All Chapters of Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Chapter 41 - Chapter 50

130 Chapters

Bab 41 Baby Panda

Baby PandaVero berlari di lorong rumah sakit, dia begitu khawatir dengan keadaan baby panda yang dikabarkan sedang sakit. Di depan pintu ruang unit gawat darurat Vero melihat Rose, Rose terlihat menangis dan khawatir. "Rose," ucap Vero."Vero," ucap Rose seraya memeluk Vero. Rose terlihat begitu khawatir."Bagaimana keadaan Noah?" tanya Vero. "Dia bersama suster Susi di ruang laboratorium," ucap Rose."Jangan khawatir, Noah akan baik baik saja," ucap Vero berusaha menenangkan Rose.Beberapa saat kemudian, dokter datang untuk memberitahu mengenai kondisi Noah atau biasa Vero panggil dengan sebutan baby Panda."Bagaimana dok keadaan bayiku?" tanya Rose."Tuan, nyonya, mari kita bicara di ruangan saya," ucap dokter, lalu Rose dan Vero mengikuti langkah dokter menuju ke ruangannya.Di ruangan dokter, Rose terlihat begitu khawatir, cemas tidak karuan."Nyonya, putra anda terkena demam berdarah, dia harus dirawat di rumah sakit sampai keadaannya membaik," ucap dokter."Demam berdarah dok
Read more

Bab 42 Pengabdian Istri

Pengabdian IstriVero pulang dari dinas luarnya, Luna menyambutnya dengan begitu hangat, dia tidak memiliki pikiran buruk sedikitpun."Vero, kau sudah pulang, sebentar lagi makan malam, istirahatlah dulu, aku akan membereskan kopermu," ucap Luna ketika menemui Vero yang sudah ada di dalam kamar. Vero hanya memberi isyarat mengangguk kecil, lalu Luna membawa koper Vero keluar dari kamar.Luna membawa Koper Vero ke lantai bawah, koper itu tadi dibawa masuk ke kamar oleh supir pribadi Vero. Tanpa memiliki pikiran buruk sedikitpun, Luna membongkar koper Vero di ruang baju yang ada di lantai bawah, ruang untuk mengatur baju baju seluruh anggota keluarga sebelum di bawa ke kamar masing masing."Baiklah, mari kita lihat apa isi koper ini, pasti baju baju kotor," ucap Luna.Luna terdiam ketika membuka koper itu, baju baju Vero semuanya sudah bersih dan wangi. Namun penataan ya berbeda dari saat pertama dia pergi. Rapi, seperti ditata oleh seorang wanita."Apa Vero mencuci semua bajunya di bin
Read more

Bab 43 Tamparan Keras

Tamparan KerasLuna terlihat begitu telaten menyuapi nenek Ellin, membantunya makan, lalu minum obat, bukan hal istimewa karna dia sudah melakukannya sejak lama."Luna, nenek ingin sekali jalan jalan ke taman, pagi ini setelah sarapan nenek ingin ke sana," ucap nenek Ellin."Apa nenek sudah kuat berjalan? bukannya lutut nenek sedang sakit?" tanya Luna. "Ya memang sakit, tapi nenek ingin ke sana, kau bisa membantuku," ucap nenek Ellin. "Baiklah, nanti kita ke sana, bagaimana kalau kita naik mobil saja ke sana, tidak usah jalan kaki, Luna takut nenek lelah," ucap Luna."Tidak, nenek mau jalan kaki, kaki nenek masih kuat, kau pikir nenek selemah itu," ucap nenek Ellin seraya merajuk."Baiklah baiklah, kita ke sana, tapi kalau nenek lelah, tidak perlu dipaksakan, kita bisa memesan taksi, ok?" ucap Luna. "Ya ya ya, terserah kau saja," ucap nenek Ellin, mendengar itu Luna tersenyum, sungguh mengurus orang tua yang sudah lenjut usia itu membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Seperti seoran
Read more

