguEmpat puluh hari berlalu, masa nipas Amira berakhir. Senyuman keduanya mengembang saat aqiqah anak-anaknya telah berlangsung. Acara yang dilaksanakan di rumah baru mereka, kediaman yang dulu dijual oleh Faiz. Amira resmi jadi istri satu-satunya karena Faiz dan Sekar telah bercerai.Rangga dan Alina menimang saling satu anak Faiz, mereka akan menikah beberapa hari lagi. Lelaki tersebut setelah berbicara pada Ibunya dan hari esok langsung melamar kekasih hati. "Masss, allhamdulillah semuanya berjalan lancar," ucap Amira memandang suaminya."Iya, sayang. Allhamdulillah, semoga keluarga kita menjadi sakinah mawadah warohmah ya," balas Faiz menggenggam tangan Amira."Aminnn." Setelah mengucapkan itu, mereka langsung menoleh karena mendengar deheman seseorang."Kayanya lagi ada yang kangen nih, sabar-sabar, bentar lagi malam kok," goda Rangga mendapatkan cubitan dari Alina disampingnya."Aduhhh, apaan sih, sayang." Rangga mengaduh lalu memandang kekasihnya dengan

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   50

    50 - Sahabat selalu adaFaiz memandang rumah Ibunya setelah sampai, lalu menarik napas dan membuang perlahan. Baru saja hendak mengetuk pintu, benda itu telah terbuka. Arum yang membuka langsung mengajak anaknya masuk saat mengetahui Faiz di depan."Mira, Faiz sudah datang," ucap Arum saat sampai ruang tengah, terlihat Amira tengah berbincang dengan kekasih Rangga."Mira, ayo kita pulang," ajak Faiz saat melihat istrinya tengah memberi asi kepada kedua anaknya."Pulang, pulangggg. Menginaplah disini dulu, kasian Mira dia butuh istrirahat," seloroh Arum memandang anaknya tajam."Tapi Bu, nanti rumah kosong dong," seru Faiz mendapatkan decakan kesal Arum."Emang kenapa, udah kamu kunci'kan. Rumahmu gak bakal ngilang ini, kalau ditinggal cuma sehari, gak punya kaki'kan dia," sinis Arum membuat Rangga tertawa."Masss, mau minum?" tawar Amira memberikan anaknya pada Rangga dan kekasih adik iparnya."Aku buat sendiri aja, kamu istirahat," seru Faiz lalu melangkah menuju dapur."Ibu mau buat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   49

    49 - Amarah FaizFaiz langsung membuka laptop dan menuruti perkataan Amira. Matanya membulat dan tangan mengepal saat melihat adegan di layar, ia sangat tak percaya tapi di hadapannya adalah bukti. Dia terus melihat semua rekaman CCTV setiap harinya dan jam yang sama, dadanya bergemuruh karena marah dengan cepat meraih handphone untuk menelepon istri pertamanya."Ada apa, Mas?" tanya Sekar dengan suara manja."Di mana kamu!" bentak Faiz membuat yang ditelepon terkejut."Lagi arisan sama teman, Mas. Akukan sudah bilang padamu," balas Sekar dengan suara gemetar."Pulang!" hardik Faiz lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban istrinya.Faiz memasukan ponsel ke saku lalu melangkah keluar menemui Amira yang ternyata tengah menyusui anak-anaknya. Dengan langkah pelan ia mendekat dan memandang Amira sayu. Ia berjongkok di hadapan Amira nan tengah duduk. "Maafkan aku, maukan kamu bersamaku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu dari awal?" tanya Faiz dengan suara terisak.Amira me

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   48

    48 - Bertemu wanita yang di talak FaizMereka telah sampai di rumah Arum, Rangga membukakan pintu saat bel berbunyi. Pria tersebut ngeryitkan alis saat melihat kakaknya dan dua bayi kembar. Matanya membesar saat melihat duo twin yang menggemaskan."Kakak, pinjem bentar. Mau foto bareng," pinta Rangga dengan hati-hati mengambil bayi dalam gendongan Kakaknya."Hati-hati, Ngga," kata Faiz saat anaknya telah pindah ke tangan Rangga."Ini ponakanku, Kak?" tanya Rangga sambil mencolek hidung keponakannya."Iya, Ngga. Yang dipegang Ibu juga keponakanmu," sahut Faiz lalu melirik sekitar."Wahhh, Mbak Amira melahirkan anak kembar. Semoga saat aku menikah dengan kekasihku, aku diberi anak kembar juga," tutur Rangga hanya dibalas senyuman tipis oleh Faiz."Kamu mencari Amira?" tanya Arum sinis saat melihat anaknya melirik sekitar."Mbak Amira lagi istirahat, dia belum keluar sedari tadi semenjak Ibu pergi," seru Rangga dibalas anggukan Faiz."Mira di kamar bekasmu, Iz," seloroh Arum, Faiz langsu

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   47

    47 - Amira mulai beraksiSetelah kepergian kedua manusia itu, Amira menutup wajah karena netra sudah banjir air mata. Walau berusaha tegar tapi tetap ia hanya seorang wanita, hatinya sangat rapuh dan hancur saat sang suami tak percaya padanya. Sehabis letih menangis Amira jatuh tertidur.Malam tiba Arum masuk ke bilik Amira untuk melihat menantu kesayangan. Ia melihat mata bengkak wanita itu lalu bergegas mendekat dan memegang pipi Amira. Perempuan paruh baya tersebut duduk di kursi dan memandang paras sendu Amira."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arum lembut.Amira menggeleng lemah, tanpa sadar air mata berjatuhan lagi."Kenapa kamu menangis, sayang. Cerita dong sama Ibu," pekik Arum bangkit lagi untuk mengusap air mata Amira yang berjatuhan."Anakku mana, Bu?" tanya Amira dengan suara serak dan lemah."Baby twin dibawa oleh Faiz ke rumah, memang dia tak bilang padamu?" balas Arum dengan wajah bingung memandang menantunya."Aku ditalak, Mas Faiz," lirih Amira membuat Arum membulatkan mat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   46

