Dwi Laga bergerak dengan cekatan memasuki kota di Pulau Es Utara. Dia bergerak dengan sangat dinamis dan lincah.Dengan kemampuan ilmu meringan tubuh yang tinggi membuat pergerakan tidak di ketahui banyak pendekar yang berada di Pulau Es Utara."Menyebarlah dan berbaur dengan para pendekar lainnya, dan ingat jangan membuat pergerakan yang akan menarik perhatian dunia persilatan," perintah Dwi Laga kepada para pendekar yang berada di hadapannya itu."Baik Komandan,""Hari ini kita tidak boleh gagal, kita tunjukkan jika kelompok kita ini ada dan di takuti para pendekar dunia persilatan," seru Dwi Laga yang di sambut seruan pula oleh para pendekar yang di bawahnya."Pastikan, semua berjalan sesuai dengan rencana dan rancangan kita," sekali lagi Dwi Laga memastikan.Para pendekar yang di balut jubah hitam gelap itu menganggukkan kepalanya, pertanda mengerti.Satu menit kemudian sekumpulan pendekar itu sudah berpencar dan bergerak sesuai arahan di awal rencana. Sementara pemuda bernama Dwi
Sumbayu menjelaskan jika sejak tiba di seberang pulau, dia sudah mencium ada pergerakan tidak biasa dari beberapa orang yang ikut naik ke kapal menuju Pulau Es Utara.Namun, Sumbayu berusaha membuang pikiran buruknya itu dan terus berusaha berpikir positif. Akan tetapi setelah mereka berada di Pulau Es Utara, firasat Sumbayu itu semakin besar setelah melihat begitu banyak pergerakan-pergerakan tidak biasa dari para pendekar yang berada di Pulau Es Utara. Di tambah dengan informasi yang di sampaikan oleh Abinawa mengenai kelompok Gagak Kepala Iblis."Jadi kau sudah menyelidiki hal ini dari awal?" Tanya Abinawa."Benar... " Sumbayu juga menjelaskan jika pertarungan mereka tempo hari adalah salah satu trik yang di susun oleh Sumbayu untuk membuat para penyusup itu menampakkan dirinya.Dan benar, beberapa pendekar yang memiliki hawa kekuatan besar mulai merapat ke lokasi pertarungan mereka beberapa waktu yang lalu. Sumbayu juga menjelaskan jika dia memiliki kelebihan mampu merasakan hawa
"Tidak mengherankan jika hampir seluruh pendekar muda di dunia persilatan datang ke Pulau Es Utara untuk memperebutkan sosok Putri Pulau Es ini,""Kecantikannya benar-benar tiada tara, wajar saja dunia persilatan di buat jatuh cinta padanya... ""Dia sangat cantik, lebih cantik dari lukisan dan cerita-cerita yang di bawah oleh para pedagang dan orang-orang dunia persilatan,"Beragam komentar dan pujian di lontarkan oleh setiap mata yang memandang sosok Ayundia. Bahkan beberapa dari mereka tidak mampu mengalihkan pandangannya dari kecantikan paras yang di miliki oleh Ayundia, terlebih lagi Ayundia memiliki kekuatan yang jauh di atas pendekar di usia yang sama dengannya.Seketika beberapa detik suasana menjadi sunyi, mereka seolah kehilangan kesadarannya untuk beberapa saat."Aku ucapkan selamat datang di Pulau Es Utara untuk seluruh pendekar-pendekar jenius yang akan menjadi pilar dunia persilatan di masa depan," suara tegas dan lembut dari Ayundia menyadarkan semuanya dari khayalannya
Tepat di alun-alun utama Pulau Es Utara, semua pendekar muda berkumpul di sana. Di atas panggung terdapat beberapa pendekar yang menggunakan jubah biru langit tampak duduk di singgasananya masing-masing. Mereka yang berada di atas panggung adalah para Tetua Pulau Es Utara. Hampir semuanya sudah memiliki kemampuan pendekar suci.Salah seorang perempuan berparas cantik jelita duduk di antara para Tetua itu. Perempuan itulah yang menjadi rebutan utama para pendekar yang datang dari berbagai penjuru negeri.Sentika menarik nafas panjang, sebelum berjalan ke depan panggung dan berdiri dengan tegap di depan ratusan pasang mata para pendekar."Selamat datang di Pulau Es Utara para pendekar pilihan, aku Sentika selaku salah satu Tetua Pulau Es Utara merasa sangat bangga menjadi tempat pertemuan para pendekar-pendekar muda yang akan menjadi pilar dunia persilatan.Besar harapan kami, kalian semua bertanding dengan menjunjung tinggi sportifitas. Maka aku selaku Wakil Ketua Pulau Es Utara memb
