Home / Pernikahan / Bosku Galak / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Bosku Galak: Chapter 1 - Chapter 10

35 Chapters

Bab Satu. Tetangga Tak Diundang

"Tarii! Gaji kamu saya potong karena kamu gak ngucapin selamat pagi sama saya! Sekarang, keluar!" Alamakjang! Salah apa lagi aku? Timbang nggak ngucap 'selamat pagi' aja gaji dipotong 100 ribu. Emangnya aku pegawai mini market yang setiap ada pelanggan lewat harus bilang, 'Selamat pagi, Kak!' 'Selamat siang, Kak!' atau 'Selamat malam, Kak!' terus aja begitu sampai ada yang baper terus minta dinikahin.Bruk!Aku menjatuhkan diri ke atas kursi kerjaku dengan kesal sampai si Igo rekan kerja satu divisi berbalik kepo. Kalau dipikir-pikir dari beratus-ratus orang di kantor hanya dia deh yang peduli sama kepedihan seorang Mentari Senja yang menyinari bumi ini. "Kenapa lagi, Tar? Lu kena semprot lagi, ya?" Igo menatapku penasaran. "Hu um. Heran gue, itu Bos kenapa galak banget sama gue? Semua aja disalahin ke gue, capek ... fiuh!" keluhku sambil mengacak rambut yang udah kayak kena angin ribut. "Ya udah sabar aja, sabar! Namanya juga orang kaya. Oh iya, makan siang lu mau ke mana? Giman
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Bab Dua. Tugas Paling Absurd

Terlambat! Aku kesiangan! Belum juga genap 24 jam si bos tinggal jadi tetangga apartemen aku sudah ketiban sial.Tanpa perlu mandi dan hanya memakai pewangi ketek, aku langsung berlari terbirit-birit membuka pintu kamar apartemen. Berbagai doa kupanjatkan, dari mulai doa makan sampai doa masuk WC kurapalkan demi terkabulnya harapanku tak bertemu si bos galak.Namun, mungkin karena doaku kurang tulus. Baru saja aku membuka pintu sosok yang ingin kuhindari di muka bumi ini malah muncul dengan delikan tajam."Tari? Kamu baru berangkat? Kamu tahu jam berapa ini?!" Mampus, kan? Mampus! Takdir terkadang emang persis kayak lagu Desi Ratnasari. 'Takdir memang kejam. Tak mengenal perasaan.'Kenapa timing-nya bisa pas begini, sih?"I-iya Pak, sa-saya diare," elakku berbohong sambil langsung menutup pintu dari luar. Enggak mungkin dong kalau aku bilang, aku bangun kesiangan karena insomnia gara-gara syok dia jadi tetangga.Pak Leo melipat tangan di depan dada sambil bersandar ke salah satu dind
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Bab Tiga. Penguntit? Huwa!

[Tar, kamu di mana? toilet sudah beres? Ingat! MANDI!]Lima huruf di akhir pesan membuat mataku mendadak buram. Perasaan aku nggak punya rabun dekat. Apa musti aku video call aja biar jelas? Aselole! Makin ngadi-ngadi.Aku masih tak menduga perkara mandi saja harus dia atur. Perasaan si Pak Bejo rekan kerjaku yang datang ke kantor tanpa mandi tiga hari nggak dia protes. Giliran aku nggak mandi sekali, repotnya udah kayak ngurusin nikah.Tiap menit dia ingetin tentang kebersihan sampai-sampai dia kirim hadis bahwa 'kebersihan sebagian dari iman'. Bener sih bener, tapi cara ingetinnya itu loh bikin orang ingin terjun payung. Kok, bisa-bisanya tuh bos galak tahu aja tentang aku yang belum mandi tadi? Dapat dari mana coba? Apa mungkin belek aku masih nyembul pas ketemu dia? "Ah, Bodohnya aku!"Aku membentur-benturkan kepala ke atas meja kantin sampai menimbulkan bunyi yang cukup keras.Menyadari harga diriku turun beberapa derajat, kupikir tak ada harapan lagi aku disangka gadis cantik
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Bab Empat. Satu Persen Sifat Bos

