26 - SakitSebulan sudah pernikahan Faiz dan Amira, wanita itu sangat bahagia karena suaminya berusaha adil. Tetapi ia sedikit kesal dengan kelakukan Sekar, berusaha sabar lantaran mengerti jika saja diposisi menjadi istri pertama. Sekar pernah mengunci Amira dalam kamar mandi, disaat Faiz sudah pamit kerja dan dia baru dibukakan pintu saat pria itu pulang. Amira terbangun dari tidurnya, melirik ke samping tapi tidak menemukan Faiz. "Dimana Mas Faiz?" gumam Amira ia menguap lalu turun dari ranjang, melangkah keluar menuju dapur.Penciumannya menghirup aroma mie instan saat sampai di dapur, memandang suaminya yang tengah duduk sambil mengaduk makanan itu di mangkuk. Tiba - tiba perutnya bergejolak, dengan langkah cepat berlari menuju tempat cuci piring dan memuntahkan cairan. Faiz terkejut melihat istri berlari, ia langsung bangkit lalu menghampiri Amira dan mengurut belakang leher kekasihnya.Hueekkkk! Huekkk! Hueekkk!"Kamu kenapa, sayang?" tanya Faiz khawatir lalu cepat mengambil
27Faiz membopong istri keduanya menuju kamar, diikuti Sekar di belakang karena dia tidak ingin Amira memberitahu jika ia menyiram air es padanya. Dengan hati-hati Faiz membaringkan tubuh Amira lalu duduk memandang tajam ke arah Sekar. "Kenapa, Mas memandang seperti itu," ucap Sekar risih dipandang tajam bak ia pencuri tengah tertanggap basah dan sedang diintrogasi. "Apa kamu bodoh! Mira tengah demam, cepat ambilkan wadah dankompresan!" perintah Faiz membuat Sekar mendengkus kesal karena dikatai. Dengan langkah malas Sekar pergi mengambilkan barang yang diperintahkan. Sedangkan Faiz berbalik memandang Amira serta tatapan khawatir, lengannya terulur memegang jemari istrinya yang terasa sangat panas. Mencium kening Amira dengan penuh perasaan, perlahan wanita itu membuka matanya dan netranya langsung menangkap wajah Faiz."M-Masss," panggil Amira dengan suara lirih, membuat Faiz menjauhkan wajahnya."Kamu sudah sadar, kenapa tidak bilang kalau demam," tuntun Faiz meminta penjelasan.
28 - Dia siapa!"Hasilnya apa, Sekar?" tanya Faiz bangkit lalu meraih test pack yang dipegang istri pertamanya.Setelah test pack diambil Faiz, Sekar memilih pergi meninggalkan keduanya. Matanya mengerjap tak percaya dengan apa yang dilihat, pria itu segera menyiap benda kecil itu ke saku. Berjongkok dan membopong Amira lalu berputar membuat istrinya menjerit terkejut. "Apa yang kamu lakukan! turunkan aku," pekik Amira melingkarkan tangannya ke leher Faiz."Aku bahagia sayang, allhamdulillah terimakasih ya ALLAH. Telah mengabulkan doaku," ucap Faiz penuh dengan rasa syukur."Kita tidur dulu ya, sayang. Pagi nanti kita ke rumah sakit bareng Ibu," tutur Faiz merebahkan tubuh Amira dengan hati-hati."Ini belum pasti, Mas. Jangan kasih tau Ibu dulu," pinta Amira menatap mata Faiz.Faiz mengembuskan napas pelan lalu mengulas senyum dan mengangguk. "Ya sudah kamu sekarang tidak," pinta Faiz mengelus surai Amira dengan lembut.Amira menurut ia memilih memejamkan mata karena kepalanya semaki
