All Chapters of Hubungan Gelap Suami dan Adikku: Chapter 71 - Chapter 80

104 Chapters

Bab 40.B

"Kalau Bapak mengizinkan ya aku mau, gimana kalau besok sore," jawabku sambil melirik wajah Daniel, pria pemilik hidung mancung itu langsung bersinar tanda senang."Iya boleh, nanti aku jemput di kantor kamu, jadi besok ga usah bawa mobil ya." Daniel begitu antusias dan gembira dengan keputusanku.*Cahaya matahari mulai meredup, waktu yang sudah di rencanakan kemarin akhirnya tiba, cepat aku membereskan lembaran yang berserakan di meja kerja.Saat semua telah rapi aku melipat laptop, lalu melangkah ke luar kantor, ternyata Daniel sudah menungguku.Suasana kantor telah sepi karyawan telah pulang satu jam yang lalu, beberapa detik kemudian aku menghampiri Daniel lantas masuk ke dalam mobilnya."Sudah lama nunggunya?" aku bertanya kala diri ini sudah duduk di kursi kemudi sebelahnya."Engga kok, jalan sekarang ya." Lelaki yang mengenakan sweeter biru itu menginjak gas lalu mobil melaju membelah padatnya jalan raya.45 Menit kemudian mobil telah terparkir di carport rumahnya, seperti bia
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more

Bab 41.A

Aku pulang dari rumah Daniel membawa rasa kecewa, ia kekeuh ingin mengantar walau beribu kali aku menolak.Selama perjalanan ia tak banyak berbicara seperti biasanya, mungkin ia juga tengah merasa gundah atas apa yang terjadi.Mataku menerawang jauh ke arah jalanan, cinta ini memang salah, restu itu hal penting untuk menjalani sebuah hubungan rumah tangga.Tiba di rumah ia segera memarkirkan mobilnya di carport, kebetulan gerbang rumahku sedang terbuka, kulirik bapak sedang duduk santai di bangku taman kecil depan rumah.Masih seperti biasa, Daniel berlari membukakakan pintu untukku sembari memamerkan senyumnya yang hangat. Namun, kali ini berbeda tak ada satu patah katapun yang terucap."Terima kasih, aku masuk ya," ucapku sambil tersenyum tipis.Ia memandang wajahku seolah sedih seraya menutup pintu mobil.Aku melangkah meninggalkan Daniel yang sedang berdiri mematung, jauh dalam lubuk hati aku pun sama sedihnya dengan beliau. Namun, aku cukup tahu diri dan tak ingin lagi membuatnya
last updateLast Updated : 2022-06-16
Read more

Bab 41.B

Terdengar sangat puitis, aku menyunggingkan kedua bibir, rasanya lucu entah sejak kapan ia berubah menjadi seorang pujangga.*Suasana dingin pagi menyambut, perlahan sinar sang surya menyinari bumi.Pagi ini aku masih diam di dalam kamar, rasanya malas untuk keluar bergabung sarapan dengan mereka.Tak lama berselang pintu di ketuk, lalu terbuka kala aku menyahut, nampaklah Mbok Minah membawa satu nampan berisi satu mangkuk bubur ayam dan teh manis hangat."Sarapan dulu ya, Bu, Mbok bikinin bubur sesuai pesenan Neng Carla," ucapnya sambil meletakkan makanan di nakas."Ya, Bi terima kasih." lalu perempuan itu keluar dari kamarku.Ketika siang menjelang, aku dan Carla bersiap untuk menemui Bang Surya, walau sebenarnya malas tapi apa boleh buat, baik bapak ataupun Kak Shanaz mereka tak ada yang mau mengantarkan Carla.30 Menit kemudian kami telah tiba di halaman rumah Bang Surya, ternyata ada Sonia di rumah ini. Kami berdiam sejenak di dalam mobil menyaksikan mereka yang terlihat saling
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Bab 42.A

