All Chapters of Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.: Chapter 81 - Chapter 90

343 Chapters

Fitnah Keji Alam.

"Anakku ...tolong anakku ...Shila!"Brak ....Semua orang terkejut saat mendengar teriakan panjang Asma. Wanita itu berlari seperti orang gila hendak menyelamatkan anaknya. Mereka hampir pingsan saat mendengar suara keras benda tertabrak.Tak ada yang tau apa sebenarnya yang terjadi. Mereka segera berlarian mencoba menolong Asma yang menatap kosong ke arah jalanan."Asma sadarlah, apa yang terjadi, Nak. Apa yang terjadi padamu!"Semua orang kini mengikuti tatapan Asma yang merentangkan tangan ingin menerima sesuatu. Sedang di bagian lain, orang-orang menolong seseorang yang menabrak mobil di depannya."Adam ...Shela ....!"Mereka terkejut dan menatap gadis kecil dalam dekapan Adam yang muncul dari balik mobil di sebrang sana. "A ...apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Shela ada di sebrang jalan?"Asma tak menjawab dia hanya menciumi anaknya. Airmatanya terus mengalir, sedangkan Adam segera pergi setelah menyerahkan Shela.Bug...bang...bug..."Cukup pak dia bisa mati!"Teriakan-teriaka
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Kecewa Dan Sakit Hati Asma.

"Itu dok pasiennya, tolong periksa sepertinya kakinya ada yang patah."Entah darimana tiba-tiba Adam sudah datang membawa seorang dokter. Wanita itu langsung memeriksa kaki Asma. Sedangkan Adam segera membantu ibu Asma, agar berdiri dan keluar dari kamar anaknya."Anak ibu.""Biarkan dia tenang dulu nanti baru kita bicara dengannya. Sekarang tolong bantu dokter untuk memeriksa Shila, tadi aku menariknya terlalu keras, Bu."Ternyata Adam datang bersama dua orang dokter. Entah bagaimana bisa dia membawa dua orang dokter secara bersamaan."Anak ini baik-baik saja, Dam. Hanya sedikit shock saja. Untuk lebih pastinya bawa ke rumah sakit, siapa tau ada luka dalam. Tapi menurut ceritamu, aku rasa tak ada yang perlu di cemaskan. Bukankah kau melindunginya, meski membentur mobil?"Adam menganguk karena memang benturan itu mengenai tangannya. Karena dia memeluk Shila, setelah menariknya menghindari motor Alam."Selamat siang, bisa saya bicara dengan korban atau saksi kunci?"Kali ini semua oran
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Pembalasan Sakit Hati Asma.

"Mbak boleh aku masuk?"Lidya memberanikan diri mengetuk pintu, sedang sang ibu berdiri di belakangnya. Dia tak mau memaksa Asma untuk memaafkannya saat ini, kerena sadar apa yang dia lakukan melukai sang putri."Masuklah tapi hanya kau saja yang boleh masuk."Mak Ijah menatap ibu Asma yang mencoba tersenyum meski getir. Dia memapah wanita itu dan menghiburnya."Berikan dia waktu. Untuk seorang wanita yang diperlakukan dunia dengan begitu kejam, justru tatapan menghakimi orang yang seharusnya membelanya, adalah sebuah hukuman yang mematikan. Dan kau melakukan itu pada Asma."Ibu Asma menangis, dia tak menyangka menjadi bagian dari orang yang membuat anaknya tersakiti."Beri dia waktu, percayalah hatinya akan kembali luluh, begitu tau betapa kau mencintainya."Ibu Asma menghapus airmatanya, dia hanya berjanji untuk kedepannya, dia akan mempercayai apa saja yang dilakukan Asma anaknya."Dia sudah banyak menderita bahkan sejak awal pernikahannya. Itulah yang memulai semua cerita ini, ras
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Pembalasan Dendam Asma.