29 - Ternyata dia ...."Allhamdulillah baik Kyra, kamu gimana?" tanya Faiz lalu ikut duduk saat wanita itu mempersilakan."Dia siapa? dimana istrimu?" tanya Kyra memandang Amira."Kenalkan, ini Amira istri keduaku." Faiz menggenggam jemari Amira lalu mengangkatnya memperlihatkan pada Kyra.Kyra mengangguk. "Kenapa kamu tidak mengundangku sialan!" maki Kyra menjitak kening Faiz, membuat lelaki itu mengaduh.Faiz mendengkus kesal lalu mengusap keningnya yang terasa nyeri. "Kamu ini tak pernah berubah selalu saja suka menjitakku," keluhnya."Jangan merajuk begitu, tak pantas bodoh! Ayo cepat katakan kenapa kamu tak mengundangku!" geram Kyra."Kamu ini pikun atau apa! Kita saja baru kontakan beberapa hari yang lalu, saat kita tak sengaja bertemu. Sudah pasti aku tak bisa memberitahumu, karena nomor yang dulu sudah tidak aktif bukan," ucap Faiz sekaligus menyindir."Dia siapa, Mas?" tanya Amira sudah tak tahan melihat kedekatan kedua manusia di hadapannya itu.Kyra menyengir saat mengingat
30 - Hanya sebentar Sekar tengah selonjoran di sofa sambil menonton televisi. Suara bel membuat ia bangkit sambil menggerutu karena terganggu, saat ia buka ternyata Arum yang bertamu. Dia cepat-cepat mencium punggung tangan mertuanya."Ayoo, Bu. Masuk," tawar Sekar menaikan alisnya, namun ia tetap masuk dan duduk di sofa."Sebentar, aku siapkan minuman," pamit Sekar melangkah pergi ke dapur."Ada apa dengan dia, apa habis meneguk samponya," gumam Arum menyandarkan punggung lalu mengembuskan napas pelan."Ini Bu. Sekar buatkan jus jeruk ini sangat panas pasti seger rasanya," ucap Sekar menaruh gelas di meja, Arum langsung mengambil dan meminumnya."Di mana, Amira?" tanya Arum, menaruh gelas itu ke meja."Dia pergi bersama Mas Faiz, sebentar lagi juga pulang. Ini Mas Faiz baru memberitahu dan menanyakan aku pengen apa," balas Sekar membuat Arum mengangguk paham."Ibu mau pesan apa, sekalian nanti," tutur Sekar memandang mertuanya."Ibu pengen sop buah aja, Sekar." Wanita itu menganggu
31 - Meminta nafkah batinSeminggu berlalu Amira terbaring di kasur, wajah sangat pucat saat tiga hari yang lalu puncaknya ia kelelahan dan sempat hendak keguguran jika tak cepat-cepat dibawa ke rumah sakit untuk ditangani. Sekar yang menyuruh di marahi habis-habisan oleh Faiz, pria itu tak habis pikir dengan jalan penalaran istri pertamanya. Sudah ia bilang jangan membuat Amira kecapekan wanita itu malah diperintahkan ini itu membawa barang belanjanya. "Kenapa kamu tidak tidur, sayang?" tanya Faiz ia melirik jam yang menunjuk angka empat sore."Aku gak ngantuk, Mas. Aku pingin makan di ruang makan, bersama kalian," sahut Amira dengan suara lemah."Tapi kamu gak boleh kelelahan, sayang." Faiz berusaha membuat istri keduanya mengerti."Hanya makan di ruang makan, Massss. Aku tidak akan kelelahan, aku ingin berbincang dengan Ibu, Ibu baru saja datang bukan," tutur Amira dibalas anggukan oleh Faiz."Ibu memang ada disini, tapi Mas larang masuk ke kamarmu, Mas kira kamu lagi tidur," kat
32 - Kamu harus adil, Mas!"Ada apa ini?" tanya Arum melirik sekilas Sekar."Tidak ada Bu. Ibu kenapa keluar, kasian Amira sendirian di kamar," ujar Faiz sedangkan Sekar pergi menuju kamarnya."Ibu keluar karena mendengar kalian bertengkar, ada apa?" tanya Arum mendekati Faiz membantu menyiapkan makanan untuk Amira."Gak ada apa-apa Bu, tenang aja." Arum hanya mengangguk."Ini sudah selesai, ayoo kita ke kamarmu lagi. Ibu ingin menyuapi Amira," tutur Arum memegang nampan yang berisi makanan dan susu.Mereka melangkah bersamaan menuju kamar, Amira memandang keduanya lalu menunggu mendekat. Arum menaruh nampan di nakas, lengannya beralih membantu agar Amira bisa duduk.Faiz tak mendekat ia berdiri diambang pintu, memandang dirinya."Aku siapkan makanan di meja ya," ucap Faiz dibalas anggukan lemah oleh Amira.*** Faiz melakukan apa yang tadi ia katakan pada Amira, menyiapkan makanan dan semuanya telah tersedia di meja. Sesekali dia memijit pelipis karena kejadian tadi membuat dirinya y
