Beranda / Romansa / Ya, Sayang? / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Ya, Sayang?: Bab 91 - Bab 100

114 Bab

Tanggung Jawab?

Nismara memeluk tubuhnya sendiri saat Arjuna menatapnya. Ia menyembunyikan wajahnya ke dalam lipatan kakinya yang bergetar hebat.Arjuna sebenarnya bingung harus berbicara apa karena kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul."Kamu mau ke ruang tengah bareng-bareng? Tunggu, ya, saya mau pakai baju dulu."Tangis Nismara makin pecah saat Arjuna mengatakan hal tersebut. Ketika Arjuna turun dari tempat tidur, Nismara bisa dengan jelas tubuh atletis Arjuna itu yang mulus dan berotot. Tangan Nismara tiba-tiba bergetar karena tubuh Arjuna itu yang tadi ia raba-raba.Ya ampun, Nismara, kamu nakal! batin Nismara.Nismara juga celingukan untuk mencari pakaiannya. Tapi ia sama sekali tidak menemukannya. Kira-kira ke mana?Dengan panik Nismara langsung turun dari tempat tidur dan ia menunduk melihat ke arah bawah kolong tempat tidur, tetapi pakaiannya tidak ada di sana. Ke mana?"Bu Nis, ayo." Nanda menarik tangan Nismara supaya mengikuti langkahnya. "Bu Nis lagi cari apa tadi?""Ibu lagi cari baju
Baca selengkapnya

Nismara Hamil?!

Andin yang sedang bermaskeran ria langsung mengernyitkan dahi saat mendengar suara deru mesin mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya. Andin yang memang berada di ruang tengah sambil menonton serial sinetron kesukaannya langsung beranjak dari kursi dan mengintip dari balik jendela."Nismara?" Andin keheranan melihat sahabat karibnya yang turun dari taksi, masih menggunakan setelan kemeja dan celana bahannya. Lho, bukannya Nismara sudah pulang dari tadi siang? Kenapa Nismara belum mengganti pakaiannya? Dan juga, kenapa rambutnya seperti rambut singa? Acak-acakan.Buru-buru Andin membuka kunci pintu depan lalu berlari kecil sampai ke ujung teras.Kepala Nismara menoleh. Andin kaget melihat wajah Nismara yang kacau dan matanya memerah, apalagi pipinya basah.Belum sempat Andin membuka suara, tiba-tiba saja Nismara berlari menghambur ke dalam pelukan Andin. Tangis Nismara yang tanpa suara tiba-tiba pecah menjadi tangis yang histeris. Andin kebingungan harus melakukan apa. Karena saat
Baca selengkapnya

Periksa ke Dokter

"Kamu beneran hamil, Nis?" tanya Arjuna dengan ekspresi yang kaku, takjub dan tidak percaya."Nggak, Pak. Saya gak hamil. Saya hanya masuk ang—huek!" Nismara membekap mulutnya karena tiba-tiba perutnya terasa mual kembali.Dengan sigap Arjuna menopang tubuh Nismara yang hampir limbung. Jujur saja sekarang kepala Nismara terasa berat dan pusing seperti habis melakukan gerakan memutar tubuh berkeliling di tempat."Badan kamu panas, Nis." Tangan Arjuna diletakkan di atas dahi Nismara yang mulai berkeringat. "Ayo kita periksa ke dokter.""Gak usah, Pak. Saya gak apa-apa. Tadi saya sudah diperiksa sama Pak Handi, kok."Arjuna berdecak kesal. Kenapa dokter itu harus menjadi orang pertama yang memeriksa Nismara, sih? Cari perhatian saja."Saya gak percaya sama orang itu. Lebih baik kita langsung periksakan saja ke dokter. Saya ingin dengar hasilnya secara langsung.""Gak usah, Pak. Huek!"Tanpa berpikir panjang, Nismara langsung dibopong oleh Arjuna dan membawanya ke dalam mobil.Nismara pan
Baca selengkapnya

