/ Young Adult / Murid Kesayangan / 챕터 111 - 챕터 120

Murid Kesayangan의 모든 챕터: 챕터 111 - 챕터 120

135 챕터

Bab 111. Sisi Lain

Leena bergegas masuk ke kelasnya dan menunjukkan dinding sebelah kanan. Rupanya dia sedang mendekorasi kelas untuk persiapan ujian akhir kelas. Orang tua akan diundang untuk menyaksikan penampilan anggota murid-murid. "Lihat, aku kesulitan memasang di bagian atas. Aku tak bisa meraihnya." Leena mengarahkan telunjuk ke arah dinding. "Oke. Biar aku coba mengurusnya." Aku mendekat. Sesuai arahan Leena, aku merapikan beberapa gambar dan hiasan yang Leena ingin pasang di sana. Tidak terlalu lama selesai juga. "Terima kasih banyak. Akhirnya siap juga." Leena berkata lega. Tetapi raut wajahnya, jelas tidak menunjukkan dia gembira. "Kenapa tidak ada yang membantu?" Aku penasaran karena Leena bekerja sendirian. Setahuku setiap kelas pasti punya asisten yang membantu. "Temanku tidak bisa tinggal lebih lama. Dia harus menghadiri acara keluarga. Yang lain juga punya urusan sendiri. Jadi aku tidak meminta bantuan lagi. Kukira aku bisa mengerjakan tanpa bantuan." Leena menjelaskan. "Ada yang
last update최신 업데이트 : 2022-11-27
더 보기

Bab 112. Batasan yang Menjebak

Aku menggeleng. "Tidak, kurasa aku bisa memahami Aiden. Aku juga punya seorang kakak perempuan. Aku juga seperti Aiden, ingin kakakku bahagia dan mendapat cinta terbaik di hidupnya." Ingatanku langsung terbang pada Kak Lili. Dan juga muncul pria baik yang cinta mati pada kakakku, Bang Edo. "Benarkah?" Kedua mata Leena melebar. Sekilas aku berkisah tentang diriku dan Kak Lili. Ada sedikit kemiripan yang aku dan Leena alami. Tidak mendapat kasih sayang yang lengkap dari orang tua. Tentunya bedanya, aku tidak benar-benar yatim piatu. Ayahku telah aku temukan kembali. Leena memperhatikan setiap kata yang aku ucapkan. Dia makin terbuka mengatakan semua yang selama ini seolah-olah hanya dia telan sendiri. Kepedihan dan harapan dalam hidupnya. Aku tak menduga, wanita muda yang cerdas dan selalu ceria itu punya kisah perih sedalam itu. Sejak hari itu, aku dan Leena dekat. Aku iba dengan kisahnya. Khususnya Aiden. Dia masih remaja dan seharusnya punya masa depan yang cerah. Sayang sekali,
last update최신 업데이트 : 2022-11-28
더 보기

Bab 113. Kejutan yang Tak Diduga

Aku sudah di depan pintu dan hampir melangkah keluar rumah. Mendengar pertanyaan Leena, aku urungkan. Sebaliknya aku memutar badanku dan melihat pada Leena. "Ya, tentu." Aku mengangguk. "Tidak mungkinkah permintaan Aiden terwujud?" Pertanyaan berikut yang aku kaget, tetapi juga tidak yang kudengar. "Maksud kamu?" Bukan aku tidak paham apa yang Leena ingin katakan, tetapi aku mau dengan jelas Leena menyampaikan yang dia mau. "Avin, kamu sangat baik. Tulus memperhatikan aku dan Aiden. Aku tahu kamu sibuk, kamu rela memberi waktu kamu. Aku, yang aku pikir, apakah karena kamu memang baik, atau ..." Kedua bola mata Leena memandang tajam padaku. Aku menunggu saja, biar Leena menyelesaikan kalimatnya. "... tidak berlebihan bukan, kalau aku merasa kamu lakukan semua ini padaku dan Aiden karena kamu ada hati untukku?" Tidak. Ini yang aku takutkan. Aku berharap pikiranku salah, ternyata ... "Leena ... kita berteman. Selain sebagai sesama g
last update최신 업데이트 : 2022-11-28
더 보기