Bab 44 Sepuluh Tahun

Sepuluh TahunLuna menjalani hidupnya sebagai seorang istri yang baik, setia dan bertanggung jawab.Selama hampir sepuluh tahun pernikahannya. Begitu cepat sekali waktu berlalu. Banyak hal yang telah terjadi, namun bereka berhasil bertahan.Nenek Ellin merayakan ulang tahunnya yang ke sembilan puluh, walaupun mengidap dimensia, dia berhasil melewati waktu waktunya, ini juga berkat Luna yang merawatnya dengan segenap jiwa dan raga.Tubuh Luna terlihat semakin kurus, sedikit tidak terawat karna dia terlalu sibuk merawat semua orang di dalam keluarga Hermansyah. Merawat tuan Dipo yang beberapa kali masuk ke rumah sakit karna jantungnya bermasalah, dan nyonya Anna. Luna juga membantu Jihan, adik iparnya, menjadi wanita karir yang hebat, Jihan sukses menjalankan anak perusahaan berlian grup yang berada di Singapura. Jihan tidak lagi tinggal di kediaman Hermansyah, dia hidup sendiri di sebuah apartemen mewah di Singapura. "Luna, ambilkan air dingin untuk ayah," pinta nyonya Anna."Luna ban
Read more

Bab 45 Meminta kejujuran

Meminta kejujuranLuna mendekati Vero yang sedang duduk di tempat tidur. Dia baru saja pulang dari kantor, duduk sejenak sebelum mandi dan makan malam."Vero, ada yang ingin aku tanyakan," ucap Luna. Vero masih terlihat asik memainkan ponselnya."Iya, ada apa Luna?" tanya Vero tanpa melihat ke arah Luna."Apa kau membeli apartemen baru?" tanya Luna. Mendengar itu seketika Vero melepas ponsel yang ada di tangannya, ponsel itu jatuh ke lantai. Luna mengambil ponsel Vero dan menyodorkannya."A-apa maksudmu Luna?" tanya Vero gugup seraya menerima ponselnya."Aku tidak sengaja melihat bukti kepemilikan sebuah unit apartemen, atas namamu," ucap Luna."Oh, i-itu, i-iya, aku memang membelinya, untuk investasi," ucap Vero."Benarkah? apa ayah tahu?" tanya Luna."A-ayah?" ucap Vero terhenti. "Luna, duduklah," ucap Vero seraya mendudukkan Luna di atas tempat tidur."Apartemen itu milik pribadiku, tidak ada yang tahu, a-aku hanya ingin membeli sesuatu untuk kehidupan kita sendiri," ucap Vero."A
Read more

Bab 46 Antara Hidup dan Mati

Antara Hidup dan MatiTubuh Luna terjun bebas ke dalam sungai, diterima oleh air yang terasa begitu dingin menusuk kulit. Arus air yang begitu deras membuatnya tidak mampu berbuat banyak, tubuh kurusnya hanyut, lalu terbawa arus sungai yang bermuara di lautan lepas yang tidak jauh dari jembatan. Malam itu, Radit yang pulang dari kantornya tanpa sengaja melihat mobil Vero, remang remang dia juga melihat Luna dan Vero bertengkar di pinggir jembatan."Luna," bisik Radit setelah bisa memastikan bahwa yang dia lihat adalah benar benar Luna. "Apa yang mereka lakukan malam malam begini," bisik Radit yang kemudian dia memarkirkan mobilnya ke pinggir jalan.Radit mengamati Luna dan Vero dari jauh, Radit terlihat mengerutkan dahi ketika melihat Rose dan anaknya masuk ke dalam mobil Vero."Apa ini akhirnya," ucap Radit."Rose akan bersama Vero, mereka memiliki seorang putra. Seharusnya aku memberitahumu sejak lama, tapi aku tidak pernah punya nyali untuk menyakitimu,"ucap Radit dalam hati.R
Read more

Bab 47 Masa Lalu

Masa LaluLuna melihat Radit berdiri di samping meja makan, terlihat menata makanan di atas piring. Pria yang selalu menjadi penolongnya, seolah Tuhan sudah mengaturnya demikian. "Radit," bisik lirih Luna. Mendengar bisikan itu, Radit menoleh, dia tersenyum."Luna, kau sudah bangun," ucap Radit. Luna berjalan pelan mendekat ke arah Radit."Apa kau yang menolongku? terimakasih," ucap Luna."Sudah, ayo kita makan," ucap Radit. "Aku sudah membuatkan sarapan untukmu," lanjut Radit.Luna menarik kursi, lalu duduk di depan meja makan. Dia melihat makanan sudah tersaji, ada telur setengah matang, juga ada risotto yang terlihat begitu creamy."Apa kau sendiri yang membuatnya?" tanya Luna."Iya, kau meragukanku, aku bisa memasak," ucap Radit seraya tersenyum."Terimakasih," ucap Luna lirih."Jangan mengatakan terimakasih terus, sekali saja sudah cukup," ucap Radit seraya tersenyum."Aku sudah memanggilkan dokter pribadiku, sebentar lagi dia datang, dia akan memeriksa kondisimu," ucap Radit.
Read more

