Arum benar - benar membeli semua kebutuhan Amira, terlihat dari Faiz menenteng semua barang belanjaan. Wanita parubaya itu menarik menantunya ke sana ke mari, membuat yang ditarik kelelahan. "Ibu, kita istirahat dulu ya," pinta Faiz menatap Arum, membuat wanita itu menoleh."Belum ke beli semua, Faiz." Arum menatap kesal ke arah anaknya."Apa kamu tidak mau mengeluarkan uang untuk istrimu!" tunduh Arum tajam menatap garang ke anaknya. "Terserah kalian mau menghabiskan berapa, tapi, coba Ibu lihat Amira, dia kelelahan Bu," tutur Faiz membuat wanita parubaya itu menoleh menatap wajah lelah menantunya."Astafigrullah, maafkan Ibu, ayo kita ke resto untuk istirahat dan makan," ajak Arum menggenggam jemari Amira."Terimakasih Bu," seru Amira pelan, sungguh tungkainya sudah seperti jelly ingin ambruk saja."Berterimakasihlah, pada suamimu! dia yang mengingatkan Ibu," balas Arum membuat Amira mengangguk lalu menatap suaminya."Terimakasih, Mas," kata Amira dengan lembut membuat seperti ad
21 - Api cemburuSudah dua hari Sekar mendiamkan suaminya, tetapi belum ada bujuk rayu bahkan Faiz ikut diam membuat dia semakin marah dan membenci Amira. Terlihat istri kedua Faiz tengah memasak sarapan dengan bersenandung, jam baru saja menunjuk ke angka setengah enam. Sekar menatap tajam ke arah Amira, merasa terintai Amira menoleh dan matanya bertubruk dengan Sekar."Ehh, Mbak sudah bangun," sapa Amira mengulas senyum lalu mulai memasak lagi."Kamu pantas jadi pembantu," celetuk Sekar membuka kulkas lalu meraih air minum dan meneguknya."Mbak, Mas Faiz apa sudah bangun?" tanya Amira tak menghiraukan ucapan Sekar."Kamu gak dengar saya ngomong apa!" geram Sekar menatap tajam ke arah Amira."Denger Mbak, denger kok. Saya sekarang nanya, apa Mas Faiz sudah bangun?" tanya Amira sekali lagi, lalu menghidangkan sarapan di meja makan."Dia belum bangun, kecapean habis olahraga malam," ketus Sekar lalu duduk dikursi dan menyantap makanan."Ohhhh," sahut Amira menganggukan kepala, lalu men
Amira menatap ruangan milik Faiz, ternyata suaminya menyandar gelar CEO ia bahkan baru tau hari ini. Tangannya menyusuri bilik yang berwarna abu - abu khas pria, bokongnya mendarat ke sofa saat pegal menyerang kaki. "Kamu suka ruangan ini?" tanya Faiz ikut duduk disamping Amira lalu merengkuh pinggangnya."Suka Mas." Amira menatap sekeliling lalu bangkit mendekati meja Faiz yang terpajang foto pernikahan istri pertama suaminya."Mbak Sekar, cantik," puji Amira memegang foto pernikahan itu. "Kamu juga cantik," ungkap Faiz memeluk pinggang Amira dari belakang dan menjatuhkan dagunya ke bahu istrinya."Maaffff, aku belum sempat menaruh foto pernikahan kita," kata Faiz mencium pipi Amira sekilas."Tak apa, aku tau kamu sibuk," kata Amira memegang lengan Faiz yang memeluknya."Aku cek berkas - berkas dulu ya, kamu bisa lihat - lihat isi kantor." Faiz melepaskan pelukannya lalu melangkah ke kursi kebesaran dan mulai mengerjakan perkerjaannya."Aku keluar dulu ya, lihat - lihat," pamit Ami
