All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 71 - Chapter 80

268 Chapters

Season 3 : Akad Kedua

Jari yang ditumbuhi bulu-bulu halus milik Ubed mengusap layar ponsel. Menatap deretan kata yang Fay kirim untuknya.[Bed, besok aku akan melamar Liana. Tolong ikhlaskan dia. Aku janji akan membahagiakan dan tak akan menduakannya dengan wanita mana pun]Pesan yang hanya terbaca tanpa sanggup membalas. Ia bingung pesan balasan apa yang cocok untuk mendeskripsikan hatinya sekarang.Marah?Cemburu?Kecewa?Takut?Namun, tak ada yang bisa dilakukan selain menerima itu semua.Ubed meninggalkan rumah Liana dengan hati tercabik. Melihat Fay yang 'gercep' memperjuangkan cintanya pada Liana, membuatnya semakin ragu bahwa akhirnya nanti mereka bisa bersatu kembali.Mata Ubed memanas. Seolah ada angin besar yang menerpa dan ingin meruntuhkan air matanya. Namun, dia adalah seorang pria. Sulit baginya menangis meski hatinya sudah terisak sakit.Ditarik gigi mobil, dan menginjak gas perlahan. Dilirik bayangan rumah Liana dengan sebuah mobil mewah terparkir manis di depannya. Tak ada lagi kata yang b
last updateLast Updated : 2022-08-09
Read more

Kebahagiaan Seorang Hamba

Ikhlaskan semuanya. Karena kebahagiaan seorang hamba sesungguhnya adalah ketika ia bisa ridho atas ketetapan Tuhan. Apa pun itu. Tak ada yang kita miliki di dunia ini. Semua hanya titipan. Dan lagi ... berbahagialah, barangkali Allah cemburu padamu karena Dia mencintaimu. Dia tak mau kamu mencintai yang lain melebihi cinta padaNya. šŸ’•šŸ’•šŸ’•Mata Liana menyipit kala menoleh pada Shinta dan melihatnya terus menangis. "Hei, Shin. Kenapa lo nangis gini?" Perempuan yang mengenakan pakaian pengantin itu merangkul sahabatnya yang terisak."Gue terharu," tukas Shinta berbohong. Sejujurnya ia merasa sangat bersalah ia kasihan pada Liana, yang harus mengalami banyak hal karena kesalahannya.Bagaimana ia tidak menangis? Ia harus menyaksikan di hadapannya persis, Liana yang lupa ingatan menikahi pria yang paling dibencinya di dunia ini. Lelaki yang sudah merenggut segala-galanya milik Liana.Jika saja boleh, Shinta mau berada di posisi Liana dan menggantikan penderitaannya.Liana mendesah. "Kemar
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Melangitkan Doa

Ibu Lian memicingkan mata, ketika tiba-tiba suaminya menerima telepon dan menjauh dari ruangan. Mencurigakan. Pasalnya lelaki itu tak pernah menjauh bila panggilan datang dari ponsel pintarnya. Apa ada sesuatu yang dirahasiakannya?Ibu Liana mendekat tanpa sepengetahuan suami. Bukan ia tak percaya. Namun, takut jika suaminya ada dalam masalah dan memilih tidak bercerita padanya.Sayang sekali, dari percakapan abah Liana dan orang di ujung telepon, Ibu Liana tak bisa menangkap apa pun. Ia mendesah menyandar ke dinding. Tapi apa perlunya menjawab panggilan dengan sembunyi-sembunyi?"Bu?" tanya Abah Liana yang berada di bibir pintu."Ehm. Bah." Wanita itu terhenyak menegakkan kepala."Ada apa?""Em, ndak Bah. Barang kali masih ada orang di rumah kita. Soalnya Mama Fay bilang mau nginap malam ini. Tapi dari tadi ndak kelihatan orangnya." Ini Liana celingukan, berpura-pura mencari sosok seseorang.Dahi sang suami berkerut-kerut. Sikap istrinya juga aneh menurutnya. Namun, ia tak mau ambil
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

