Semua Bab Ternoda sebelum Malam Pertama : Bab 51 - Bab 60

268 Bab

Obat untuk Gus

Dua minggu telah berlalu. Gus Bed sudah memberikan jatah malam secara bergantian untuk kedua istrinya. Semua tampak baik-baik saja. Pun Liana, meski ia menangis setiap kali tidur tanpa suami ada di sampingnya. Namun, di hari Gus datang memalami, wajahnya kembali berbinar senang.Ubed berusaha adil. Meski ia sendiri belum bisa memberi nafkah batin untuk Raudah. Pun pada Liana yang masih dalam nifas. Pernikahan memang bukan melulu urusan ranjang, tapi Gus menyadari bahwa Raudah yang notabene wanita normal, pasti menginginkan hal tersebut. Itu lah kenapa putera Kiai Abdullah memberikan pilihan pada Raudah. Jika memang tak terima atas pemberian Gus Bed, maka diizinkan dengan ridha untuk menuntut cerai saja. Agar ia tak terus merasa bersalah dan berbuat dzalim pada wanita yang dinikahi.Ubed tengah bermain bersama Alhesa yang direbahkan dengan aman di atas ranjang. Meski anak itu belum bisa bicara dan bergerak banyak, abinya memperlakukan sosok kecil tersebut seolah murid yang mampu merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Ingin Disentuh

Gus Bed terlihat bahagia menjalani hari-hari. Wajah pria itu berbinar. Seolah telah ridha terhadap takdir yang dilalui.'Sangat ridho malah.' Liana membatin sewot dengan bibir sebelah naik. Ia mendecih. Senang melihat kekasihnya kembali ceria seperti dulu, tapi juga meninggalkan perasaan tak nyaman di hatinya. Lantaran ada jarak yang tak bisa dinarasikan ada di tengah mereka.Gus Bed tak juga menyentuhnya meski ia telah memberi banyak sinyal dan kode. Sampai sendrinya merasa jengah untuk menggoda dan meminta lebih dulu.Bisa jadi Gus Bed bahagia karena hubungannya dengan Raudah, meski mulut pria itu mengatakan hanya mencintainya.'Ah, siapa yang tahu kalau Gus juga mengatakan hal yang sama pada Raudah?'"Dasar laki-laki!" ceplos Liana kesal membayangkan yang tidak-tidak, memecah keheningan dalam kamarnya."Apa?!" Gus Bed sontak menoleh ke asal suara yang sempat menghentak hatinya."Ah?!" Liana pun terhenyak karena pertanyaan sang suami. Ia merasa tak memanggil. Namun, salah tingkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Trauma Seorang Pria

Aku sangat marah pada Liana. Wanita yang begitu kucintai dan percaya telah berkhianat. Sekarang mengerti kenapa dia terlihat gugup setiap kali dekat Kang Fay. Rupanya rahasia besar disimpannya rapat-rapat.Aku benci pendusta! Sebagaimana membenci maksiat yang merusak diri seorang hamba. Siapa yang percaya pada seseorang setelah sekali saja dia berdusta? Semua kata-katanya hanya sampah.Lagi pula laki-laki mana yang bisa terima istrinya bekas disentuh pria lain? Selamanya akan membekas di otak. Aku tak akan bisa memaafkan. Maka kuambil keputusan sesuai saran Mbak Aishwa. Menikahi Raudah.Namun, belum juga pernikahan kedua terjadi Kang Fay datang. Pria tak tahu diri itu dengan entengnya mengatakan, bahwa Liana akan menderita jika dimadu.Entah di mana otaknya? Di sini aku lah yang menderita! Dan semua itu atas perbuatannya. Jika pun ada yang perlu disalahkan siapa yang membuat Liana menderita, adalah Kang Fay orangnya. Bukan aku yang mencari jalan terbaik, untuk mengatasi perasaan, jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Melakukan Sesuatu saat Marah