    46 - PertengkaranFaiz menemani istrinya saat menjalani operasi, sedangkan Arum menunggu di luar. Setelah mendengar suara tangisan bayi, Faiz terus mengucapkan terimakasih dan mengecup kening Amira. Wanita itu hanya bisa mengeluarkan air mata karena terharu, dirinya bisa memiliki dua bayi sekaligus."Terimakasih, sayang." Faiz terus mengucapkan kalimat itu."Kamu wanita terhebat kedua untukku," seru Faiz lagi."Mass, pergilah jika ingin melihat anak kita," ucap Amira dibalas anggukan Faiz."Terimakasih pengertiannya," kata Faiz sekali lagi lalu mengucap kening Amira dan pergi melihat anak-anaknya."Dokkkk, dingin," adu Amira mengigit bibir bawahnya."Sabar ya, sebentar lagi," sahut Dokter."Ingin kamu jangan batuk," peringatan Dokter lagi."Iya Dok." Amira mengangguk.Setelah selesai operasi, Amira langsung dipindahkan. Pintu ruangan di mana Amira berada terbuka, terlihat Sekar menatapnya tajam. Wanita tersebut mendekat dan berhenti tepat di samping brankar."Ini chek, seratus juta un

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   45

    45 - Jadwal CaesarSetelah melihat rekaman CCTV itu, Amira masih terdiam memikirkan apa yang harus dilakukan. Sudah seminggu dia mengecek dan masih sama. Sekar membawa seorang lelaki dan bersanggama di setiap bilik, ia mengembuskan napasnya pelan lalu meraih handphone untuk menelepon suaminya."Hai sayang," sapa Faiz saat menerima telepon dari istrinya."Hai juga, Mas," balas Amira seadanya, terdengar lirih membuat Faiz menautkan alis."Kenapa suara kamu lesu banget?" tanya Faiz lalu mengalihkan telepon menjadi video call.Amira menerima video call itu, mengarahkan kamera ke wajahnya yang langsung mengulas sebuah senyuman. "Tak apa, hanya beberapa hari ini aku lemas banget," ujar Amira membuat Faiz mengangguk kepala paham."Tidurlah," perintah Faiz lembut membuat Amira mengerucutkan bibirnya."Tapikan aku baru saja nelepon, Mas!" rajuk Amira membuat Faiz terkekeh."Nanti aku yang telepon balik," seru Faiz."Janji ya! pokoknya harus telepon balik," ujar Amira dibalas anggukan oleh Faiz

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   44

    44 - Diluar batasHari ini tepatnya Faiz berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaannya yang lain. Kemarin pria tersebut membawa keluar Amira, ingin membicarakan kepergiaan yang cukup lama sekitar dua minggu. Setelah memandang kepergian suami mereka, Sekar langsung mendorong kursi roda menuju kamar Amira."Lo diam aja di sini! Gue mau tidur dulu," ketus Sekar saat membantu Amira berbaring di kasur."Mbak, tolong bukain jendela. Pasti tadi Mas Faiz lupa karena buru-buru," seloroh Amira membuat Sekar mendengkus tapi menurutinya."Sudah'kan, aku juga sudah siapkan makanan untuk siang tuh, di nakas. Jadi jangan ganggu tidurku!" ujar Sekar dengan nada ketus lalu melangkah pergi.Amira mengembuskan napasnya pelan menerima semua perilaku Kakak madunya. Ia memandang keluar jendela dan memandang langit kamar, berusaha memperbaiki posisi agar nyaman. Mata mulai terpejam masuk ke alam mimpi semalaman ia bergadang dengan suaminya bermain ludo, itu akibat Faiz terburu-buru akibat hendak terl

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   43

    43 - mengulur waktuAmira memakan pesanannya dengan lahap, Faiz tersenyum geli memandang bibir Amira yang penuh dengan saos. Spontan lengan lelaki tersebut terulur untuk membersihkan benda kenyal itu dengan ibu jarinya. Amira terdiam, bola matanya langsung memandang manik hitam milik Faiz."Kamu itu seperti anak kecil, makan aja masih belepotan," kekeh Faiz lalu tatapan mereka saling beradu.Amira mempautkan bibirnya lalu menepis lengan Faiz. "Iya aku ini masih kecil dan akan memiliki dua anak kecil!" ketus Amira menatap kesal ke arah Faiz."Ishhh, istriku marah," goda Faiz mencolek hidung Amira."Massss," rengek Amira mempautkan bibir tapi masih melahap pizza."Iya-iya Maaf, ayo cepat habiskan pizzanya. Nanti aku ajak keliling," tutur Faiz membuat bibir Amira yang tadi cemberut sekarang melengkung membentuk senyuman."Awas, Mas udah janji. Jangan sampai mengingkari nanti aku marah!" seloroh Amira dengan mulut penuh makanan dan jari menunjuk suaminya."Kamu sangat menggemaskan." Faiz

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status