"Tidak ...ini tidak mungkin, Pak RT. Tidak mungkin rumah ini milik orang lain!"Teriakan itu terdengar dari mulut mbak Ani dan ibu mas Alam. Kedua wanita itu berusaha menolak, ketika pemilik rumah meminta mereka keluar.Waktu tiga tahun yang diberikan mas Dika sudah pada batasnya. Sedangkan aku juga meminta mereka diusir sekarang, setelah meminta beberapa bulan, waktu untuk membuat keluarga itu senang.Perbuatan mas Alam beberapa hari yang lalu. Cukup membuat habis kesabaran ku, dia tega berniat menghabisi nyawa anak kandungnya.Selain berniat kejam pada anak kami, dia juga melemparkan sebuah fitnah keji padaku dan mas Dika yang telah damai ditempat peristirahatan terakhirnya.Kali ini aku menikmati pertunjukan itu. Dijaga dua orang pria suruhan mas Adam. Pria itu sengaja memberi waktu mas Alam istirahat, hanya untuk melancarkan aksi balas dendam ku."Aku istri mas Dika, kenapa tak tau kalau rumah ini sudah dijual?"Mbak Ani berkata pelan, setelah pak RT dan pemilik rumah membiarkanny
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Terungkap Sudah

Aku tersenyum sinis kearah mantan ibu mertua, sedang mbak Ani terlihat mulai gugup."Bukankah kau sudah mendapat seorang cucu laki-laki, meski dia bukan darah daging mas Dika.""Asma tutup mulutmu!"Sekali lagi mbak Ani berteriak, dia bergegas mendekat dan bersiap menyerangku."Jangan berani menyentuh, Bu asma. Kalau tidak kau akan menyesal harus menghadapi kami, meski laki-laki kami bisa menghajar wanita sepertimu."Mbak Ani mundur lagi, saat dua orang pria suruhan mas Adam maju menghadangnya."Apa yang kau maksud dengan Adit bukan darah daging mas Dika, Asma?"Mas Alam menunggu jawaban dariku. Dia terlihat terpukul, begitu juga dengan ibunya."Kenapa kau pucat, Bu. Jangan bilang kau baru mengetahui soal ini? Ayolah, aku pernah dengar mas Dika mengatakannya padamu." ujarku sinis."Diam kau, Asma. Saat itu Dika hanya curiga tapi kenyataannya Adit anak kandung Dika.""Darimana ibu tau, dari uang yang disumpalkan mbak Ani ketangan mu?"Wanita itu menatapku tak percaya. Mungkin dia tak t
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Ternyata Asma memiliki Sebidang Tanah Lagi.

"Mana mungkin kami akan pergi sekarang. Beri kami waktu untuk cari kontrakan, Pak."Mendengar permintaan Alam pak RT segera memberi usul."Rumah di ujung jalan itu masih kosong kalian sewa saja. Aku rasa Bu Anti mau menerima, daripada rumahnya kosong."Pak RT memberi saran, dia pasti tak mau berurusan dengan keluarga Alam terlalu lama. Makanya dia menawarkan rumah diujung jalan yang lumayan jauh dari tetangga."Pak Mantan, untung masih disini."Aku menatap Mak Ijah yang tampak ngos-ngosan. Sepertinya dia habis berlari kencang, tapi untuk apa dia mencari pak RT lama, yang kami panggil pak mantan."Ijah kau masih hidup? Panjang umur juga kau rupanya."Pria tua itu membetulkan kacamatanya dan menatap Mak Ijah yang datang membawa sebuah berkas. Seperti sertifikat tanah."Ada urusan apa kau mencariku sampai ngos-ngosan begitu?"Karena pak mantan ada disini, sekalian selesaikan urusanku dengan Asma dan orangtuanya.Aku memutar kursi roda menatap Mak Ijah dan pak mantan, ada urusan apa wanit
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Menuai Apa Yang Sudah Di Tanam.

"Alam siapkan ember lagi, lihat masih banyak yang bocor. Sialan pantas tak ada yang menyewa rumah ini, rupanya sudah rusak parah."Aku mencoba mentulikan kuping saat mendengar omelan ibu. Otakku rasanya mau meledak, apalagi saat melihat Adit mulai bertingkah. Anak penderita autism itu, mulai mengerakkan kepalanya dengan sangat cepat. Itu pertanda kalau dia sedang ketakutan."Hentikan anakmu, mbak Ani! Aku bisa gila jika melihatnya begitu."Adit semakin bertingkah beringas setelah aku berteriak, dia mulai membanting semua barang. Mbak Ani dan ibunya berusaha menenangkannya."Cukup aku muak!"Teriak ku sambil melangkah keluar, meninggalkan kekacauan di rumah yang kami sewa."Kau mau kemana Alam? Di luar sedang hujan lebat. Kau bisa sakit, Lam."Aku tak perduli lebih baik keluar dari rumah bak neraka itu. Aku berjalan tak tentu arah, hingga tanpa sadar telah berdiri di depan rumah Asma."Seharusnya rumah ini bisa aku tempati bersama Asma dan keluargaku. Kalau saja tak berbuat bodoh waktu
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Anak Siapa Adit Sebenarnya.