Begitu masuk kamar, tatapan langsung tertuju pada bayi mungil yang tengah bergerak-gerak sendiri. Rindu sekali rasanya."Apa Alhesa sudah siap?!" Aku berseru senang. Mengambil puteri kecil yang berada di atas ranjang. Kami tengah bersiap akan menghabiskan jatah malam Liana di rumah keluarganya.Sementara istriku saat kulirik, tampak melipat pakaian dari lemari ke dalam tas dengan wajah cantiknya tertekuk. Ada apa lagi dengannya? Sejak pernikahan keduaku dengan Raudah, Liana sering sekali ngambek begini. Padahal dulu jarang, nyaris tak pernah malah.Pasti karena Raudah.Tentu aku harus maklum, dia sering dilanda cemburu karena berbagi. Tapi, bukankah dia sendiri yang melarang menceraikan Raudah dulu?Wanita memang sulit dimengerti. Begini salah, begitu juga salah. Jadi seharusnya bagaimana? Bahkan untuk bertanya pun aku ragu. Takut salah bicara dan dia makin ngambek saja.Nanti saja lah, kalau ada kesempatan akan kutanya dengan obrolan santai."Uh, Sayang. Yuk, kita berangkat." Liana
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Muara Sebuah Hubungan

"Huek!" Raudah urung mengambil bumbu dari tangan santri dan segera menutup mulutnya.Kepala sontak menoleh pada wanita ayu tersebut. Bukan hanya aku, tapi semua orang dalam dapur. Untuk beberapa waktu Raudah jadi pusat perhatian semua orang."Apa ... Mbak hamil?" tanyaku refleks. Ya, aku terkejut. Lebih sebulan Gus tak menyentuhku, dia juga bilang tak menyentuh Raudah. Namun, sekarang yang ada ... RAUDAH HAMIL!Bukan aku tak suka karena benci pada istri kedua suami dan kehamilannya, tapi pada kenyataan bahwa Gus membohongiku. Kupikir pria itu hanya perlu waktu untuk bisa menerimaku dan juga Raudah. Namun, aku salah ... Gus ternyata jijik padaku tapi tidak pada Raudah.'Oke. Sabar Li!' Aku berusaha menguasai diri. Tidak menurutkan prasangka buruk pada suami. Lebih baik bersabar sampai semuanya jelas. Bukankah bereaksi berlebihan pada sesuatu yang belum jelas kebenarannya adalah sangat kekanak-kanakan?Tak menjawab. Maduku melirik sekilas sebelum akhirnya bangkit dan setengah berlari
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Takdir Allah

PRANK!Gelas kaca terjatuh hingga berserak menjadi banyak kepingan di lantai.Tanpa sengaja Fay menjatuhkan cangkir yang baru diletakkan mamanya di atas meja kerja. Arina refleks menoleh ke asal suara lantaran kaget. Setengah berlari ia melihat ke ruang kerja anaknya untuk memastikan."Em, maaf Ma! Aku gak sengaja." Ia segera berjongkok sebelum keduluan mamanya. Ekspresinya berubah kala serpihan kaca melukai tangan."Au." Fay meringis. Arina tersentak. Namun, bukan datang pada Fay, ia berlari ke sisi ruangan mengambil sapu."Hentikan itu Fay!" seru Arina yang telah membawa sapu. Wanita itu tak suka memanjakan anaknya karena sikap panik. Akan tetapi melakukan hal realistis yang lebih menolong. Karena jika dibiarkan berlama-lama, kaca itu bisa melukai Fay lagi atau dirinya sendiri.Fay sontak mundur menjauh. Dipegangi tengkuk. Entah, kenapa perasaannya jadi tak enak dan gelisah."Cucilah tanganmu dan beri obat," ucap Arina selagi membersihkan pecahan gelas di lantai.Fay berdiri dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Kedudukan Kita Sama!

"Ya Allah, Ukhty. Itu istrinya sampe bela-belain beli obat perangsang lho." Ustazah Tika, salah seorang rekan mengajar sekaligus sahabatku menunjuk gambar seorang wanita dengan perut buncit dalam ponselnya."Lho kenapa? Dia cantik kok." Jelas aku penasaran. Aku juga ingin hamil anak suamiku, tapi mana mungkin terjadi jika disentuh saja tidak."Iya, pengen hamil tapi suaminya gak nafsuan. Mungkin karena terlalu stres bekerja. Jadi mereka berinisiatif pakai obat perangsang," jawabnya."Suaminya ndak marah?""Ya ndak lah, kan kesepakatan berdua. Mungkin dia juga jengah, masa hamilin bininya aja ndak bisa. Laki-laki itu harga dirinya tinggi. Dan itu kelemahan mereka." Tika bicara lebih lanjut.Aku manggut-manggut saja mendengar penjelasannya. Andai Gus Bed begitu. Bisa diajak bicara memperbaiki hubungan kami yang hambar. Apa gunanya aku menggebu-gebu mencintai dan menginginkannya, tapi sikapnya sedingin es. Jangankan menyentuh, memandangku saja tidak.Aku tahu sejak awal dia mengatakan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Rujuk

