Home / Pendekar / Legenda Naga Langit / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Legenda Naga Langit: Chapter 161 - Chapter 170

235 Chapters

161. Keributan

Bukan hanya nama Baruna Wardhana yang membuat gempar Kota Salju Putih, tetapi masih banyak pula pendekar muda aliran hitam yang baru tiba.Kedatangan mereka semua sudah barang tentu membuat keadaan kota menjadi tegang. Perselisihan dan gesekan di antara dua aliran masih sangat kentara. Jika tidak memandang nama besar Pulau Es Utara, maka sudah dapat di pastikan jika pertempuran akan pecah di kota ini. Meskipun seperti itu, masih ada Beberapa oknum yang tidak sama sekali takut saat mendengar nama pulau es itu, sehingga mereka tidak segan terlibat keributan dan membuat keonaran.Hal yang sama di alami oleh Abinawa. Sejak banyaknya pendekar muda aliran hitam yang tiba, setiap gerakan Abinawa seolah sedang di amati."Cih, aku sangat tidak suka ketika begitu banyak pasang mata memperhatikan setiap gerakanku," umpat Abinawa yang terus melangkahkan kakinya menyusuri Kota Salju Putih.Di mata pendekar aliran hitam, Abinawa adalah pendekar muda yang berasal dari aliran putih dan begitu pula se
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

162. Keributan II

Baruna Wardhana berdiri menyaksikan pertarungan yang terjadi di bawah sana. Dia berdecak kagum melihat kemampuan Abinawa.Baruna Wardhana merasa jika Abinawa masih menyimpan kekuatannya."Laki-laki besar itu sudah salah langkah bersinggungan dengan pemuda itu," ujar Baruna Wardhana, "Apa kau mengenali pemuda itu?"Wikura menggeleng pelan, dia tentu sudah lupa dengan sosok Abinawa yang telah hilang selama bertahun-tahun dan di nyatakan gugur dalam pertempuran yang terjadi di Kota Bandar Agung."Aku tidak mengenalnya, ku pikir dia berasal dari aliran hitam seperti dirimu," sahut Wikura.Baruna Wardhana menggeleng pelan, "Aliran hitam tidak memiliki pendekar seperti dia, melihat cara bertarungnya, dia berasal dari aliran putih... Dan, dia cukup berbakat,"Wikura mengangkat bahunya, sejujurnya dia memang tidak mengenali pemuda itu."Seperti yang sudah ku katakan, bakal banyak kejutan di setiap gelaran sayembara. Mungkin kau pernah mendengar tentang Sayembara Pendekar Muda beberapa tahun s
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

163. Masalalu Sentika

Kabar tentang sudah banyaknya pendekar muda berdatangan di Kota Salju Putih dengan cepat sudah sampai ke telinga Sentika dan Astika. Kabar tentang ikut sertanya Baruna Wardhana yang merupakan jenius aliran hitam merupakan kejutan bagi Sentika dan Astika."Nama besar putrimu sepertinya berhasil memikat hati Si Pedang Kegelapan itu," ucap Astika.Sentika hanya tersenyum, rencananya memang ingin mengumpulkan seluruh jenius bela diri yang di miliki dunia persilatan, selain sayembara, Sentika juga ingin mengetahui siapa saja yang berpotensi menggantikan pendekar tanpa tanding yang di miliki tiga aliran berbeda ini. Sambil menyelam minum air, sambil melalukan sayembara jodoh putrinya, Sentika juga dapat menjalin ke akraban dengan seluruh jenius bela diri di seluruh dunia persilatan. Mengumpulkan seluruh jenius bela diri adalah sesuatu yang sangat sulit, dan Sentika menemukan magnet untuk menarik mereka semua, yaitu putrinya sendiri."Kita harus mempersiapkan semuanya, Astika. Aku yakin buka
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