Bab 114. Anger and Missing Collapse

Aku menyusuri jalanan dan secepat mungkin ingin segera tiba di rumah. Di sampingku, Josie terus saja berkata-kata ingin meluruskan situasi yang terjadi. Aku makin kesal saja karena buat aku Josie hanya cari alasan agar tidak terlihat salah. "Kak, aku ga mungkin kayak gitu. Aku cuma sayang sama Kak Avin. Kalaupun kami akrab, itu cuma temenan. Teman dekat, ga lebih. Horgan itu, dia orangnya memang ramah, pakai banget. Makanya ..."Josie tidak juga meredakan mulutnya dari banjir informasi yang buat aku sama sekali tidak perlu aku terima."Bisa kamu diam?!" Aku menyentak Josie, memaksa dia menghentikan semua omong kosong yang dia jadikan alasan untuk membenarkan diri. "Aku ..." Seketika Josie menutup mulutnya. Dia terkejut aku setengah berteriak dengan nada kesal padanya. "Pusing aku mendengar semua itu. Hanya alasan. Ga ada guna," lanjutku. Josie tidak menyahut, bahkan dia tidak bergerak, duduk lurus menghadap ke depan. Mobil aku hentikan di pinggir jalan, tepat di depan halaman. "Tu
last update최신 업데이트 : 2022-11-28
더 보기

Bab 115. Percaya Aku, Kak

Leena memandang dengan penuh harap padaku. Dia ternyata sama sekali tidak ingin mundur dari keinginannya bisa menjadi kekasihku. "Avin, kamu tahu aku benar. Kamu sedang resah. Kamu akui atau tidak, di hatimu ada tempat buat aku. Kamu hanya tidak menyadari atau kamu mengelak karena kamu masih punya kekasih." Leena mencondongkan badan, makin merapat ke meja. Tangannya terulur memegang tanganku. Aku tak bergerak, walau begitu bukan berarti aku suka yang dia lakukan padaku. "Beri aku kesempatan, aku akan buktikan aku punya cinta lebih besar buat kamu," tutur Leena. "Kamu salah paham, Leena. Memang saat ini hubunganku dengan tunanganku sedang tidak baik. Tapi tidak berarti aku tidak sayang padanya." Aku melepas perlahan pegangan tangan Leena. Leena tersenyum kecil. Dia tampak sangat tenang. Mata beningnya kembali menghujam ke arahku. "Baiklah. Anggap saja kamu sangat cinta dia. Sebaliknya, apa dia juga punya rasa sama buat kamu? Sedalam cinta kamu untuknya? Masalah kalian tentang kese
last update최신 업데이트 : 2022-11-29
더 보기

Bab 116. Menghindari Leena

Aku menggaruk-garuk kepalaku mendengar pertanyaan Josie. Apa aku masih marah padanya? Melihat dia sakit aku kalang kabut. Aku juga kalang kabut melihat dia dekat pria lain. Dua kali aku cemburu pada Aven yang ternyata adalah adikku. Yang ketiga, aku cemburu pada teman Josie yang ternyata punya kekasih dan bukan gadis sembarangan. "Kenapa ga dijawab?" tanya Josie dengan kedua tangan menopang pipinya. "Aku masih marah, tapi dikit." Aku menepok-nepok jidatku. "Masih marah? Kenapa lagi marahnya?" ujar Josie. "Karena aku ga bisa jalan-jalan sama kamu. Peraturan yang kita buat malah menjebak." Aku ikut menopang dagu. "Kok menjebak? Kan biar kita hati-hati, ga sembarangan. Menjebak di mananya?" Josie bertanya dengan heran. "Kita jaga jarak, tapi malah orang lain yang mendekat," kataku. "Hm, Kak Avin lagi dekat sama siapa?" Josie langsung menegakkan badan dan menatap tajam padaku. Aku tersenyum. Aku meraih tangan Josie dan menggenggamnya erat. Aku memandang wajahnya yang masih sedikit
last update최신 업데이트 : 2022-11-30
더 보기

Bab 117. Liburan, Josie, Leena, dan Aiden

Aku ingin mempercepat langkah, tapi rasanya tidak bagus juga aku terus menghindari Leena. Belum tentu setiap dia mencariku bukan urusan pekerjaan. Aku terpaksa menghentikan kaki dan menunggu Leena mendekat. " Ya, Leena?" Aku bertanya. Leena tepat di depanku. Dengan tas di pundak dan folder merah lumayan besar dia pegang di dadanya. "Ini hari terakhir sekolah. Libur sampai hampir dua bulan. Siap berpetualang?" Leena memandangku. Apa maksudnya dengan pertanyaan itu? "Ya, tentu. Aku dan Josie sudah punya beberapa rencana. Kali ini tidak akan sepi seperti yang aku kira. Karena Josie harus mengejar target juga agar semester depan dia bisa maju penyelesaian tugas akhir dan kemudian wisuda," jawabku dengan senyum lebar. "Oh? Tunangan kamu masih kuliah?" Leena cukup kaget mendengar itu. Aku memang tidak pernah bercerita banyak tentang Josie selama ini. "Yup. Dan aku tentu akan mendukungnya. Karena setelah itu kami akan mengatur pernikahan." Senyumku kembali lebar. Aku ingin Leena paham,
last update최신 업데이트 : 2022-11-30
더 보기