"Terserah."Satu kata yang kuucapkan, rasanya tidak pantas seorang mantan suami berbagi cerita masalah pribadi dengan mantan istrinya,meski Bang Surya tak merasa canggung dengan hal itu, tapi tetap saja rasanya itu tidak etik.Aku kembali fokus pada layar ponsel, ber chat ria bersama kawanku juga rekan-rekan bisnis.Tak lama masuklah satu pesan dari pria yang beberapa hari lalu kutolak pinangannya secara halus.[Sarah, aku dengar Bapakmu ada di Jakarta, aku izin akan bertamu ke rumahmu sore nanti]Bunyi pesan dari Izwan, lelaki itu begitu sopan.[Silakan] Balasku singkat, aku memang seperti itu selalu bersikap dingin pada lelaki asing, meski Izwan pernah mengisi hari di masa kecilku, tapi tetap saja lelaki itu menjadi asing kembali selepas beberapa tahun tak saling bertegur sapa, hanya sesekali berjumpa itu tak lantas membuat hubungan diantara kami seakrab dulu.Makan siang telah tersaji, ibu mertuaku memasak makanan kesukaanku dan Carla dengan suka hati, baginya aku adalah seorang
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 42.B

Matanya memerah, sangat persis dengan yang kulihat hari kemarin ketika ia akan menodaiku."Engga, Mas, aku mau kita cerai, lepasin aku!" balas Kak Shanaz disertai air mata yang berlinang."Pergi dari sini, Hadi atau aku akan berteriak meminta tolong pada warga," sergahku seraya berlari ke halaman rumah dan berteriak sekencang mungkin hingga ke luar gerbang.Tak berselang lama, nampaklah sebuah mobil Honda SUV yang hendak masuk ke rumahku, sang pengemudi membuka setengah kacanya hingga terlihat jelas jika yang mengemudi mobil itu Izwan, pria itu tersenyum hormat kepadaku.Namun, karena rasa cemas yang bergulung dalam dada aku tak sempat membalas senyumnya, lantas aku berlari mendekatinya."Izwan, tolong Kak Shanaz dia mau di culik mantan suaminya, sekarang mereka ... itu dia cepet tolong! Cepet halangi lelaki itu," ungkapku terengah-engah sambil menjerit menunjuk Kak Shanaz yang hendak di bawa paksa oleh Kak Hadi.Seketika Izwan keluar dari mobil lalu berlari kencang menyelamatkan Kak
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Bab 43.A

Bab 43.A hu"Bapaaak!" Aku dan Kak Shanaz berteriak bersamaan.Saat sudah di depan pintu terdengar suara bapak menggebrak-gebrak pintu dengan pelan, aku semakin panik."Ini dimana kuncinya, Kak?" tanyaku gelisah."Aduh di mana ya?" Kak Shanaz tak kalah gelisahnya dariku."Saraah, tolongin Bapak sesak ini," teriak bapak dengan suara yang melemah."Sama Hadi tadi di lempar coba cari," jawab Kak Shanaz, semuanya mencari-cari kunci di sudut lantai."Bapak bentar kuncinya hilang!" teriakku sembari menggebrak pintu.Dalam hati aku merutukki lelaki jahat itu. tega-teganya dia mengurung orang tua di kamar mandi sempit tanpa ada celah ventilasi, rasanya ingin sekali memasukkannya ke jeruji besi."Sarah, kunci cadangannya emang ga ada?" tanya Kak Shanaz sambil berjongkok mencari kunci."Mana aku tahu, Kak!""Aku coba dobrak ya," ujar Izwan dan aku hanya mengangguk."Bapak, mundur ke belakang aku mau dobrak pintunya!" teriak Izwan di balik daun pintu.Bukkk! Bukkk! Bukk!Sudah tiga kali Izwan me
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Bab 43.B

"Aku ga mau aja membebani kalian, lagian dia juga sempet ngancam akan menyakiti keluarga kita kalau sampai aku ngadu."Mendengar jawaban Kak Sahanz kami semua serempak menghela napas menahan rasa kesal. Sedalam itu deritanya hingga ia tak sanggup lagi berbagi dengan saudaranya."Ya sudah kamu masuk kamar ya, mulai sekarang jangan kemana-mana dulu, pintu rumah harus selalu terkunci," titah bapak."Iya Bapak bener, sebaiknya rumah ini mempekerjakan satu atau dua orang satpam agar aman," sahut Izwan memberi usul."Iya nanti aku cari," jawabku."Izwan, kok kamu tahu alamat rumah Sarah?" tanya Kak Shanaz yang membuat Izwan gelagapan."Emm, iya tahu aku ada perlu sama Sarah," jawabnya lalu tersenyum paksa.Seketika kulihat raut wajah Kak Shanaz berubah muram, sulit di artikan."Yasudah kalian ngobrol di luar ya, Bapak mau mandi dulu, kamu juga mandi dulu Shanaz belum salat juga 'kan?" Bapak dan Kak Shanaz berlalu menuju kamar masing-masing.Dan kami berdua berjalan beriringan menuju teras m
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Bab 44.A

