Home / ChickLit / Hello, Dr. Jack / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Hello, Dr. Jack: Chapter 1 - Chapter 10

47 Chapters

Janu Banyuaji

Janu bangun pukul lima subuh saat langit masih gelap dan ayam jago berkokok, lalu membersihkan diri di kamar mandi. Laki-laki itu mengambil sepatu sport dan berlari pagi di sekitar komplek perumahan. Kebiasaan yang selalu dilakukannya setiap hari untuk menjaga stamina agar tetap fit. Dia seorang dokter. Apa kata dunia jika sang penyembuh malah sakit? Oh, tidak bisa! "Sarapan dulu, Nak. Ini mama buatin makanan kesukaan kamu. Roti isi."  Sarah, mamanya Janu yang berusia lima puluh tahun tetapi masih cantik, mengambilkan sepotong roti untuk putra kesayangan. Tangannya dengan cekatan mempersiapkan menu sarapan untuk anak tunggalnya itu.  "Satu aja, Ma. Nanti Aku makan lagi. Ini masih gerah."
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Poli Penyakit Dalam

"Nomor antrean dua puluh tiga. Poli penyakit dalam."Seorang ibu-ibu paruh baya dibantu anaknya masuk ke ruang periksa. Ibu itu memakai kursi roda. Sepertinya sakitnya sudah parah. Ada seorang perawat yang mendampingi, sepertinya pasien rujukan dari poli lain.Nadine merasa gelisah sedari tadi, berkali-kali melirik kertas di tangan. Antreannya masih panjang dengan nomor urut tiga puluh tujuh. Itu berarti, masih enam belas orang lagi yang akan masuk dan diperiksa sekian lama. Setelah itu baru gilirannya. Perutnya sudah sangat nyeri, karena asam lambung yang kumat.Nadine meminta izin tidak masuk kerja hari ini untuk pergi ke rumah sakit supaya cepat ditangani. Padahal ini awal bulan, laporan pasti menumpuk. Dia merasa tidak enak hati, tetapi apa mau dikata. Namanya sakit, siapa juga yang mau."Suster!"Nadine memanggil seorang perawat yang keluar dari ruangan itu. Di
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Nervous

Janu membuang pandangan saat Nadine membuka kancing baju. Wajahnya merona menahan malu. Biasanya di bagian penyakit dalam pasien yang ditemui setiap hari adalah para lansia. Rezeki katanya kalau pas lagi kerja dapat yang cantik begini.Nadine tersenyum senang. Entah kenapa dia ingin menggoda pak dokter tampan itu. Biasanya juga dia kalem, tidak ganjen pada laki-laki. Padahal nasabahnya banyak. Rata-rata pengusaha, pejabat atau orang-orang pemegang posisi penting di pemerintahan maupun perusahaan.Mereka juga berwajah tampan. Beberapa berstatus single. Ada juga yang sudah menduda. Juga suami orang yang suka menggoda. Untungnya Nadine kuat iman dan tidak mau terjerumus. Harga diri sebagai seorang wanita tetap dijaga."Cukup. Biar saya periksa dulu."Nadine menghentikan aksinya. Gadis itu mengulum senyum. Tadi Janu yang membuatnya nervous, sekarang gilirannya. Adi
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Pertemuan

Sabtu malam di sebuah kamar yang penghuninya sedang asyik sendirian. Entah apa yang sedang dikerjakan Janu. Matanya fokus dan tak berkedip menatap layar laptop.'Jack, nongkrong, yuk.'Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Ternyata dari Abraham. Janu yang sedari tadi hanya bermalas-malasan segera membuka dan membacanya.'Males gue.''Ada cafe baru di dekat rumah sakit. Kopinya enak.''Ajak yang laen aja.''Lu lagi ngapain?''Ngeliatin rekam medis pasien.' Begitulah jawaban yang Janu ketikkan.'Ya elah segitunya. Ini hari libur, Bro. Nyantai dikitlah.''Beneran gue males.''Makanya keluar Jangan ngadem di rumah mulu. Mana tau ketemu cewek cakep?''Yaudah Bentar. Di mana sih tempatnya.' Balas Janu lagi.'Ntar gue share lokasi.'
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Gombal

Nadine langsung masuk ke kamar setelah tiba di rumah dan mengabaikan panggilan sang mama. Dia masih kesal karena perbuatan Janu di cafe tadi. Gadis itu langsung berganti pakaian dan merebahkan diri untuk melepas penat. Malam Minggu bukannya senang, tetapi malah dongkol setengah mati.Ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk di whatsapp.'Hei.'Nadine melihatnya sebentar dan tak berniat membalas. Gadis itu sudah menduga jika Janu akan menghubunginya lewat chat. Dia mencebik lalu melemparkan benda pipih itu ke kasur.Nadine teringat saat perjalanan tadi. Janu memaksa untuk mengantarnya pulang. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.Janu fokus menyetir dengan santai, sementara Nadine berpura-pura bermain ponsel. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka benar-benar canggung."Kamu cantik."
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Perjodohan

