Ema masih saja mengatur napasnya terasa sesak itu. Dia terus memejamkan kedua matanya. Sementara Melia sangat penasaran dan dia benar-benar kesal, melihat Ema tidak segera memberitahukan apa yang sudah dilihatnya. Ema terkejut melihat Melia semakin mendekatinya, kemudian memegang kedua pundaknya. Spontan Melia mengoyak sangat keras, membuat tubuhnya yang semula tersandar kini berdiri dengan tegak. Melia mengentakkan tubuh Ema dengan kasar, menunjukkan jemarinya tepat di wajah Ema yang menatapnya dengan tegang."Kau tahu, aku benar-benar membenci menunggu. Jika kau tidak segera mengatakan apa yang kau lihat! Aku benar-benar akan sangat marah. Aku akan membuatmu menyesal, karena kau sudah melakukan itu kepadaku!" lanjutnya membentak keras. Ema menarik napas panjang. Sementara, Zulaika mendekati Melia."Dia pasti mengatakan semua," ucap Zulaika sembari menarik Melia agar menjauh dari Ema yang masih bergeming kaku."Kau tahu aku benar-benar tidak suka menunggu sesuatu seperti ini. Jika d
Read more