Pertemuan Keluarga

Ternyata ucapan Arjuna bukan main-main, Arjuna serius akan datang ke rumah Nismara tepat dua hari kemudian. Tadinya Nismara sempat memprotes ibu dan adiknya karena masak banyak-banyak, Nismara bilang kalau Arjuna hanya bercanda. Ibu Darmaya hanya menanggapi protes Nismara itu dengan tawa kecil.Kata Bu Darmaya, lihat saja nanti malam.Dan benar saja, malam harinya, tepat pukul tujuh lebih lima belas menit, Arjuna datang bersama keluarga besarnya yaitu Bude Marni dan suaminya, Pakde Asnawi dan istrinya serta Denis dan Nanda yang turut ikut serta sambil membawa parsel dan seserahan lainnya.Nismara gugup. Dadanya berdebar kencang. Kepalanya banyak pikiran yang berkecamuk. Kalau Arjuna sudah bertindak lebih jauh seperti ini, otomatis Nismara tidak bisa menolak lamaran ini karena menolak lamaran seseorang hukumnya pamali. Bisa-bisa nanti makin sulit mendapatkan jodoh.Hari ini dalam hidupnya, Nismara merasa tidak percaya diri dan super minder melihat orang lain. Lihatlah keluarga Arjuna,
Baca selengkapnya

Olahraga Bersama

Kepala Nismara menatap sekeliling dengan pandangan bingung lantaran dirinya sekarang berada di area parkir pemakaman. Arjuna menggenggam tangan Nismara kemudian membawanya masuk ke dalam gerbang pemakaman. Nismara tidak banyak tanya, ia enggan membuka suara karena sedari tadi Arjuna hanya diam, biasanya laki-laki itu paling berisik kalau sedang berduaan dengan Nismara. Kalau pun Arjuna diam, berarti Arjuna sedang marah, kesal, atau sedang memikirkan sesuatu di dalam kepalanya.Mereka berdua berhenti di depan sebuah kuburan yang bersih dan terawat. Ya memang pemakaman ini adalah pemakaman elit, khusus orang-orang yang berduit dan sanggup membayar biaya perawatan kuburan yang harganya tidaklah murah.Berjongkok, Arjuna meletakkan sebuah buket bunga tepat di tengah-tengah sebuah makam berbatu nisan putih bersih. Nismara membaca nama yang tertulis di batu nisan tersebut, Nismara mengerutkan kening. Apa jangan-jangan ini batu nisan mantan istri Arjuna? Lho? Padahal katanya Arjuna dan manta
Baca selengkapnya

Menggoda

"Jangan bergerak!"Tubuh Nismara menegang ketika tiba-tiba saja Arjuna memeluknya dari belakang, dan suara Arjuna yang berbisik membuat telinga Nismara geli dan menghangat."Ada apa, sih, Pak?" tanya Nismara yang tiba-tiba juga ikutan berbisik."Nanti juga kamu akan tahu. Pokoknya kita harus selalu berakting seromantis mungkin."Berakting seromantis mungkin? Nismara berpikir keras, apa maksudnya?"Arjuna!" Tiba-tiba suara Tattiana menggelegar di dalam dapur, ia juga menggebrak meja makan, bahkan kursi pun ia terjang sampai jatuh terjungkal."Arjuna!" Teriaknya lagi."Apa, sih? Orang kalau bertamu ke rumah orang itu sopan, datang baik-baik, bukan malah teriak-teriak dan mengacaukan properti tuan rumah, ya. Kamu mau aku tuntut, hah?" Arjuna balik badan tapi tidak melepaskan rangkulannya dari bahu Nismara."Jadi ternyata foto yang kamu unggah ke media sosial itu memang perempuan ini? Kenapa kamu malah pilih dia yang sama sekali gak ada cantik-cantiknya. Lihat aku, seharusnya kamu pilih a
Baca selengkapnya

Rencana Pernikahan

"Tante Tattiana mirip orang gila yang ada di sinetron-sinetron," komentar Nanda yang juga ikut melihat keributan di halaman depan kantor. Nanda tadi terbangun karena suara berisik dari Tattiana yang mengamuk di dalam ruangan kerja Arjuna."Tante Tattiana itu hobinya teriak-teriak, gak cape apa? Apalagi suaranya mengganggu orang lain. Aku yang lagi tidur aja tidurnya jadi gak nyaman.""Tenang saja, Tattiana tidak akan lagi menganggu kita." Arjuna sudah tiba di ruangannya. Jas yang tadi dipakainya sekarang ia lepaskan, selain itu lengan kemejanya juga ia gulung sampai ke siku, dasi yang dipakainya juga sudah melonggar dari kerah.Sepertinya mengusir Tattiana itu memang benar-benar menguras energi."Pak Arjuna gak ngapa-ngapain Mbak Tattiana, kan?" tanya Nismara. Meskipun dirinya benci pada Tattiana, tetapi tetap saja ada perasaan khawatir di dalam hatinya, apalagi melihat Tattiana yang menangis histeris seperti itu."Aku hanya menggertaknya saja.""Oh."Nanda dan Nismara duduk kembali d
Baca selengkapnya