Namun, mataku melebar sempurna. Terhenyak kaget, ketika tangan kekar melingkar di perut."Dek Liana ... percaya lah, abang hanya mencintai Adek."Hatiku sakit. Dia menyebut nama Liana dan mengatakan secara blak-blakan perasaannya. Airmataku kembali jatuh. Kuabaikan semua itu. Mengikuti ritme yang Gus ciptakan kala menghadirkan kehangatan di antara kami. Gairah menggelora dan cinta memenuhi dada kami. Aku tak peduli jika cinta dalam hatinya hanya untuk Liana.Kami menjalani malam pertama tanpa kesadaran dari Gus Bed. Malam yang singkat baginya, karena usai mencapai puncak Gus kembali memejamkan mata. Menumpuk lelahnya dalam tidur. Ia bahkan tak sadar saat aku mengecupnya berkali-kali. Memeluknya erat-erat. Seakan aku tak akan melepasnya.Namun, meski begitu bagiku ini adalah malam yang panjang. Malam pertama kali pria yang kucintai menyentuhku dengan cara halal.________Sebulan telah berlalu ....Di acara tahunan pesantren, kami berkumpul mempersiapkan konsumsi di dapur. Meski badanku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Pengakuan

"Aku ingin merujuknya." Gus Bed mengucap lemah di atas pembaringan."Rujuk?" Raudah melebarkan mata. Ia terkejut. Apa Gus telah menjatuhkan talak pada Liana?Pria yang tak berdaya di hadapan, mengiyakan dengan isyarat mata, yang lantas membuat Raudah mendesah kecewa."Gus tenang lah. Biar saya panggil dokter dulu." Wanita yang di wajahnya terlihat jejak air mata itu bangkit dan berlari ke luar memanggil petugas.Sementara Ubed kembali menatap langit-langit. Bersyukur, ketika membuka mata Allah masih memberinya napas. Ia masih diberi kesempatan untuk berbuat kebaikan. Ada rasa sesal yang mengganggu ruang hati. Menyesal kenapa lisannya bermudah-mudah mengucap cerai pada Liana? Emosi dan membuat keduanya mengalami kecelakaan.Menurutnya, ini hanya kesalahpahaman kecil. Ubed merasa terpojokkan dengan kalimat-kalimat tuduhan yang Liana tujukan padanya. Harga dirinya tersakiti. Belum lagi bisa menguasai diri, Liana kembali menyerangnya dengan permintaan cerai. Ubed pun secara impulsif men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

Wanita yang Dirindukan

"Apa?! Obat perangsang?!" Mata Ubed melotot tak percaya. Bagaimana Raudah bisa melakukan hal sepicik itu? Ia sama sekali tak menduga jika kelembutan yang tampak dari luar, tapi kenyataannya Raudah berani nekad. Tangannya terkepal dengan rahang mengeras. Ubed marah. Namun, tak mungkin melakukan kekerasan pada Raudah. Bukan hanya karena main tangan adalah sifat yang buruk, tubuhnya terlalu lemah menurutkan hal tersebut."Ma-m-maaf, Gus." Raudah mengucap dengan tubuh bergetar. Ia takut Gus Bed marah dan menjauh dengan menceraikannya. Air mata sudah menggenangi mata lalu jatuh memenuhi pipinya.Ubed tak peduli!Jika itu terjadi, apa yang mesti Raudah lakukan? Terlebih sekarang ia sedang dalam keadaan hamil.Ubed mengusap wajahnya kasar. Tak mengerti bagaimana membuang rasa kesalnya sekarang. Tangannya memukul ranjang dengan masih terkepal."Astagfirullah," desahnya menekan kemarahan yang bertumpuk-tumpuk dalam dada."Saya ...." Ucapan Raudah tergantung."Harusnya anti bersabar dan tak me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status