KUN-NYA ALLAH

Bisa jadi banyaknya kesedihan yang menimpa adalah awal dari kebahagian sebenarnya. Dengan begitu, manusia bisa lebih bersyukur.šŸ’•šŸ’•šŸ’•Liana menggeliat, matanya melebar begitu meraba sesuatu di samping terasa kosong. Diangkatnya tubuh hingga terduduk sembari menarik selimut menutup tubuhnya yang polos hingga dada.Bibir merahnya tersenyum. Mengingat betapa malam panjang yang dilalui bersama Fay sangat panas. Sampai ia merasa pegal di beberapa bagian tubuhnya."Kemana pria itu?" Liana berpikir sebentar. Kenapa Fay bangun tidur tanpa membangunkannya juga?Liana bangkit, membawa serta selimut ke arah kamar mandi. Kosong. Ia bermaksud melihat ke luar. Namun, saat berjalan melalui kaca besar, langkahnya terhenti begitu tak sengaja menangkap bayangan di sana.Langkah wanita itu berbelok. Dipikir tak mungkin juga keluar kamar dalam kondisi seperti ini? Apa kata ibunya dan Indra nanti?Dipandangi badan yang sudah dijamah kekasihnya itu. Senyum Liana mengembang kala mendapati beberapa kissmark
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Aku Sangat Mencintaimu, Li!

Ubed tengah memangku Alhesa di taman belakang rumah, di kursi panjang yang di desain tanpa meja. Bertengger secangkir kopi panas buatan Umi Aisyah agak berjauhan darinya, agar tak mengenai Alhesa. Sambil menikmati udara sepoi pagi, serta hangatnya mentari. Sejauh ini, keberadaan Alhesa seperti sumber mata air yang membasahi hatinya yang tengah gersang. Puteri kecil, buah cinta bersama Liana, yang menjadi pelipur lara.Alhesa terus mengoceh, sementara abinya muroja'ah melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Tubuh mungil itu terus bergerak-gerak seiring perkembangannya.Ketika ponsel berdering, Ubed menghentikan bacaan. Mengalihkan perhatian pada benda bergetar dalam saku."Ehm, sebentar ya, Sayang. Abi buka dulu hapenya," ucap pria tersebut sambil berusaha merogoh ponsel di kantong belakang.Merasa kesulitan, dimasukkan mushaf kecil di tangan ke kantong koko, dan meletakkan perlahan tubuh Alhesa ke sampingnya dalam keadaan tengkurap.Nomor kantor polisi tertera di atas layar ponselnya. "
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

SEKEPING INGATAN

Polisi membuka beberapa map, mencari nama seseorang yang Liana sebut."Muhammad Hamdi?" tanya polisi. Gerakannya berhenti memastikan nama yang disebutnya adalah benar."Iya, itu nama ayah saya." Liana menyahut cepat."Tinggal di Zero Market?" tanya polisi lagi."Benar. Itu tempat tokonya berada." Liana semakin yakin. Jadi yang dikatakan ibu-ibu di pasar tadi benar. Bahwa ayahnya tengah dibelit sebuah kasus hingga digelandang ke kantor polisi. Gerangan apakah yang dilakukan? Mengingat abahnya ada seorang pria baik dan tanggung jawab. Mungkin kah abahnya melakukan penganiayaan? Liana menepis pikirannya. Tidak mungkin. Mencuri? Tidak.Bahkan sedari kecil pria itu yang mengajarinya untuk tidak menyentuh barang milik orang lain, yang tidak ada hak baginya.Dahi polisi berkerut-kerut begitu membaca kasus yang menjerat pelaku. Lalu menatap Liana untuk menyampaikannya."Bapak Hamdi pelaku perkosaan, korbannya seorang santri. Kasusnya sekitar delapan tahun yang lalu." Petugas mengatakan tan
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Pereda Sakit Dosis Tinggi

Untuk menghindari kemacetan dan mempersingkat waktu, Raudah meminta sang sopir lewat jalan tol. Dengan begitu ia bisa pulang ke Pesantren sebelum malam tiba.Tatapan wanita itu ke luar jendela. Melihat pepohonan di trotoar seperti berkejaran antara satu dengan yang lain. Pikirannya melayang.Raudah tak habis pikir bagaimana bisa keluarga Liana memutuskan menikahkan Puteri mereka. Sementara Liana masih hilang ingatan. Mungkinkah karena umi Alhesa sangat mencintai Fay di masa lalu? Tapi kalau memang mencintainya, kenapa dengan mudah pula mereka berpisah dan Liana menikah dengan Gus Bed?Harusnya Liana memiliki keteguhan hati sepertinya. Mencintai satu pria seumur hidupnya. Ya, Raudah hanya mencintai satu nama di dunia ini, Muhammad Ubaidillah.Namun, aneh ... idealisme cintanya justru membawanya pada banyak nasib buruk. Berbeda sekali dengan Liana yang mudah berpindah ke lain hati. Dari satu pria ke pria lain. Malah mendapat limpahan kasih sayang dan cinta. Satu sudut bibir Raudah ter
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Gus