33Senyuman bahagia terpancar pagi ini, Sekar baru saja selesai membersihkan diri. Bersenandung riang sambil memoles wajahnya, ia sangat senang tadi malam Faiz datang ke kamar dan saling melepas rindu ranjang itu menjadi saksi bisu betapa hebat suaminya di atas tempat tidur. Faiz membuka mata, netranya menangkap Sekar tengah menyisir rambut basahnya. Pria tersebut bangkit lalu mendekati Sekar dan melingkarkan lengannya di leher istri pertama. Kecupan manis dirinya layangkan membuat Sekar semakin melebarkan senyuman."Pagi, sayangg," sapa Faiz berdiri, meraih handuk pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri."Masss! Aku ke dapur dulu, bantu Ibu menyiapkan sarapan," lapor Sekar ia segera keluar tanpa menunggu jawaban suaminya.***Amira sudah membuka matanya sejak tadi, ia melirik jendella yang masih menutup. Biasanya Faiz membuka benda itu agar udara segar masuk, angin pagi sangat menyenangkan bagi Amira semenjak hamil.Pintu perlahan terbuka, membuat wanita itu menoleh ingin ta
51 - Waktu yang ditungguEmpat puluh hari berlalu, masa nipas Amira berakhir. Senyuman keduanya mengembang saat aqiqah anak-anaknya telah berlangsung. Acara yang dilaksanakan di rumah baru mereka, kediaman yang dulu dijual oleh Faiz. Amira resmi jadi istri satu-satunya karena Faiz dan Sekar telah bercerai.Rangga dan Alina menimang saling satu anak Faiz, mereka akan menikah beberapa hari lagi. Lelaki tersebut setelah berbicara pada Ibunya dan hari esok langsung melamar kekasih hati. "Masss, allhamdulillah semuanya berjalan lancar," ucap Amira memandang suaminya."Iya, sayang. Allhamdulillah, semoga keluarga kita menjadi sakinah mawadah warohmah ya," balas Faiz menggenggam tangan Amira."Aminnn." Setelah mengucapkan itu, mereka langsung menoleh karena mendengar deheman seseorang."Kayanya lagi ada yang kangen nih, sabar-sabar, bentar lagi malam kok," goda Rangga mendapatkan cubitan dari Alina disampingnya."Aduhhh, apaan sih, sayang." Rangga mengaduh lalu memandang kekasihnya dengan
50 - Sahabat selalu adaFaiz memandang rumah Ibunya setelah sampai, lalu menarik napas dan membuang perlahan. Baru saja hendak mengetuk pintu, benda itu telah terbuka. Arum yang membuka langsung mengajak anaknya masuk saat mengetahui Faiz di depan."Mira, Faiz sudah datang," ucap Arum saat sampai ruang tengah, terlihat Amira tengah berbincang dengan kekasih Rangga."Mira, ayo kita pulang," ajak Faiz saat melihat istrinya tengah memberi asi kepada kedua anaknya."Pulang, pulangggg. Menginaplah disini dulu, kasian Mira dia butuh istrirahat," seloroh Arum memandang anaknya tajam."Tapi Bu, nanti rumah kosong dong," seru Faiz mendapatkan decakan kesal Arum."Emang kenapa, udah kamu kunci'kan. Rumahmu gak bakal ngilang ini, kalau ditinggal cuma sehari, gak punya kaki'kan dia," sinis Arum membuat Rangga tertawa."Masss, mau minum?" tawar Amira memberikan anaknya pada Rangga dan kekasih adik iparnya."Aku buat sendiri aja, kamu istirahat," seru Faiz lalu melangkah menuju dapur."Ibu mau buat
