Baruna Wardhana melompat naik ke atas gelanggang, lengkap dengan pedang berwarna hitam pekat yang sudah keluar dari sarungnya itu, membuat setiap yang menatap pedang itu akan bergedik ngeri.Baruna Wardhana pula melepaskan aura kekuatannya yang dengan segera memenuhi gelanggang itu untuk beberapa saat."Luar biasa, inikah kekuatan yang di miliki oleh jenius sejati yang berasal dari aliran hitam dan putra salah satu pendekar tanpa tanding itu... ""Ternyata kemampuannya bukan di besar-besarkan, akan tetapi memang seperti itu adanya,""Aliran lurus harus berhati-hati, sosok Baruna Wardhana ini akan menjadi ancaman serius di masa depan nantinya,"Beragam komentar keluar dari setiap pendekar yang menyaksikan sosok Baruna Wardhana. Entah itu berupa kekaguman ataupun ketakutan.Bersamaan dengan itu pula, sosok pendekar muda yang namanya mulai mencuat beberapa waktu terakhir ikut melompat masuk ke dalam gelanggang."Batik Saka memberi hormat kepada, Senior Baruna... " Batik Saka menundukkan
Baruna Wardhana yang sejak awal pertarungan berada di posisi bertahan total, kini mulai beranjak keluar dan berbalik menyerang Batik Saka.Dalam waktu cepat, pertaruhkan kembali berimbang. Baruna Wardhana yang belum menggunakan kekuatan penuhnya, jelas sengaja. Dia ingin melihat lebih jauh batasan kekuatan yang di miliki oleh Batik Saka. "Kau sungguh berhasil menarik perhatianku, saudaraku," ucap Baruna Wardhana di sela pertarungan mereka.Baruna Wardhana dengan semangat menyambut dan melayani setiap serangan yang datang. Kali ini Baruna Wardhana mulai menggunakan kekuatan penuhnya dan berhasil dengan cepat membalikkan keadaan.Baruna Wardhana yang memang begitu terkenal dengan kecakapan bermain pedangnya kembali membuat banyak pasang mata terpukau. Hal yang membuat pertarungan itu menjadi lebih menarik adalah Batik Saka mampu sedikit mengimbangi serangan dari Baruna Wardhana.***Berbeda dari para penonton lainnya yang terkagum-kagum melihat pertarungan yang tersaji di gelanggang.
Abinawa memutar otaknya dengan cepat, mencari cara untuk dapat berkomunikasi dengan sosok Sentika. Setelah termenung beberapa saat, Abinawa tersenyum lebar. Seolah mendapatkan jawaban dari kebimbangannya itu."Tidak ada cara lain, hanya ini cara yang ku miliki," ucap Abinawa dan bergegas langsung bergerak dengan cepat.Mengandalkan kemampuannya, tidak sulit untuk Abinawa melewati penjagaan prajurit tingkat bawah itu, sebelum dirinya tiba di depan halaman kediaman dari Sentika."Apa yang kau inginkan, nak?" Ucap Sentika yang sepertinya sudah mengetahui kedatangan Abinawa sejak awal."Tidak salah jika kau di sebut salah satu pendekar terhebat di dunia persilatan, bahkan kehadiranku saja sudah dapat kau rasakan," sahut Abinawa sembari menundukkan badannya memberi hormat kepada Sentika.Sentika hanya tersenyum tipis, dia jelas sudah memperhatikan setiap gerak yang di lakukan oleh Abinawa semenjak pertarungan beberapa waktu yang lalu. Bahkan kedatangan dari Abinawa sudah di ketahui oleh S
Setelah kepergian Abinawa, Sentika jelas langsung bergegas. Dia jelas tidak ingin sesuatu yang tidak inginkan terjadi di Pulau Es Utara dan mencoreng nama baik Pulau Es Utara di mata dunia persilatan.Salah satu tujuan utamanya ialah menemui Astika dan membicarakan mengenai penguatan keamanan. Sentika merasa perlu menjelaskan juga kepada Astika selaku penguasa Pulau Es Utara saat ini."Astika, aku perlu bicara denganmu," ucap Sentika.Astika mengernyitkan dahinya, jelas tidak biasanya Sentika ingin berbicara serius dengan dirinya selama ini."Kau tidak bermaksud untuk membatalkan sayembara yang sudah di mulai ini bukan?" Tanya Astika penuh selidik kepada Sentika.Sentika tertawa dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, lantas menjelaskan jika ada hal yang penting yang ingin di bicarakan olehnya.Astika dapat bernafas lega mendengar jawaban dari Sentika. Setidaknya dia tidak akan menanggung malu karena membatalkan sayembara yang telah di mulai ini."Baiklah, ada hal penting apa yang m