32 - Sekar menang arisanJam sudah menunjuk angka tujuh malam, Sekar berada di club malam elite. Berpakaian sangat seksi, memperlihatkan paha mulus dan payudara yang hampir keluar. Senyuman bahagia terukir di bibirnya, padahal tadi pagi dia tengah marah semua itu lenyap saat namanya muncul dari kocokan. "Selamat akhirnya lo bisa rasain pisang jumbo milik Kenzi, bikin kita merem melek," ujar Aruna yang tengah menenguk wine."Bener banget Run, gue yang pernah rasain akhirnya ketagihan terus," kata Tara sambil membayangkan dirinya yang dulu mendapatkan giliran ketiga keluar kocokan."Gue jadi penasaran, segimana hotnya sih dia," ucap Sekar menerawang bagaimana aksi brondong itu di ranjang."Lo sih, pas kocokan dulu kagak ikut." Aruna menuangkan lagi wine ke gelas."Gimana dong, gue gak boleh sampe buat laki curiga," balas Sekar terdiam saat mengingat kejadian tadi membuat ia mengempalkan tangannya."Hallo lady, maaf membuat menunggu," sapa seorang pria dengan tubuh kekar, hidung mancung
24 - CumandarasaFaiz melirik jam di dinding yang menunjuk angka sebelas malam, ia memandang pintu rumah menunggu istri pertamanya pulang. Sudah ditelepon tetapi tidak diangkat, wanitanya pasti mematikan nada dering itulah kebiasaan jika tengah marah padanya."Ke mana, Sekar sih!" geram Faiz membuka pintu dan menatap keluar.Amira menatap suaminya ia perlahan mendekat lalu memegang bahu Faiz membuat pria itu menoleh dan memandangnya."Mendingan Mas tidur saja, mungkin Mbak Sekar sedang menginap," celetuk Amira memegang lengan Faiz, pria itu mengembuskan napasnya lalu mengangguk."Mungkin ucapanmu benar, dia tengah menginap. Ya sudah ayoo kita tidur," ajak Faiz lalu menutup pintu lagi dan membopong istrinya menuju kamar mereka."Massss! aku bisa jalan sendiri," pekik Amira terkejut saat tubuhnya melayang dan dalam dekapan suaminya."Mass mengingin kuah bakso darimu," ucap Faiz membuat Amira bersemu karena mengerti arti dari ucapan suaminya.Mereka lagi - lagi melakukan kegiatan panas
25 - belanja bertigaSurya telah berada di atas, Faiz tengah diruang tengah menunggu para bidadarinya berdandan untuk pergi jalan - jalan sesuai janjinya. Ia melirik jam lalu mendengkus sudah sejam dan mereka belum keluar kamar, emang dasar wanita selalu lama membuat para lelaki menunggu."Maaf, Mas. Membuat kamu menunggu," kata Amira membuat Faiz terkejut lalu memandang istrinya."Kamu berdandan," ucap Faiz memandang Amira dari atas sampai bawah."Kamu tak suka Mas? kalau gak suka aku ganti dan bersihkan make - upku," ujar Amira pelan, ia merasa jika suaminya tak menyukainya."Tidak Mira, jangan! kamu sangat menawan sayang, lakukan ini untukku." Faiz menarik lengan istri keduanya membuat Amira terjatuh dalam pangkuannya."Masss, apaan sih. Biarkan aku duduk di sofa," ujar Amira memberontak ia tak ingin bertengkar dengan Kakak madunya."Tidak sayang, tolong jangan membantah, biarkan seperti ini," perintah Faiz tak menyadari bahwa Sekar sudah berada di ruang tengah memandang kesal ke a
26 - SakitSebulan sudah pernikahan Faiz dan Amira, wanita itu sangat bahagia karena suaminya berusaha adil. Tetapi ia sedikit kesal dengan kelakukan Sekar, berusaha sabar lantaran mengerti jika saja diposisi menjadi istri pertama. Sekar pernah mengunci Amira dalam kamar mandi, disaat Faiz sudah pamit kerja dan dia baru dibukakan pintu saat pria itu pulang. Amira terbangun dari tidurnya, melirik ke samping tapi tidak menemukan Faiz. "Dimana Mas Faiz?" gumam Amira ia menguap lalu turun dari ranjang, melangkah keluar menuju dapur.Penciumannya menghirup aroma mie instan saat sampai di dapur, memandang suaminya yang tengah duduk sambil mengaduk makanan itu di mangkuk. Tiba - tiba perutnya bergejolak, dengan langkah cepat berlari menuju tempat cuci piring dan memuntahkan cairan. Faiz terkejut melihat istri berlari, ia langsung bangkit lalu menghampiri Amira dan mengurut belakang leher kekasihnya.Hueekkkk! Huekkk! Hueekkk!"Kamu kenapa, sayang?" tanya Faiz khawatir lalu cepat mengambil