49 - Amarah FaizFaiz langsung membuka laptop dan menuruti perkataan Amira. Matanya membulat dan tangan mengepal saat melihat adegan di layar, ia sangat tak percaya tapi di hadapannya adalah bukti. Dia terus melihat semua rekaman CCTV setiap harinya dan jam yang sama, dadanya bergemuruh karena marah dengan cepat meraih handphone untuk menelepon istri pertamanya."Ada apa, Mas?" tanya Sekar dengan suara manja."Di mana kamu!" bentak Faiz membuat yang ditelepon terkejut."Lagi arisan sama teman, Mas. Akukan sudah bilang padamu," balas Sekar dengan suara gemetar."Pulang!" hardik Faiz lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban istrinya.Faiz memasukan ponsel ke saku lalu melangkah keluar menemui Amira yang ternyata tengah menyusui anak-anaknya. Dengan langkah pelan ia mendekat dan memandang Amira sayu. Ia berjongkok di hadapan Amira nan tengah duduk. "Maafkan aku, maukan kamu bersamaku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu dari awal?" tanya Faiz dengan suara terisak.Amira me
48 - Bertemu wanita yang di talak FaizMereka telah sampai di rumah Arum, Rangga membukakan pintu saat bel berbunyi. Pria tersebut ngeryitkan alis saat melihat kakaknya dan dua bayi kembar. Matanya membesar saat melihat duo twin yang menggemaskan."Kakak, pinjem bentar. Mau foto bareng," pinta Rangga dengan hati-hati mengambil bayi dalam gendongan Kakaknya."Hati-hati, Ngga," kata Faiz saat anaknya telah pindah ke tangan Rangga."Ini ponakanku, Kak?" tanya Rangga sambil mencolek hidung keponakannya."Iya, Ngga. Yang dipegang Ibu juga keponakanmu," sahut Faiz lalu melirik sekitar."Wahhh, Mbak Amira melahirkan anak kembar. Semoga saat aku menikah dengan kekasihku, aku diberi anak kembar juga," tutur Rangga hanya dibalas senyuman tipis oleh Faiz."Kamu mencari Amira?" tanya Arum sinis saat melihat anaknya melirik sekitar."Mbak Amira lagi istirahat, dia belum keluar sedari tadi semenjak Ibu pergi," seru Rangga dibalas anggukan Faiz."Mira di kamar bekasmu, Iz," seloroh Arum, Faiz langsu
47 - Amira mulai beraksiSetelah kepergian kedua manusia itu, Amira menutup wajah karena netra sudah banjir air mata. Walau berusaha tegar tapi tetap ia hanya seorang wanita, hatinya sangat rapuh dan hancur saat sang suami tak percaya padanya. Sehabis letih menangis Amira jatuh tertidur.Malam tiba Arum masuk ke bilik Amira untuk melihat menantu kesayangan. Ia melihat mata bengkak wanita itu lalu bergegas mendekat dan memegang pipi Amira. Perempuan paruh baya tersebut duduk di kursi dan memandang paras sendu Amira."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arum lembut.Amira menggeleng lemah, tanpa sadar air mata berjatuhan lagi."Kenapa kamu menangis, sayang. Cerita dong sama Ibu," pekik Arum bangkit lagi untuk mengusap air mata Amira yang berjatuhan."Anakku mana, Bu?" tanya Amira dengan suara serak dan lemah."Baby twin dibawa oleh Faiz ke rumah, memang dia tak bilang padamu?" balas Arum dengan wajah bingung memandang menantunya."Aku ditalak, Mas Faiz," lirih Amira membuat Arum membulatkan mat
46 - PertengkaranFaiz menemani istrinya saat menjalani operasi, sedangkan Arum menunggu di luar. Setelah mendengar suara tangisan bayi, Faiz terus mengucapkan terimakasih dan mengecup kening Amira. Wanita itu hanya bisa mengeluarkan air mata karena terharu, dirinya bisa memiliki dua bayi sekaligus."Terimakasih, sayang." Faiz terus mengucapkan kalimat itu."Kamu wanita terhebat kedua untukku," seru Faiz lagi."Mass, pergilah jika ingin melihat anak kita," ucap Amira dibalas anggukan Faiz."Terimakasih pengertiannya," kata Faiz sekali lagi lalu mengucap kening Amira dan pergi melihat anak-anaknya."Dokkkk, dingin," adu Amira mengigit bibir bawahnya."Sabar ya, sebentar lagi," sahut Dokter."Ingin kamu jangan batuk," peringatan Dokter lagi."Iya Dok." Amira mengangguk.Setelah selesai operasi, Amira langsung dipindahkan. Pintu ruangan di mana Amira berada terbuka, terlihat Sekar menatapnya tajam. Wanita tersebut mendekat dan berhenti tepat di samping brankar."Ini chek, seratus juta un