Aku merampas baju baru yang aku beli. Namun terlambat baju itu sudah habis terbakar."Asma!"Aku berteriak dan membuat Asma terkejut dia menatapku dengan heran. Melihatnya seperti orang linglung aku jadi takut."Besok kita antar bayi itu ke rumah ibu, mas. Daripada ke panti asuhan, akan lebih baik dia dirawat ibu saja."Aku senang bukan kepalang mendengar ucapan Asma. Hari itu juga aku mengantarnya pulang kampung dan menitipkan bayi itu pada ibunya."Kalian baik-baiklah disana. Anak ini akan ibu jaga, seperti kalian menjaganya."Setelah menyerahkan bayi itu aku langsung membawa Asma kembali pulang. Di perjalanan kembali Asma hanya diam saja, meski dadanya telah membesar dan basah. Mungkin air susunya berlimpah dan banjir.Aku kira setelah tak ada bayi itu hidup kami semakin damai. Ternyata tidak, asma semakin berani melawan. Apalagi saat jatah lima puluh ribunya sudah termasuk rokokku sebungkus.Dan semua akhirnya meledak ketika aku menceraikannya, karena merasa sudah mendapatkan sert
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Persahabatan Bagai Kepompong Tapi Bohong.

"Cuaca dingin, Lam. Makanlah mbak masak mie rebus, masih panas pasti enak, bisa menghangatkan perutmu."Saat keluar dari kamar mandi mbak Ani menegur. Dan aku menatap semangkok mie yang masih mengeluarkan asap. Terlihat enak dan menggugah selera, dengan telor rebus di atasnya."Aku dan ibu mau juga, mbak. Masih ada tidak?"Mbak Ani menunjuk kearah dapur. Tak lama ibu dan Rika sudah membawa semangkuk mie ke depan tv."Dingin-dingin enak juga makan mie rebus begini. Untung mbak Ani terpikir untuk masak ini, jadi kita tak kelaparan, setelah sibuk menampung air hujan."Aku menatap mbak Ani yang tersenyum kecut, saat mendengar ucapan Rika. Wanita ini pasti kesal, karena pujian adikku itu terdengar basi."Mau tambah lagi, Lam. Masih banyak kok di dapur.""Habis mbak, ini saja hanya cukup buatku dan ibu saja."Mbak Ani terkejut, dia hanya bisa menatap Rika. Karena mangkok adikku sudah hampir kosong, begitu juga punya ibu."Jangan bilang kau belum makan, Mbak. Kenapa tak ambil dulu buatmu?"M
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

Kebencian Ani Pada Asma

"Jadi begini kelakuanmu, Mas? Bukankah sudah aku katakan. Jangan memberi apapun pada Asma. Susah sekali rupanya, kau mengerti ucapanku."Akhirnya aku menangkap basah mas Dika yang baru mengantar susu dan vitamin untuk Asma adik iparnya."Memangnya kenapa, kalau aku memberi susu dan vitamin untuk Asma? Semua ini untuk kebaikan keponakanku juga. Kau tak perlu berlebihan begitu, An. Ini belum seberapa dibandingkan uang Alam yang kau nikmati."Sialan bukannya mengerti ucapanku, mas Dika justru mengungkit uang yang aku terima dari adik kandungnya."Uang dari Alam itu aku hutang, Mas. Kalau ada uang aku bayar," ucapku kesal."Kapan? Kapan kau berniat membayarnya? Aku rasa sampai sapi bisa bicara sekalipun. Kau tak akan berniat membayar, An. Jadi sudah sepantasnya, Alam menafkahi mu sedang aku yang menafkahi Asma."Aku mengepalkan tangan karena geram. Bisa-bisanya mas Dika berkata begitu, apa dia tak menganggap aku istrinya."Sudahlah mas, tak perlu pakai drama segala. Aku minta sekali lagi,
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more
PREV
1
...
7891011
...
35
DMCA.com Protection Status