'Ada stalker ternyata.'Begitu isi pesan yang masuk di ponsel Nadine. Gadis itu melihat berkali-kali, memastikan apa memang benar Janu yang mengirimnya. Dia masih mencoba menerka apa maksud dari lelaki itu."Ehem."Nadine menoleh saat mendengar suara Niken, rekan kerjanya sesama teller."Sstttt ... diem, Kak," bisik Nadine."Beresin kerjaan dulu, baru chatting-an," tegur Niken.Sikap Nadine itu kalau sampai terlihat atasan mereka itu bisa bahaya. Apalagi kalau salah menghitung uang nasabah, bisa nombok mereka."Siapa sih yang nge-chat? Dari tadi senyum mulu," tanya Niken."Dokter Janu."Nadine menghentikan aktivitasnya kemudian menggeser duduk agar berdekatan dengan Niken.Mendengar nama Janu disebut, Niken juga ikut menghentikan aktivitasnya. Wanita itu
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Calon Istri

Janu memeluk wanita berbaju hitam yang dipanggilnya mama.  "Ma, sorry lama.""It's ok, Sayang. Kita nungguin, kok."Dua wanita paruh baya itu saling berpandangan dan mengangguk."Kenalin ini, Sasa. Putri semata wayang Tante." Si ibu berbaju kuning yang bernama Reina itu memperkenalkan.Janu mengulurkan tangan dan berkenalan dengan gadis yang bernama Sasa itu."Sasa ini masih single, loh. Cocok ya sama Janu. Sama-sama free." Reina mulai berpromosi."Eh, iya."Janu mengangguk karena sudah tahu apa maksud dari pertemuan ini. Perjodohan dan dia menjadi malas."Yuk, kita langsung pilih gaun aja. Biar gak lama. Habis ini kita makan," usul Sarah.Tak lama, mereka tampak
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

Pendekatan

Mobil berhenti di sebuah rumah mungil tetapi asri. Janu baru saja mematikan mesin, ketika seorang wanita patih baya keluar dengan tergesa-gesa dan membuka pagar.  "Ini pasti calon ibu mertua," batin Janu.  Keluarga Nadine terlihat sederhana tetapi berkecukupan. Janu yakin mereka pasti tidak punya ART, karena itu mamanya yang membukakan pintu. "Mama gak usah gitu juga kali," sungut Nadine saat keluar dan menghampiri mamanya.  "Mama pengen liat, siapa cowok yang nganter kamu pulang," bisik Ratih. "Mama jangan norak, deh," ucap Nadine sembari
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

Buaya Darat

Janu memarkirkan mobilnya di belakang. Hari ini dia datang terlambat, sehingga parkiran depan sudah penuh dengan kendaraan karyawan dan pasien yang berkunjung. "Pagi, Dokter."Begitulah sapaan dari beberapa wanita penghuni rumah sakit ini setiap kali Janu melintas. Dia hanya menganggukkan kepala dengan wajah datar tanpa ekspresi. Hingga laki-laki itu sempat mendapatkan julukan si pelit, karena susah sekali tersenyum.Senyum Janu memang langka dan mahal. Sama seperti masker yang tiba-tiba sulit ditemukan saat wabah kabut asap melanda sebagian pulau di Kalimantan. Laki-laki itu sendiri tidak terlalu peduli. Baginya, tidak harus selalu menanggapi omongan buruk dari siapa pun. Dia juga malas mengklarifikasi karena itu hanya membuang waktu.Seperti biasa, Janu ikut mengantre bersama karyawan yang lain untuk absen. Kali ini, tidak ada yang berani menggo
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

Janji

Dua laki-laki itu duduk santai di teras sembari berbincang ringan mengenai apa saja seputar kehidupan sehari-hari. Sesekali mereka tergelak jika ada topik pembicaraan yang lucu. Janu pintar sekali mengambil hati Raka."Nak Janu. Kamu benar-benar serius dengan Nadine?" tanya Pandu."Serius, Om," jawab Janu cepat."Om, memang agak ketat sama Nadine, karena dia anak perempuan. Selama ini dia belum pernah ngenalin siapa pun sama kami. Kamu yang pertama kali dibawanya ke rumah."Pandu menatap menatap Janu lekat. Ada harap dari hatinya bahwa suatu saat, Nadine akan berjodoh dengan lelaki baik-baik."Iya, Om."Janu menjawab dengan tegas. Sepertinya dia lupa, bahwa tadi baru saja menjalin hubungan dengan Rani."Kalau begitu, gak usah lama-lama. Om gak suka pacaran atau ya ... yang seperti itulah."Janu mengangguk. Dia mengerti, bahwa jika berada di posisi yang sama dengan Raka, mungkin dia akan melakukan hal yang sama."Saya serius sama Nadine. Cuma perlu minta waktu. Kami baru kenalan. Mauny
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status