164. Kapal Pesiar Pulau Es

Sebuah kapal pesiar berukuran raksasa berlabuh di dermaga Kota Salju Putih. Kapal raksasa itu milik Pulau Es Utara yang akan menjemput semua pendekar muda yang akan menuju Pulau Es Utara untuk mengikuti sayembara yang di adakan oleh Pulau Es Utara ini.Dermaga itu sudah di padati oleh para pendekar yang berasal dari berbagai sekte dan aliran. "Nawa, kau yakin akan ke pulau es?" Tanya Batari Ambar."Tentu, aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan Ayundia. Ku dengar beritanya dia sudah mencapai kemampuan pendekar suci bukan?" Abinawa berbalik bertanya kepada Batari Ambar.Batari Ambar mengangguk, membenarkan berita itu. Batari Ambar sekaligus menjelaskan jika Ayundia di sebutkan sebagai jenius nomor satu dunia persilatan."Dan, kau tertarik mengikuti sayembara ini? Apakah kau menyukai Ayundia?" Tanya Batari Ambar."Haha, apa kau berpikir jika Ayundia tertarik denganku? Aku dan dia itu bagaikan Langit dan Bumi. Tidak mungkin akan bersatu, Ayundia itu permata di Pulau Es Utara, sementa
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

165. Tiba Di Pulau Es

Satu kapal pesiar sudah berangkat beberapa jam yang lalu membawa banyak pendekar muda menuju Pulau Es Utara. Sementara sisanya akan menunggu giliran selanjutnya.Mereka yang mendapatkan giliran pertama berangkat ke Pulau Es Utara biasanya mereka yang berasal dari sekte besar. Sementara mereka yang berasal dari sekte menengah akan mendapatkan giliran selanjutnya.Abinawa yang datang bersama Batari Ambar, yang notebene adalah sekte menengah harus sabar menunggu giliran selanjutnya."Mereka yang berasal dari sekte besar akan selalu mendapatkan hak istimewa rupanya," ucap Sumbayu yang merasa tidak terima.Abinawa, Sumbayu dan Batari Ambar adalah orang-orang yang sudah tiba lebih dulu di dermaga untuk bisa mendapatkan giliran pertama berangkat ke Pulau Es Utara, tetapi karena mereka membawa nama sekte menengah membuat mereka harus mengalah, agar tidak menciptakan keributan dan membuat mereka di usir."Sudahlah jangan terlalu kau ambil hati, kita juga pasti akan tiba di Pulau Es Utara," uca
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

166. Abinawa Vs Sumbayu

Abinawa langsung mengambil posisi kuda-kuda tarungnya, dia ingin memberikan pelajaran berharga untuk Sumbayu agar tidak selalu mengatakan dirinya bodoh.Sementara itu, Sumbayu juga mengambil posisi kuda-kuda tarungnya. Dia juga ingin menguji sudah sebatas mana kemampuannya berkembang."Baiklah, aku ingin lihat sebatas manakah kemampuan yang kau miliki," ucap Sumbayu menantang Abinawa."Perlihatkan kepadaku siasatmu itu, aku ingin lihat apakah bisa menandingi ilmu kanuraganku,"Detik kemudian, dua orang teman perjalanan itu langsung melesat cepat ke depan. Pedang keduanya langsung bertemu dan menghasilkan benturan, serta gelombang kejut yang besar.Abinawa mengandalkan kecepatannya dalam membangun serangan, sementara itu Sumbayu lebih memfokuskan pada detail serangan, agar menciptakan serangan yang mengincar titik vital.Sejak awal pertarungan itu dimulai, Abinawa terlihat mampu mendominasi pertarungan. Abinawa terus-menerus mendesak Sumbayu untuk berada dalam posisi bertahan total.Na
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

167. Tetua Sodaya Penegak Hukum

Sentika memberikan arahan langsung kepada para Tetua Pulau Es Utara untuk meningkatkan keamanan selama Sayembara berlangsung.Sentika jelas tidak ingin kejadian penyerangan kembali terjadi seperti beberapa tahun silam. Hal itu tentu akan mencoreng nama baik dari Pulau Es Utara yang terkenal dengan kekuatannya yang di takuti seluruh rimba persilatan."Wakil Ketua, Sentika... " Dua orang murid itu datang menghadap dengan nafasnya memburu."Soga, Soha apa yang terjadi? Kenapa kalian terlihat terburu-buru," Tanya Sentika.Keduanya dengan cepat menjelaskan jika telah terjadi pertarungan di antara murid yang hadir di Pulau Es Utara. Keduanya takut pertarungan itu akan memicu pertarungan lainnya yang akan membuat suasana Pulau Es Utara menjadi kacau balau.Sentika membulatkan matanya tidak percaya, jika ada pemuda yang cukup gila membuat keonaran di Pulau Es Utara yang di penuhi banyak pendekar pilih tanding dunia persilatan."Bedebah!! Soha bawak aku ke lokasi terjadinya pertarungan itu," p
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