"Siapa dia, Rah?" tanya Izwan sembari menatap Daniel yang hendak memasuki mobil.Aku terus memandang hingga mobilnya hilang dari pandangan, ingin sekali mengejarnya. Namun, ini bukan saat yang tepat."Dia ... dia temen aku," jawabku datar memendam rasa kecewa, Daniel pasti akan salah faham."Apa lelaki itu yang melamar kamu?" ia bertanya sembari menelisik wajahku.Mulutku membisu berat untuk mengatakan iya. Hanya anggukan kepala sebagai jawaban, sesaat ia terlihat menghela napas."Hati kamu condong sama dia?" pertanyaan yang sukses membuatku bimbang, ingin kukatakan iya. Namun, bagaimana? cinta kami terhalang restu seorang Ibu.Aku menatap wajahnya memberanikan diri menatap lelaki bermata teduh itu, diantara kami tak ada rintangan yang menghadang, ia juga bisa dibilang lelaki yang sempurna. Namun, aku takut jika kejadian masa lalu akan terulang kembali, aku tidak bisa menikah dengan mantan kekasih saudaraku sendiri."Baiklah silakan kamu kejar lelaki itu, aku pulang dulu," tuturnya de
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more

Bab 44.B

Dia mengerem mobilnya secara mendadak membuat tubuhku hampir terhuyung ke depan."Ih kamu kenapa sih kok ngerem ga bilang-bilang! Untung kepalaku ga kejedot," cetusku kesal."Maaf, Sayang eh salah mulu, Sarah maksudku kita beli buah dulu ya, tunggu bentar," jawabnya lalu bergegas keluar dan berlari menuju kios buah yang lumayan besar.Tak lama ia kembali dengan sekeranjang buah di bentuk parsel."Harusnya aku yang beli, ngapa jadi kamu sih," ujarku cemberut."Ga apa-apa biar cepet, biasanya 'kan kalau cewe suka lama belanjanya," jawabnya sambil melajukkan mobil."Ih ga semua cewe begitu kali," cetusku sembari mencubitnya.Beberapa menit kemudian aku dan Daniel tiba di tempat tujuan, dengan dada yang berdebar aku melangkah masuk ke dalam rumahnya.Semoga ibunya Daniel bisa luluh hatinya dan mau menerimaku, doaku dalam hati."Ayok masuk. Sarah," ucap Daniel, lalu aku melangkah menuju kamar ibunya, di sana wanita paruh bata itu sedang tergeletak di atas pembaringan.Aku tercengang kala m
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more

Bab 45.A

(Pov Daniel)"Sarah!" aku berteriak meratapi kepergiannya.Ingin aku mengejarnya. Namun, Safira mencegahku, padahal aku sangat muak melihat perangainya "Daniel jangan pergi! Itu Tante Raya manggil-manggil kamu," ucapnya kala tangan ini hendak membuka pintu mobil.Aku ingin mengejar Sarah, cintaku yang sempat hilang. Tak kuhiraukan ucapannya tapi tangan mulus itu menghalangiku."Daniel! Jangan buat Ibumu makin setres, mau gula darahnya naik lagi? kamu harus lihat ke dalam Tante Raya manggil-manggil kamu sambil megangin kepala dia pasti merasa pusing."Aku menghela napas dan mengurungkan niat untuk mengejar Sarah, walau berat tapi tetap kuseret kaki ini menuju kamar ibu.Bagaimanapun juga aku tak ingin dirundung rasa sesal seumur hidup karena mengabaikan orang yang telah membesarkan dan melahirkanku demi seorang wanita, meski aku sangat mencintainya.Suara high heels Safira seolah pisau belati yang menghunus dada ini, wanita berambut sebahu itu berjalan di belakangku dengan tegak seola
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status