Nanda menatap dengan sedih pada Nismara yang terlihat tidak bersemangat itu. Kepala Nanda menunduk, ia merasa menyesal karena harus mengikuti rencana ayahnya yang harus mengabaikan Nismara.Menghela napas, Nanda duduk di kursi panjang yang berada di samping koridor di depan jendela kelas. Sambil menunggu ayahnya menjemput, Nanda terus saja menatap Nismara. Walaupun Nismara sedang tersenyum (pada orang lain), tapi Nanda tahu kalau senyuman itu senyuman palsu."Sabar, sabar," gumam Nanda, terus merapalkan kata tersebut."Sayang, ayo pulang." Arjuna memanggil Nanda yang masih tidak menyadari keberadaan ayahnya itu. "Sayang, Nanda?"Nanda menoleh, raut wajahnya terlihat sedih bahkan seperti menahan tangis. "Papa, aku mau dekat lagi dengan Bu Nis."Arjuna mengelus kepala Nanda, senyuman kecil yang samar terlukis di bibirnya. "Sabar, ya.""Tapi, Pa...."Menghela napas, Arjuna berbisik pada Nanda yang membuat anak kecil itu kini berwajah berbinar ceria."Yang benar, Pa?" tanya Nanda Kepala
Read more