168. Dua Pemuda Di Dalam Kedai

Setelah meninggalkan Aula Penegak Hukum, Abinawa dan Sumbayu langsung di sambut oleh Batik Saka, Arya Dwi Raga, dan Batari Ambar yang menunggu mereka dengan perasaan cemas."Tenang, kami baik-baik saja, saudaraku," ucap Abinawa berusaha memberi penjelasan kepada tiga orang itu."Kami sungguh cemas, karena Tetua Sodaya terkenal tegas dalam mengambil tindakan jika terjadi keributan di wilayah Pulau Es Utara," sahut Batari Ambar."Jangan terlalu cemas, kami sungguh tidak apa-apa," kali ini Sumbayu yang ikut angkat bicara.Setelah itu, mereka bergegas mencari tempat penginapan yang akan menjadi rumah bagi mereka selama berada di Pulau Es Utara ini.Penginapan Bulu Angsa adalah tempat yang di sediakan bagi mereka yang berasal dari sekte menengah seperti Sekte Naga Putih."Kami sudah menyediakan tiga kamar untuk kalian, Tuan," ucap pelayan itu.Mereka dengan cepat menuju kamar mereka masing-masing. Abinawa dan Sumbayu mendapatkan kamar bersama, begitu pula Batik Saka dan Arya Dwi Raga, sert
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

169. Sekelebat Bayangan Misterius

Suhu dan hawa di dalam kedai itu turun dengan sangat cepat. Semua orang merasakan jika di atas pundaknya sedang tertimpa batu besar, serta nafasnya terasa sesak."Kau salah orang jika ingin membodohi," ucap Baruna Wardhana, sambil mengarahkan aura kekuatannya ke arah Abinawa.Mendapatkan tekanan tinggi yang di lepaskan oleh Baruna Wardhana, sama sekali tidak membuat Abinawa bergeming sedikitpun dari tempat duduknya. Bahkan, Abinawa seolah tidak merasakan tekanan tinggi yang di lepaskan Baruna Wardhana.Baruna Wardhana yang sadar sosok pemuda di hadapannya tidak bergeming, membuatnya tanpa sadar berkeringat dingin."Siapa kau sebenarnya?" Tanya Baruna Wardhana sambil menarik aura kekuatannya dengan berlahan.Hal ini jelas di lakukan agar tidak menyinggung sosok di hadapannya karena sadar pemuda ini bukan sosok yang biasa."Aku bukan siapa-siapa, aku hanya seorang pendekar pengelana yang kebetulan lewat dan mampir di Pulau Es Utara ini," jawab Abinawa dengan santai.Baruna Wardhana jela
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

170. Kelompok Gagak Kepala Iblis

Dwi Laga bergerak dengan cekatan memasuki kota di Pulau Es Utara. Dia bergerak dengan sangat dinamis dan lincah.Dengan kemampuan ilmu meringan tubuh yang tinggi membuat pergerakan tidak di ketahui banyak pendekar yang berada di Pulau Es Utara."Menyebarlah dan berbaur dengan para pendekar lainnya, dan ingat jangan membuat pergerakan yang akan menarik perhatian dunia persilatan," perintah Dwi Laga kepada para pendekar yang berada di hadapannya itu."Baik Komandan,""Hari ini kita tidak boleh gagal, kita tunjukkan jika kelompok kita ini ada dan di takuti para pendekar dunia persilatan," seru Dwi Laga yang di sambut seruan pula oleh para pendekar yang di bawahnya."Pastikan, semua berjalan sesuai dengan rencana dan rancangan kita," sekali lagi Dwi Laga memastikan.Para pendekar yang di balut jubah hitam gelap itu menganggukkan kepalanya, pertanda mengerti.Satu menit kemudian sekumpulan pendekar itu sudah berpencar dan bergerak sesuai arahan di awal rencana. Sementara pemuda bernama Dwi
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
DMCA.com Protection Status