27Faiz membopong istri keduanya menuju kamar, diikuti Sekar di belakang karena dia tidak ingin Amira memberitahu jika ia menyiram air es padanya. Dengan hati-hati Faiz membaringkan tubuh Amira lalu duduk memandang tajam ke arah Sekar. "Kenapa, Mas memandang seperti itu," ucap Sekar risih dipandang tajam bak ia pencuri tengah tertanggap basah dan sedang diintrogasi. "Apa kamu bodoh! Mira tengah demam, cepat ambilkan wadah dankompresan!" perintah Faiz membuat Sekar mendengkus kesal karena dikatai. Dengan langkah malas Sekar pergi mengambilkan barang yang diperintahkan. Sedangkan Faiz berbalik memandang Amira serta tatapan khawatir, lengannya terulur memegang jemari istrinya yang terasa sangat panas. Mencium kening Amira dengan penuh perasaan, perlahan wanita itu membuka matanya dan netranya langsung menangkap wajah Faiz."M-Masss," panggil Amira dengan suara lirih, membuat Faiz menjauhkan wajahnya."Kamu sudah sadar, kenapa tidak bilang kalau demam," tuntun Faiz meminta penjelasan.
51 - Waktu yang ditungguEmpat puluh hari berlalu, masa nipas Amira berakhir. Senyuman keduanya mengembang saat aqiqah anak-anaknya telah berlangsung. Acara yang dilaksanakan di rumah baru mereka, kediaman yang dulu dijual oleh Faiz. Amira resmi jadi istri satu-satunya karena Faiz dan Sekar telah bercerai.Rangga dan Alina menimang saling satu anak Faiz, mereka akan menikah beberapa hari lagi. Lelaki tersebut setelah berbicara pada Ibunya dan hari esok langsung melamar kekasih hati. "Masss, allhamdulillah semuanya berjalan lancar," ucap Amira memandang suaminya."Iya, sayang. Allhamdulillah, semoga keluarga kita menjadi sakinah mawadah warohmah ya," balas Faiz menggenggam tangan Amira."Aminnn." Setelah mengucapkan itu, mereka langsung menoleh karena mendengar deheman seseorang."Kayanya lagi ada yang kangen nih, sabar-sabar, bentar lagi malam kok," goda Rangga mendapatkan cubitan dari Alina disampingnya."Aduhhh, apaan sih, sayang." Rangga mengaduh lalu memandang kekasihnya dengan
50 - Sahabat selalu adaFaiz memandang rumah Ibunya setelah sampai, lalu menarik napas dan membuang perlahan. Baru saja hendak mengetuk pintu, benda itu telah terbuka. Arum yang membuka langsung mengajak anaknya masuk saat mengetahui Faiz di depan."Mira, Faiz sudah datang," ucap Arum saat sampai ruang tengah, terlihat Amira tengah berbincang dengan kekasih Rangga."Mira, ayo kita pulang," ajak Faiz saat melihat istrinya tengah memberi asi kepada kedua anaknya."Pulang, pulangggg. Menginaplah disini dulu, kasian Mira dia butuh istrirahat," seloroh Arum memandang anaknya tajam."Tapi Bu, nanti rumah kosong dong," seru Faiz mendapatkan decakan kesal Arum."Emang kenapa, udah kamu kunci'kan. Rumahmu gak bakal ngilang ini, kalau ditinggal cuma sehari, gak punya kaki'kan dia," sinis Arum membuat Rangga tertawa."Masss, mau minum?" tawar Amira memberikan anaknya pada Rangga dan kekasih adik iparnya."Aku buat sendiri aja, kamu istirahat," seru Faiz lalu melangkah menuju dapur."Ibu mau buat