Liburan

Alis Nismara saling bertaut karena melihat lampu rumah Arjuna masih menyala padahal sekarang sudah pukul enam."Gimana, sih? Padahal yang ngajak jalan-jalan duluan siapa? Untung aku ke sini. Kalau aku gak ke sini pasti gak bakal jadi jalan-jalannya. Kalaupun nunggu, pasti udah lumutan duluan." Nismara masuk ke dalam rumah Arjuna melalui pintu samping, karena hanya pintu itu saja yang Nismara punya. Saat Arjuna akan memberikan kunci pintu utama, Nismara menolak karena menurutnya dirinya itu benar-benar belum resmi menjadi sosok penghuni rumah Arjuna yang megah dan mewah ini, tapi bergaya simpel.Saat masuk ke dalam rumah, Nismara menyimpan rantang di atas meja makan setelah itu mulai mematikan lampu dan membuka semua gorden yang berada di rumah ini.Nismara masuk ke dalam kamar Nanda. Anak kecil itu masih tidur dengan gaya terlentang dan selimut sudah tidak lagi pada posisinya. Selimutnya sudah tergeletak di bawah lantai, sama seperti guling dan bantal. Kebiasaan anak kecil kalau tidur
Baca selengkapnya

Laki-laki Dari Masa Lalu

"Kamu masih ingat gak waktu kita lomba layangan di pantai dulu?" tanya Arjuna.Mereka bertiga sekarang sedang berteduh di bawah pohon kelapa yang belum berbuah, jadi aman karena tidak akan ada buah kelapa yang tiba-tiba jatuh. Sambil meminum es kelapa muda langsung dari kelapanya, mereka memandang pemandangan pantai dan laut yang berwarna biru cerah dengan gradasi warna putih dari pasir pantai dan gulungan ombak."Masih," jawab Nismara sambil menganggukkan kepalanya pelan."Waktu itu aku gak nyangka kalau kamu itu jago banget main layangan. Padahal kamu itu perempuan, Nis.""Jangan salah, Mas. Gini-gini juga aku itu dari kecil udah jadi pemain profesional, lho. Banyak layangan teman aku yang putus gara-gara diadu sama layangan punyaku.""Jadi masa kecil kamu itu lebih banyak main sama anak laki-laki?""Iya. Makanya aku ini rada tomboi." Nismara mengibaskan rambutnya yang tertiup angin pantai. "Waktu kecil aku ini tinggal di perkampungan di Semarang, di rumah nenek ibu aku. Di sana ban
Baca selengkapnya

Batal Menikah

Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar, Nismara balik badan meninggalkan rumah Arjuna yang sudah tiga hari ini kosong tak berpenghuni.Entah di mana, entah ke mana dan entah sedang apa Arjuna dan Nanda sekarang, Nismara tidak tahu.Setelah kejadian di pantai saat ada laki-laki yang memeluk Nismara, Arjuna langsung hilang kontak. Bahkan yang lebih parah, ketika malam harinya Arjuna menghubungi Nismara melalui sambungan telepon dan mengatakan kalau pernikahan mereka dibatalkan.Sekarang Nismara dan Arjuna resmi putus. Tapi hanya putus sepihak, Nismara tidak menerimanya karena Arjuna salah paham dan harus mendengarkan penjelasannya. Masih banyak cerita tentang kehidupan Nismara yang belum diberitahukan pada Arjuna, salah satunya kalau Bu Darmaya itu adalah ibu tirinya dan laki-laki yang memeluk Nismara itu bukanlah suaminya, melainkan suami kakaknya yang lahir berbeda dua menit saja dengannya.Di restoran, Bude Marni juga kelimpungan mencari informasi tentang keberadaan Arjuna
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status