Liana menyeret selimut menutup tubuhnya, seolah tengah takut terhadap sesuatu. Tangannya sedikit gemetar. Namun, ia sembunyikan hal tersebut dari semua orang yang menatap dengan bingung."Sayang?" Fay kembali mendekat. Ia bahkan duduk sisi ranjang. Tak ingin kehilangan kepercayaan Liana, jika pun prasangkanya benar, bahwa ingatan wanita berparas ayu itu telah kembali. Lelaki dengan garis wajah yang tegas tersebut menyelidik melalui matanya. Menatap sang istri dalam-dalam.Liana diam. Tidak membalas tatapan Fay yang intens ditujukan tepat ke manik mata. Pandangan wanita itu lurus ke bawah."Apa kamu ingat sesuatu, Nduk?" Ibu Liana merapatkan tubuh ke ranjang. Berseberangan dengan menantunya.Liana menoleh. Menatap sang ibu hingga mereka berpandang-pandangan agak lama."Ib-b-bu ak ...." Suara Liana seolah tercekat. Ia tak lagi bisa menutupi kegugupan, bibirnya bergetar. Ia ragu mengatakan apa yang dialami dan dirasakan sejak pertemuannya dengan seseorang tadi siang."Ada apa, Nduk? Kat
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Seperti Puzzle

"Gus." Suara lembut Liana melenakan Ubed untuk beberapa waktu. Wanita itu sedikit mendongak, menatap pria jangkung yang memberinya tatapan teduh.Perempuan yang mengenakan gamis motif polkadot tersebut merasa tatapan pria di hadapannya tak asing. Ia seperti menangkap luka dari mata kelam lelaki yang mengalungkan sorban di depan sana. Luka yang tak mampu ia pahami dan terjemahkan untuk saat ini."Ehm. Maaf. Saya seperti pernah menaiki mobil ini." Senyum tipis terlukis di wajah Liana yang berseri. Ia merasa tak nyaman karena menyentuh barang milik orang lain tanpa izin."Hem?" Ada gelenyar aneh menjalar di hati Gus Bed. Rasa yang terus mengusik meski hal tersebut bukan lagi sesuatu yang patut untuk dibenarkan. Matanya sempat melebar mendengar pernyataan Liana mengenai ingatannya.'Saya seperti pernah menaiki mobil ini?'Apa Liana sudah ingat? Itu kenapa dia ada di sini sekarang, untuk mengkonfirmasi apa yang ada dalam pikirannya."Maaf?" Liana merasa canggung atas reaksi putera Kia
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Eunoia

Fay masih menggenggam tangan Liana, hingga mobil sport yang dikemudikan Gus Bed merangsek meninggalkan halaman pesantren, dan hilang di balik pagar.Liana tak mengerti, mengapa kepergian Gus Bed membuatnya seperti kehilangan sesuatu dari dalam diri. Ada kehampaan yang tiba-tiba mengisi sudut hatinya.'Apa ini?'_________Mata Liana memejam. Membiarkan rasa sakit dari kepala mendominasi dirinya. Inilah yang dokter katakan semalam, bahwa ingatan-ingatannya bisa saja dimulai dari munculnya rasa sakit di kepala.Liana telah mengatakan ingin melepaskan semua masalalu demi Fay. Namun, mustahil dia membuangnya, mengubur, atau melupakan begitu saja. Sebab, hanya dengan mengenang apa yang terjadi di masa lampau itulah ... kini ia ada, kuat, tak mengenal rapuh, apalagi terus-terusan mengeluarkan air mata-- meski sebagian hanya kepura-puraan.Dan kini Liana menjadi sangat berbeda ... bergerak tanpa ingatan. Ia menginginkan sesuatu atas dorongan naluri.'Oke ... tenang Li, kuat lah! Senyap! Sampa
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more
PREV
1
...
678910
...
27
DMCA.com Protection Status