49 - Amarah FaizFaiz langsung membuka laptop dan menuruti perkataan Amira. Matanya membulat dan tangan mengepal saat melihat adegan di layar, ia sangat tak percaya tapi di hadapannya adalah bukti. Dia terus melihat semua rekaman CCTV setiap harinya dan jam yang sama, dadanya bergemuruh karena marah dengan cepat meraih handphone untuk menelepon istri pertamanya."Ada apa, Mas?" tanya Sekar dengan suara manja."Di mana kamu!" bentak Faiz membuat yang ditelepon terkejut."Lagi arisan sama teman, Mas. Akukan sudah bilang padamu," balas Sekar dengan suara gemetar."Pulang!" hardik Faiz lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban istrinya.Faiz memasukan ponsel ke saku lalu melangkah keluar menemui Amira yang ternyata tengah menyusui anak-anaknya. Dengan langkah pelan ia mendekat dan memandang Amira sayu. Ia berjongkok di hadapan Amira nan tengah duduk. "Maafkan aku, maukan kamu bersamaku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu dari awal?" tanya Faiz dengan suara terisak.Amira me
48 - Bertemu wanita yang di talak FaizMereka telah sampai di rumah Arum, Rangga membukakan pintu saat bel berbunyi. Pria tersebut ngeryitkan alis saat melihat kakaknya dan dua bayi kembar. Matanya membesar saat melihat duo twin yang menggemaskan."Kakak, pinjem bentar. Mau foto bareng," pinta Rangga dengan hati-hati mengambil bayi dalam gendongan Kakaknya."Hati-hati, Ngga," kata Faiz saat anaknya telah pindah ke tangan Rangga."Ini ponakanku, Kak?" tanya Rangga sambil mencolek hidung keponakannya."Iya, Ngga. Yang dipegang Ibu juga keponakanmu," sahut Faiz lalu melirik sekitar."Wahhh, Mbak Amira melahirkan anak kembar. Semoga saat aku menikah dengan kekasihku, aku diberi anak kembar juga," tutur Rangga hanya dibalas senyuman tipis oleh Faiz."Kamu mencari Amira?" tanya Arum sinis saat melihat anaknya melirik sekitar."Mbak Amira lagi istirahat, dia belum keluar sedari tadi semenjak Ibu pergi," seru Rangga dibalas anggukan Faiz."Mira di kamar bekasmu, Iz," seloroh Arum, Faiz langsu
47 - Amira mulai beraksiSetelah kepergian kedua manusia itu, Amira menutup wajah karena netra sudah banjir air mata. Walau berusaha tegar tapi tetap ia hanya seorang wanita, hatinya sangat rapuh dan hancur saat sang suami tak percaya padanya. Sehabis letih menangis Amira jatuh tertidur.Malam tiba Arum masuk ke bilik Amira untuk melihat menantu kesayangan. Ia melihat mata bengkak wanita itu lalu bergegas mendekat dan memegang pipi Amira. Perempuan paruh baya tersebut duduk di kursi dan memandang paras sendu Amira."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arum lembut.Amira menggeleng lemah, tanpa sadar air mata berjatuhan lagi."Kenapa kamu menangis, sayang. Cerita dong sama Ibu," pekik Arum bangkit lagi untuk mengusap air mata Amira yang berjatuhan."Anakku mana, Bu?" tanya Amira dengan suara serak dan lemah."Baby twin dibawa oleh Faiz ke rumah, memang dia tak bilang padamu?" balas Arum dengan wajah bingung memandang menantunya."Aku ditalak, Mas Faiz," lirih Amira membuat Arum membulatkan mat
46 - PertengkaranFaiz menemani istrinya saat menjalani operasi, sedangkan Arum menunggu di luar. Setelah mendengar suara tangisan bayi, Faiz terus mengucapkan terimakasih dan mengecup kening Amira. Wanita itu hanya bisa mengeluarkan air mata karena terharu, dirinya bisa memiliki dua bayi sekaligus."Terimakasih, sayang." Faiz terus mengucapkan kalimat itu."Kamu wanita terhebat kedua untukku," seru Faiz lagi."Mass, pergilah jika ingin melihat anak kita," ucap Amira dibalas anggukan Faiz."Terimakasih pengertiannya," kata Faiz sekali lagi lalu mengucap kening Amira dan pergi melihat anak-anaknya."Dokkkk, dingin," adu Amira mengigit bibir bawahnya."Sabar ya, sebentar lagi," sahut Dokter."Ingin kamu jangan batuk," peringatan Dokter lagi."Iya Dok." Amira mengangguk.Setelah selesai operasi, Amira langsung dipindahkan. Pintu ruangan di mana Amira berada terbuka, terlihat Sekar menatapnya tajam. Wanita tersebut mendekat dan berhenti tepat di samping brankar."Ini chek, seratus juta un
