“Hana! Ngapain sih? Biasa aja kali!” protes Zidan.“Ya kali biasa, Bos separah itu soalnya,” ujar Elira. “Mana masih pagi loh ini!”“Tapi kamu yakin kan, Dan?” tanya Jennie meminta kepastian.“Iya, benar Mbak. Yang ceweknya itu rebahan di kursi bawah, sementara wajahnya tertutup rambut panjangnya sendiri. Enggak duduk normal seperti orang biasanya, terus pak Axel sampai mau nabrak gue loh karena enggak konsen. Menurut kalian lagi ngapain coba?”‘Tuhan, kenapa temanku tukang gibah semua?’ Hana membatin. “Bisa saja si ceweknya nyari anting yang lagi jatuh,” kilah Hana.“Eiii, ngapain kok antingnya sampai jatuh segala? Lehernya juga dihisap kah?” tanya Zidan sambil mengibas-ibaskan tangannya, seakan kepanasan. “Waw, pagi-pagi sudah kecupan ganas ya.”Hana mengembuskan napasnya perlahan. “Atau bisa saja bolpoinnya jatuh, atau-.”“Gue loh Han ada di TKP langsung,” tembak Zidan merasa kesal karena kesaksiannya diragukan.“Memang Pak Bos kelihatan semesum itu ya menurut kalian?”“Iya!” jaw
Read more