Di antara se-abrek sifat negatif seorang Leo ternyata masih punya sifat kebaikan meski itu sebesar jarah. Tidak bisa ditampik, pemberian obat Pak Leo semalam cukup membuat aku mengakui kalau dari 100% watak yang dimiliki Pak Leo terdapat satu persen rasa empati. Wajar.Yang nggak wajar itu satu yaitu fakta bahwa aku memukul bosku sendiri. Mau ditaruh di mana mukaku? Parahnya hari ini ada apel pagi yang mewajibkan semua orang berbaris rapi dengan name tag dan pakaian formal. Biasa mendekati weekend seperti ini saatnya evaluasi penampilan dan itu dipimpin oleh Pak Leo. "Kacau gue Vi, kacau!" Aku berdiri bak cacing kepanasan di samping Evi yang berdiri sejajar denganku. Bagaikan anak TK yang mau diperiksa kuku, kami baris satu-persatu. Tinggal nunggu gurunya muncul siapa lagi kalau bukan Pak Leo. "Emang kacau kenapa Tar? Lu bikin masalah lagi? Lu ngilangin laporan?" bisik Evi. Masih dengan mode berdiri tegap bak robot. "Lebih parah Vi gue mukul si Bos.""Apa?!" Teriakan Evi yang terla
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Bab Lima. Soon Ruqyah

Aku sangat salut sama guru TK. Bagaimana mungkin mereka bertahan sama banyak anak? Apalagi kalau bentukan anaknya macam si Doy sama Dio. Aku yakin nih, kalau ada pengasuh punya penyakit anemia otomatis sembuh, soalnya mengurus kedua bocah ini sama saja melakukan kegiatan yang menyebabkan darah naik seketika."Tante, pacarnya Om Leo, ya?" Di tengah jajan sore kami di salah satu kafe, tiba-tiba si Doy nyeletuk sambil memakan burgernya. "Pacar? Aku pacarnya Om kalian?" Aku mengerjapkan mata merasa tak percaya dengan yang diucapkan Dio. Moodku yang sudah jongkok berganti tiarap. Apa wajahku setua itu hingga bisa dianggap pantas berpacaran dengan pria yang seumur abangku tersebut?Padahal aku sudah maskeran pakai bengkoang, tomat sampai lumpur hitam. Biar apa? Biar mukaku kelihatan unyu-unyu dan bisa dijual terpisah. Dahlah. "Iya. Tante. Soalnya, kalau bukan pacar apa dong? Pembantu?" Dio terkekeh puas telah meledekku. Baiklah, sekarang aku tahu sepertinya keluarga Pak Leo itu emang
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Bab Enam. Modus Mamah

Jodoh?Aku mengulang satu kata itu dalam benakku untuk ke sekian kali. Mau dipikir berapa juta kali pun aku tetap tak habis pikir. Bagaimana bisa si bos galak nan gampang tertipu janda tersebut mengajakku masuk ke lubang neraka bersamanya? Berbohong demi menyelamatkan diri. Apa bukan neraka dipindah ke bumi namanya? Bukan masalah aku nggak mau bantu, tapi sejujurnya aku masih punya kekasih meski sekarang kena ghosting.Raka Farhandi namanya. Melihat si bos sama mantannya, otakku jadi teringat akan Raka yang bagiku sama seperti penipu persis Brigitta. Sudah dua tahun dia menghilang, menorehkan luka dan berjuta kenangan. Tanpa ada kata putus dan perpisahan. Dia hilang, seperti ditelan Anaconda. Itulah kenapa sampai sekarang aku sama sekali tak berniat berhubungan dengan siapa pun. Apalagi menjadi kekasih pura-pura Pak Leo.Aku trauma Bang Haji! Aku trauma!"Pak!""Hm?""Pak?""Hm?""Paaak!" "iya, Tari? Saya nggak budek," sembur Pak Leo sambil terus berjalan membawa barang belanjaan.
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Bab Tujuh. Tameng si Bos

Kenapa sih, waktu libur berasa cepat banget berlalunya? Cuman sehari aku berleha-leha terlepas dari perintah Pak Leo dan ternyata itu tak berlangsung lama. Siapa yang menduga kalau subuh ini, aku baru mendapat kabar kalau video yang kurekam viral sampai semua orang mengghibah online.Dari manajer sampai office girl semua menggosipkan Pak Leo dan janda. Sebagian besar ada yang membela si bos dan sebagian lagi mengucap hamdalah karena nggak jadi patah hati.Ya Tuhan!Kenapa aku bisa seceroboh ini, sih? Perasaan aku sudah mendelet video itu dari grup eh ternyata masih ada saja kutukupret yang menyebarkannya.Untungnya video itu hanya tersimpan sebagian karena ponselku keburu lowbath, coba kalau full sampai bagian si bos menunjukku sebagai jodohnya.Astaga-dragon! Mati aku, mati! Bisa dimutilasi hidup-hidup aku sama si bos dan orang sekantor. "Tari, kamu sekarang mau masuk kantor, kan?" tanya Mamah yang tiba-tiba muncul dengan susunan rantang beserta isinya. Aku mendelik curiga. Inst
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Bab Delapan. Pete Lucknut!

