"Mbak ini dari kemarin, kok, hobinya jadi ngelamun terus di teras? Kenapa? Kangen, ya, sama Pak Arjuna?"Novi yang datang dari dalam rumah sambil membawa stoples keripik singkong dan dua gelas teh manis hangat langsung duduk di kursi kosong sebelah Nismara."Mbak itu lagi bingung, Vi," ucap Nismara sambil meminum teh manis hangatnya."Mbak gak usah bingung. Kan Mbak sendiri yang bilang kalau kata Pak Arjuna kalau Mbak memang gak suka sama Pak Arjuna, Mbak bisa menolaknya, begitupun sebaliknya, jika emang Mbak suka, Mbak ya tinggal langsung terima. Gak repot, kan?"Nismara mengembuskan napas. "Gak segampang itu, Vi. Gimana jelasinnya, ya? Pokoknya ya gitu, deh. Satu sisi Mbak gak bisa nolak dan satu sisi lagi Mbak ingin menolak.""Apa, sih, yang Mbak takutkan?""Kalau Mbak menerima perasaan Pak Arjuna, hati Mbak itu merasa... merasa gak yakin aja, Vi. Gimana, ya? Pak Arjuna itu terlalu sempurna untuk Mbak. Kalaupun Mbak menerimanya, Mbak gak yakin kalau Mbak akan bahagia, soalnya setia
Baca selengkapnya