Sayembara di Pulau Es Utara terus berlangsung. Pertarungan demi pertarungan terus di gelar di atas gelanggang.Banyak para pendekar mulai berguguran, akan tetapi tidak sedikit pula yang tersenyum puas karena berhasil melangkah ke babak selanjutnya.Baruna Wardhana menjadi salah satu unggulan utama yang akan keluar sebagai Jawara Sayembara kali ini dan mempersunting sosok Ayundia. Selain itu, sama seperti sayembara sebelum-sebelumnya, akan ada nama-nama kuda hitam yang memiliki kemampuan luar biasa dan bukan berasal dari sekte besar."Luar biasa, sayembara selalu menghadirkan moment munculnya nama-nama pendekar pilihan yang selama ini tersembunyi dan kalah terkenal dari mereka yang berasal dari sekte besar," ucap Arga yang juga menjadi salah satu peserta sayembara.Kedatangan Arga sendiri tidak memiliki hasrat untuk menjadi Jawara, akan tetapi lebih kepada ingin menguji sebatas mana kemampuan yang di milikinya saat ini.Di sisi lain, salah satu yang mencuri perhatian adalah penampilan
Suasana lembah itu bergemuruh, para pendekar yang memiliki kemampuan tingkat tinggi itu tampak sudah bersiap dengan jubah dan perlengkapan lainnya.Seorang pemuda berdiri dengan gagah di hadapan para pendekar itu."Aku Dwi Pangga, akan memimpin kembalinya Elang Hitam ke dunia persilatan... Kita akan memulai penaklukan dunia persilatan dan menunjukkan jika Elang Hitam adalah yang terkuat," Dwi Pangga berseru dengan lantang dan di depan ratusan pendekar Elang Hitam itu.Mereka semua dengan semangat juang bersorak menyambut kembalinya mereka ke dunia persilatan.Setelah itu, Dwi Pangga bersama ratusan pendekar lainnya langsung bergerak meninggalkan lembah itu. Dwi Pangga kali ini sangat percaya diri dengan kemampuannya, dia yakin tidak banyak yang bisa mengimbangi kekuatannya saat itu.Salah satu tujuan utama mereka adalah menaklukkan sekte-sekte kecil yang berdiri tidak jauh dari jurang atau lembah tempat mereka bersembunyi selama ini."Jika mereka tidak ingin bergabung bersama kelompok
Aksi demi aksi yang di lancarkan oleh Elang Hitam jelas mulai terdengar luas di dunia persilatan. Para pendekar dunia persilatan merespon informasi ini dengan mengirimkan utusan untuk melihat langsung lokasi bekas Elang Hitam melancarkan aksinya."Lapor, Ketua. Orang-orang yang kita kirim sudah kembali, dan mereka menyaksikan sendiri banyak sekte kecil sudah rata dengan tanah, tanpa ada sisa," ucap Sudartawa menyampaikan laporannya.Ganendra menghela nafasnya dengan berat, dia tidak pernah menduga jika kelompok Elang Hitam yang menghilang secara misterius beberapa tahun silam, kini telah kembali dan menyebar teror di penjuru dunia persilatan."Sudartawa, bentuk tim khusus untuk mencari tahu seberapa kuat kemampuan yang di miliki oleh Elang Hitam saat ini... " Perintah Ganendra."Lantas bagaimana dengan penyelidikan tenteng kelompok Sayap Emas, Ketua," tanya Sudartawa."Mengenai kelompok Sayap Emas, aku akan menugaskan Wirat untuk menggantikan peranmu. Elang Hitam jika tidak segera di
"Kau harus mengambil banyak pelajaran dari sayembara ini, hasrat untuk menjadi Jawara itu harus di tanamkan, akan tetapi tetap harus berpegang teguh pada sportifitas.Dan ingat, yang terpenting adalah mendapatkan pengalaman yang berguna untuk berkembangnya ilmu kanurganmu ke depannya," Abinawa memberi nasehat kepada Arya Dwi Raga.Arya Dwi Raga hanya menganggukkan kepalanya, dia akan selalu mengingat nasehat yang di berikan oleh Abinawa dengan baik.Mereka menikmati makan malam dengan lahap, sambil terus bercerita mengenai sayembara. Batik Saka dan Arya Dwi Raga terlihat begitu antusias, sementara Abinawa dan Batari Ambar lebih banyak menjadi pendengar karena mereka tidak ingin dalam sayembara, pun mereka sudah pernah merasakan di sayembara sebelumnya di Kota Bandar Agung."Setelah ini, aku yakin akan banyak pendekar yang datang berkunjung ke Sekte Naga Putih karena yakin sekte itu akan menjadi sekte yang berpengaruh dengan adanya kalian berdua," ucap Abinawa kembali memberikan pujian