45 - Jadwal CaesarSetelah melihat rekaman CCTV itu, Amira masih terdiam memikirkan apa yang harus dilakukan. Sudah seminggu dia mengecek dan masih sama. Sekar membawa seorang lelaki dan bersanggama di setiap bilik, ia mengembuskan napasnya pelan lalu meraih handphone untuk menelepon suaminya."Hai sayang," sapa Faiz saat menerima telepon dari istrinya."Hai juga, Mas," balas Amira seadanya, terdengar lirih membuat Faiz menautkan alis."Kenapa suara kamu lesu banget?" tanya Faiz lalu mengalihkan telepon menjadi video call.Amira menerima video call itu, mengarahkan kamera ke wajahnya yang langsung mengulas sebuah senyuman. "Tak apa, hanya beberapa hari ini aku lemas banget," ujar Amira membuat Faiz mengangguk kepala paham."Tidurlah," perintah Faiz lembut membuat Amira mengerucutkan bibirnya."Tapikan aku baru saja nelepon, Mas!" rajuk Amira membuat Faiz terkekeh."Nanti aku yang telepon balik," seru Faiz."Janji ya! pokoknya harus telepon balik," ujar Amira dibalas anggukan oleh Faiz
44 - Diluar batasHari ini tepatnya Faiz berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaannya yang lain. Kemarin pria tersebut membawa keluar Amira, ingin membicarakan kepergiaan yang cukup lama sekitar dua minggu. Setelah memandang kepergian suami mereka, Sekar langsung mendorong kursi roda menuju kamar Amira."Lo diam aja di sini! Gue mau tidur dulu," ketus Sekar saat membantu Amira berbaring di kasur."Mbak, tolong bukain jendela. Pasti tadi Mas Faiz lupa karena buru-buru," seloroh Amira membuat Sekar mendengkus tapi menurutinya."Sudah'kan, aku juga sudah siapkan makanan untuk siang tuh, di nakas. Jadi jangan ganggu tidurku!" ujar Sekar dengan nada ketus lalu melangkah pergi.Amira mengembuskan napasnya pelan menerima semua perilaku Kakak madunya. Ia memandang keluar jendela dan memandang langit kamar, berusaha memperbaiki posisi agar nyaman. Mata mulai terpejam masuk ke alam mimpi semalaman ia bergadang dengan suaminya bermain ludo, itu akibat Faiz terburu-buru akibat hendak terl
43 - mengulur waktuAmira memakan pesanannya dengan lahap, Faiz tersenyum geli memandang bibir Amira yang penuh dengan saos. Spontan lengan lelaki tersebut terulur untuk membersihkan benda kenyal itu dengan ibu jarinya. Amira terdiam, bola matanya langsung memandang manik hitam milik Faiz."Kamu itu seperti anak kecil, makan aja masih belepotan," kekeh Faiz lalu tatapan mereka saling beradu.Amira mempautkan bibirnya lalu menepis lengan Faiz. "Iya aku ini masih kecil dan akan memiliki dua anak kecil!" ketus Amira menatap kesal ke arah Faiz."Ishhh, istriku marah," goda Faiz mencolek hidung Amira."Massss," rengek Amira mempautkan bibir tapi masih melahap pizza."Iya-iya Maaf, ayo cepat habiskan pizzanya. Nanti aku ajak keliling," tutur Faiz membuat bibir Amira yang tadi cemberut sekarang melengkung membentuk senyuman."Awas, Mas udah janji. Jangan sampai mengingkari nanti aku marah!" seloroh Amira dengan mulut penuh makanan dan jari menunjuk suaminya."Kamu sangat menggemaskan." Faiz