Bab 118. Postingan Pemicu Pertengkaran

Leena menatap padaku. Dia tepat ada di sampingku. Aku juga menoleh padanya. Jadi, Aiden masih berharap aku dan Leena bersama? Apa Leena tidak memberitahu adiknya jika aku tidak jomblo? "Oke ..." Leena tiba-tiba mendekatiku dan mendaratkan kecupan di bibirku. Aku sangat kaget. Refleks aku mendorongnya dan sedikit mundur. "Hei! Nice!" Aiden berseru kegirangan. Aku benar-benar jadi salah tingkah. Apa yang Leena lakukan? "Leena??" ujarku dengan nada kesal, tapi aku berusaha tetap menahan diri. "Please, aku akan jelaskan nanti," ujar Leena. Dia tahu aku marah karena apa yang dia lakukan. "Kita pulang, atau kalian pulang sendiri dengan taksi," ucapku mengancam Leena. Leena pun mengaatakan cukup pada Aiden. Kami meninggalkan pantai, kembali ke rumah Leena. Sampai di rumah, Aiden tampak kelelahan. Wajahnya mulai pucat dan tubuhnya sedikit gemetar. Segea Leena memberikan obat dan menolong Aiden agar segera tenang dan bisa istirahat. Aku ingin pamitan, tapi tidak enak juga kalai harus p
last update최신 업데이트 : 2022-12-03
더 보기

Bab 119. Aku Tidak Berkhianat

"Josie belum pulang. Mungkin sebentar lagi." Tante Melinda yang menjawab. "Oh?" Aku kaget. Jadi Josie ke mana dengan taksi yang dia tumpangi? "Oke, baiklah. Terima kasih." Aku berbalik dan keluar rumah. Aku berdiri di teras, berpikir ke mana kira-kira Josie pergi? Tempat apa yang akan dia tuju kalau sedang kesal seperti ini. Belum yakin, tetapi aku kembali masuk ke dalam mobil dan menyusuri lagi jalanan. Aku menghubungi Josie beberapa kali, tapi tidak ada jawaban. Kacau. Ternyata kebaikanku hanya dimanfaatkan oleh Leena. Aku menyesal memberi kesempatan lagi untuk berbaik hati. Keputusan sebelumnya menghindari dia sudah tepat. Satu kali saja aku membuka diri, ternyata ini hasilnya. Aku benar-benar merasa bodoh! Satu tempat yang akhirnya muncul di kepalaku, taman kota. Aku hampir yakin Josie ada di sana. Taman di pinggir kota, tempat yang teduh, yang aku tahu Josie pasti berada di sana. Aku segera membawa diriku menuju ke taman itu. "Oh, thank God." Aku lega. Dugaanku benar. Josie
last update최신 업데이트 : 2022-12-03
더 보기

Bab 120. Mengingkari Janji

Sementara aku mencermati wajah Josie, kakiku melangkah pelan ke arahnya. Josie berdiri mematung, memandang padaku, dan menunggu aku mendekat. Dua, tiga, dan senam langkah, aku berdiri hanya berjarak satu meter di depan Josie. "Jadi?" Aku bertanya dengan debaran di dada tak menentu. Wajah Josie tegang, tidak ada senyum di sana. Kedua matanya menatapku. Aku tidak tahu arti tatapannya, itu gelisah atau takut. "Josie?" panggilku. Aku meminta Josie menjawab rasa penasaranku. Josie tidak menjawab. Dia tiba-tiba maju dan memelukku erat. "Berhasil! Aku lulus!" Lalu tawa gadis kesayanganku pun meledak. Astaga! Dia sengaja membuat aku cemas, ingin mengerjaiku dulu sebelum memberi kabar gembira. "Hei, kamu benar-benar, ya?" Aku lepaskan Josie dan memandang wajahnya. Auranya berubah drastis. Senyum cerah dan wajah ceria sudah mengganti kegelisahan semenit lalu yang dia tampilkan di sana. "Makasih dukungannya, doanya, dan juga semuanya. Selesai, Kak. Tinggal persiapan graduation. Ah, aku ga
last update최신 업데이트 : 2022-12-06
더 보기
이전
1
...
91011121314
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status