45 - Jadwal CaesarSetelah melihat rekaman CCTV itu, Amira masih terdiam memikirkan apa yang harus dilakukan. Sudah seminggu dia mengecek dan masih sama. Sekar membawa seorang lelaki dan bersanggama di setiap bilik, ia mengembuskan napasnya pelan lalu meraih handphone untuk menelepon suaminya."Hai sayang," sapa Faiz saat menerima telepon dari istrinya."Hai juga, Mas," balas Amira seadanya, terdengar lirih membuat Faiz menautkan alis."Kenapa suara kamu lesu banget?" tanya Faiz lalu mengalihkan telepon menjadi video call.Amira menerima video call itu, mengarahkan kamera ke wajahnya yang langsung mengulas sebuah senyuman. "Tak apa, hanya beberapa hari ini aku lemas banget," ujar Amira membuat Faiz mengangguk kepala paham."Tidurlah," perintah Faiz lembut membuat Amira mengerucutkan bibirnya."Tapikan aku baru saja nelepon, Mas!" rajuk Amira membuat Faiz terkekeh."Nanti aku yang telepon balik," seru Faiz."Janji ya! pokoknya harus telepon balik," ujar Amira dibalas anggukan oleh Faiz
44 - Diluar batasHari ini tepatnya Faiz berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaannya yang lain. Kemarin pria tersebut membawa keluar Amira, ingin membicarakan kepergiaan yang cukup lama sekitar dua minggu. Setelah memandang kepergian suami mereka, Sekar langsung mendorong kursi roda menuju kamar Amira."Lo diam aja di sini! Gue mau tidur dulu," ketus Sekar saat membantu Amira berbaring di kasur."Mbak, tolong bukain jendela. Pasti tadi Mas Faiz lupa karena buru-buru," seloroh Amira membuat Sekar mendengkus tapi menurutinya."Sudah'kan, aku juga sudah siapkan makanan untuk siang tuh, di nakas. Jadi jangan ganggu tidurku!" ujar Sekar dengan nada ketus lalu melangkah pergi.Amira mengembuskan napasnya pelan menerima semua perilaku Kakak madunya. Ia memandang keluar jendela dan memandang langit kamar, berusaha memperbaiki posisi agar nyaman. Mata mulai terpejam masuk ke alam mimpi semalaman ia bergadang dengan suaminya bermain ludo, itu akibat Faiz terburu-buru akibat hendak terl
43 - mengulur waktuAmira memakan pesanannya dengan lahap, Faiz tersenyum geli memandang bibir Amira yang penuh dengan saos. Spontan lengan lelaki tersebut terulur untuk membersihkan benda kenyal itu dengan ibu jarinya. Amira terdiam, bola matanya langsung memandang manik hitam milik Faiz."Kamu itu seperti anak kecil, makan aja masih belepotan," kekeh Faiz lalu tatapan mereka saling beradu.Amira mempautkan bibirnya lalu menepis lengan Faiz. "Iya aku ini masih kecil dan akan memiliki dua anak kecil!" ketus Amira menatap kesal ke arah Faiz."Ishhh, istriku marah," goda Faiz mencolek hidung Amira."Massss," rengek Amira mempautkan bibir tapi masih melahap pizza."Iya-iya Maaf, ayo cepat habiskan pizzanya. Nanti aku ajak keliling," tutur Faiz membuat bibir Amira yang tadi cemberut sekarang melengkung membentuk senyuman."Awas, Mas udah janji. Jangan sampai mengingkari nanti aku marah!" seloroh Amira dengan mulut penuh makanan dan jari menunjuk suaminya."Kamu sangat menggemaskan." Faiz