“Maaf Mbak, apa makan siangnya sudah bisa disajikan sekarang?” Pertanyaan dari seorang pelayan resto langsung menyela lamunan Damay. Ia tahu kalau Adam sudah pergi dan meninggalkannya dalam kegamangan, tapi, Damay sama sekali tidak memesan makanan apapun untuk di makan. Sedari tadi, Damay masih duduk termenung di tempat yang sama, untuk memikirkan rencana selanjutnya. “Makan siang?” Damaya bertanya bingung. “Saya nggak pesan apa-apa, Mbak.” “Tapi—” “Bawa masuk makan siangnya,” ujar seorang pria yang baru melewati pintu dan langsung duduk di kursi yang sempat ditempati oleh Adam. Pria itu menatap tajam pada Damay, tanpa keramahan sama sekali. “Baik, Pak. Permisi.” “Jadi, bagaimana? Sudah tahu siapa yang bohong di sini?” Banyu melirik sekilas pada pelayan yang berjalan keluar dari ruang VIP mereka. Damay enggan menjawab. Ia lebih suka mendiamkan Banyu, agar pria pongah itu tidak merasa bahwa dirinya penting bagi Damay. Biarkan saja Banyu mengoceh sendiri, dan nantinya akan salah t
Last Updated : 2022-07-11 Read more