Axel mengintip sedikit dari celah matanya, ia masih mengecup bibir Hana tapi kelopak mata gadis itu masih tertutup. Sambil sedikit tersenyum, Axel menyesap bibir milik Hana kian rakus. Saat gadis itu mulai memundurkan tubuhnya, sang lelaki malah menariknya semakin mendekat hingga Hana akhirnya jatuh ke pangkuan Axel. “Ma-maaf,” ujar Hana panik dengan muka semerah kepiting rebus. Gadis itu serta merta berdiri. “Sa-saya balik bekerja dulu, Raja Neraka,” pamit Hana tanpa sada. “Eh BOS! Pak Axel maksud saya,” lanjut Hana sambil melangkah gusar keluar ruangan. “Hana,” panggil Axel. “Ya?” jawab Hana sembari menatap lantai. Ia tak berani menatap manik abu cerah milik bosnya itu. “Ingat kembali seperti semula, seakan tidak terjadi apa-apa. Begitu pula dengan hubungan kita sebelumnya, hanya atasan dan bawahan. Kuharap kau tak menyebarkan hal privasi apa pun yang terjadi diantara kita Hana.” Hana mengangguk. “Dan satu lagi, hutang pacarmu enggak usah kamu lunasi. Anggap saja itu bayaran ka
Baca selengkapnya