Hari yang lelah! Mengangkut semua barang yang ingin kusingkirkan ternyata menyita banyak tenaga dan waktuku. Terlebih hingga malam menjelang, bulik Ningrum masih saja berpura-pura menangis, dan sedih. Seperti sekarang, dia duduk sendiri di taman depan."Sedang apa bulik?" Aku duduk disamping Bulik Ningrum. Dia nampak terkejut dengan sapaanku, masih terdiam, bulik memandangku lalu berdiri. Bulik berjalan tanpa memperdulikanku."Jangan berpura-pura lagi bulik! Dina sudah tau semua rencana Bulik dan Mala!" Ucapanku berhasil membuat langkahnya terhenti."Rencana apa maksudmu?""Rencana apa? tentang mas Haris yang ternyata bulik sudah tau sejak lama, tentang Mala yang hanya berpura-pura baik padaku selama ini, dan tentan memeras Bapak, juga berharap warisannya!""Jangan bercanda nduk, Bulik tidak paham!""Sudah bulik, cukup! Bulik bisa berbohong di depan semua orang, tapi di depanku, jangan berharap Bulik!""Lalu apa maumu?" Bulik tak memandangku, namun suaranya terdengar jelas."Pergila
Last Updated : 2024-10-29 Read more