"Saya berumur tiga puluh satu tahun dan saya dipaksa menikah, Tari." "Iya, Pak. Saya paham tapi Bapak janji kan di antara kita jangan ada skinship? Terus kenapa harus pakai cincin segala?""Biar dia percaya. Udahlah, kamu itu bawel banget sih, ayo pake!" paksanya sambil terus melangkah panjang diikuti aku yang berjalan terengah-engah di belakangnya. Sumpah, ya! Ini orang kebiasaan main sama Tarzan kali, ya? Sekali jalan seakan dua sampai tiga meter terlampaui saking cepatnya. Sesuai intruksi si bos, tanpa banyak protes lagi aku langsung memakai cincin yang diberikannya sebelum sampai ke ruang privat lounge tempat Bianca menunggu. Aku terpaksa memakai cincin itu meski agak longgar. Heran. Ini cincin apa karet gelang? Licin banget. "Kamu udah siap?" tanya Pak Leo ketika kami berdua telah sampai di depan ruang privat tersebut.Sangat mengherankan, kenapa Pak Leo meminta Bianca menunggu di sini? Apa segitu spesialnya Bianca sehingga dia berikan service terbaik? Di Mahatma Corp, priv
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Bab Sembilan. Ajakan Mendadak?!

Terlepas dari sikap kecerobohanku yang mengundang kesialan. Aku akhirnya kembali menjadi karyawan wanita biasa. Bernapas biasa, makan biasa, kentut biasa sampai pulang pergi bagai kuli pun teramat ... BIASALAH.Hanya yang berbeda adalah, sekarang aku punya cincin berlian hasil jadi pacar jadi-jadian. Lumayanlah, jika butuh bisa dijual kali aja bisa seharga rumah.Lucu sekali. Jika mengingat bagaimana aku berbohong pada geng kutukupret demi si Dementor. Kukatakan cincin itu kudapatkan dari hasil warisan nenek moyang yang sengaja aku pakai demi menangkal virus iblis Pak Leo."Baik, jadi iklannya sekarang sudah stabil, ya? Jangkauannya udah ratusan ribu perjam? Oke, terima kasih infonya." Klik.Aku menghembuskan napas panjang setelah menerima telepon dari tim evaluasi digital. Perkembangan e-commerce yang begitu cepat mau tak mau membuat setiap perusahaan untuk berinovasi dan itu menyebabkan kerjaanku tak habis-habis.Di perusahaan ini, kinerja anggota tim khusus berada di bawah langsun
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Bab Sepuluh. Perhatian Kecil? Uhuk!

"Aw!" Berjuta kali pun aku mencubit pipi, pasti hasilnya tetap akan sama yaitu ... SAKIT. Pak Leo mengajakku ke pertemuan keluarganya.Is he crazy? Aku yakin di muka bumi tidak ada bos segila dia. Dia yang pemaksa, dia yang suka seenaknya dan dia yang selalu membuatku kehilangan kata-kata. Pokoknya Leo adalah lelaki kejam yang galaknya nggak ada lawan."Ingat di dalam nanti, kamu hanya perlu mengangguk dan tidak perlu berkata macam-macam. Mengerti?""Ya, Pak." Lagi-lagi dia mengulang nasehatnya sebelum kami memasuki rumah Pak Pram. Pak Pram adalah ayahnya Pak Leo, siapa pun tahu kalau Pak Pram itu memiliki sifat yang nggak beda jauh dari Pak Leo, bijak sih tapi menakutkan. Orangnya tegas dan disiplin, jadi nggak usah dijelaskan betapa ngerinya aku memasuki rumah ini. Salah-salah ngomong, bisa-bisa aku cari mati. Sungguh, kalau bukan karena iming-iming gaji dan bonus. Aku lebih memilih berlayar ke pulau indah dibanding jadi kambing congek di sini."Oh ya, satu lagi saya lupa. Di da
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status