Baruna Wardhana melompat naik ke atas gelanggang, lengkap dengan pedang berwarna hitam pekat yang sudah keluar dari sarungnya itu, membuat setiap yang menatap pedang itu akan bergedik ngeri.Baruna Wardhana pula melepaskan aura kekuatannya yang dengan segera memenuhi gelanggang itu untuk beberapa saat."Luar biasa, inikah kekuatan yang di miliki oleh jenius sejati yang berasal dari aliran hitam dan putra salah satu pendekar tanpa tanding itu... ""Ternyata kemampuannya bukan di besar-besarkan, akan tetapi memang seperti itu adanya,""Aliran lurus harus berhati-hati, sosok Baruna Wardhana ini akan menjadi ancaman serius di masa depan nantinya,"Beragam komentar keluar dari setiap pendekar yang menyaksikan sosok Baruna Wardhana. Entah itu berupa kekaguman ataupun ketakutan.Bersamaan dengan itu pula, sosok pendekar muda yang namanya mulai mencuat beberapa waktu terakhir ikut melompat masuk ke dalam gelanggang."Batik Saka memberi hormat kepada, Senior Baruna... " Batik Saka menundukkan
Baruna Wardhana yang sejak awal pertarungan berada di posisi bertahan total, kini mulai beranjak keluar dan berbalik menyerang Batik Saka.Dalam waktu cepat, pertaruhkan kembali berimbang. Baruna Wardhana yang belum menggunakan kekuatan penuhnya, jelas sengaja. Dia ingin melihat lebih jauh batasan kekuatan yang di miliki oleh Batik Saka. "Kau sungguh berhasil menarik perhatianku, saudaraku," ucap Baruna Wardhana di sela pertarungan mereka.Baruna Wardhana dengan semangat menyambut dan melayani setiap serangan yang datang. Kali ini Baruna Wardhana mulai menggunakan kekuatan penuhnya dan berhasil dengan cepat membalikkan keadaan.Baruna Wardhana yang memang begitu terkenal dengan kecakapan bermain pedangnya kembali membuat banyak pasang mata terpukau. Hal yang membuat pertarungan itu menjadi lebih menarik adalah Batik Saka mampu sedikit mengimbangi serangan dari Baruna Wardhana.***Berbeda dari para penonton lainnya yang terkagum-kagum melihat pertarungan yang tersaji di gelanggang.
Abinawa memutar otaknya dengan cepat, mencari cara untuk dapat berkomunikasi dengan sosok Sentika. Setelah termenung beberapa saat, Abinawa tersenyum lebar. Seolah mendapatkan jawaban dari kebimbangannya itu."Tidak ada cara lain, hanya ini cara yang ku miliki," ucap Abinawa dan bergegas langsung bergerak dengan cepat.Mengandalkan kemampuannya, tidak sulit untuk Abinawa melewati penjagaan prajurit tingkat bawah itu, sebelum dirinya tiba di depan halaman kediaman dari Sentika."Apa yang kau inginkan, nak?" Ucap Sentika yang sepertinya sudah mengetahui kedatangan Abinawa sejak awal."Tidak salah jika kau di sebut salah satu pendekar terhebat di dunia persilatan, bahkan kehadiranku saja sudah dapat kau rasakan," sahut Abinawa sembari menundukkan badannya memberi hormat kepada Sentika.Sentika hanya tersenyum tipis, dia jelas sudah memperhatikan setiap gerak yang di lakukan oleh Abinawa semenjak pertarungan beberapa waktu yang lalu. Bahkan kedatangan dari Abinawa sudah di ketahui oleh S
Setelah kepergian Abinawa, Sentika jelas langsung bergegas. Dia jelas tidak ingin sesuatu yang tidak inginkan terjadi di Pulau Es Utara dan mencoreng nama baik Pulau Es Utara di mata dunia persilatan.Salah satu tujuan utamanya ialah menemui Astika dan membicarakan mengenai penguatan keamanan. Sentika merasa perlu menjelaskan juga kepada Astika selaku penguasa Pulau Es Utara saat ini."Astika, aku perlu bicara denganmu," ucap Sentika.Astika mengernyitkan dahinya, jelas tidak biasanya Sentika ingin berbicara serius dengan dirinya selama ini."Kau tidak bermaksud untuk membatalkan sayembara yang sudah di mulai ini bukan?" Tanya Astika penuh selidik kepada Sentika.Sentika tertawa dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, lantas menjelaskan jika ada hal yang penting yang ingin di bicarakan olehnya.Astika dapat bernafas lega mendengar jawaban dari Sentika. Setidaknya dia tidak akan menanggung malu karena membatalkan sayembara yang telah di mulai ini."Baiklah, ada hal penting apa yang m