Bab 48 Usaha Keras Luna

Usaha Keras LunaDi kantor graha hotel, Radit terlihat duduk di kursi presdir, dia memeriksa beberapa berkas penting."Tuan, apa tuan sudah tahu?" ucap sekretaris Nade."Apa Nade?" tanya Radit."Nyonya Luna, istri tuan Vero, dia dikabarkan menghilang dan sampai saat ini belum ditemukan," ucap sekretaris Nade. Mendengar itu Radit hanya mengangguk anggukkan kepala."Apa tuan tidak khawatir? bukannya tuan Radit sangat dekat dengan nyonya Luna?" tanya sekretaris Nade."Nade, apa kau setia kepadaku?" tanya Radit."Apa tuan? apa tuan masih menanyakan kesetiaan itu? saya sudah bersama tuan dua puluh tahun lebih, sejak saya masih sekolah, saya dibesarkan dengan biaya dari tuan Mahendra, dia sudah seperti ayah bagi saya," ucap sekretaris Nade."Ya, aku tahu itu, tapi kau sangat dekat dengan Mike," ucap Radit."Itu hal berbeda tuan, Mike adalah sahabat saya, kami belajar di universitas yang sama, keluarga saya adalah tuan muda Radit. Saya rela mengorbankan apa saja, bahkan nyawa sekalipun," uc
Read more

Bab 49 Menggali Informasi

Menggali InformasiRadit menemui tante Imelda, memberitahukan bahwa dia akan pergi ke Korea."Tante, Radit besok akan pergi ke Korea," ucap Radit pada tante Imelda ketika mereka bertemu di sebuah restoran tempat langganan mereka. "Apa Korea? apa kau mengajak tante makan siang hanya untuk minta izin pergi?" tanya tante Imelda."Iya tante, Radit hanya tiga hari di sana, lalu itu tiga minggu setelahnya Radit akan ke sana lagi," ucap Radit. "Untuk apa? apa ada hal yang kau sembunyikan dari tante?" tanya tante Imelda menelisik."Tante, tante ingin Radit menikah? Radit ingin menemui kekasih Radit," ucap Radit seraya tersenyum."Apa? ya Tuhan, akhirnya kau menjawab doa doaku. Apa kau benar benar akan menikah? Sapa kekasihmu akan datang ke Indonesia?" tanya tante Imelda."Iya, besok Radit akan menemuinya untuk urusan bisnis, tiga minggu setelahnya Radit akan menjemputnya," ucap Radit."Tante tidak menyangka akan mendengar kabar bahagia ini, tapi," ucap tante Imelda terhenti, raut wajahnya m
Read more

Bab 50 Penampilan Berbeda

Penampilan BerbedaRadit kembali ke Indonesia, dia meninggalkan Luna di Korea untuk menjalani perawatan kecantikan."Radit, keponakan tante yang paling istimewa dan satu satunya," ucap tante Imelda menyambut kedatangan Radit di depan rumahnya. Tante Imleda memeluk Radit, begitu erat. "Kau akan menginap di sini?" tanya tante Imelda."Tidak tante, Radit akan kembali ke apartemen, Radit datang untuk memberikan oleh oleh ini," ucap Radit seraya mengangkat beberapa oleh oleh yang dibawanya."Ayo masuklah, ucap tante Imelda seraya menggandeng Radit masuk ke dalam rumah."Duduklah, tante akan minta bibik untuk membawakanmu teh hangat," ucap tante Imelda."Terimakasih tante," ucap Radit."Tante akan menahanmu lama di sini, kau berhutang penjelasan," ucap tante Imelda."Baiklah tante, Radit juga sangat merindukan tante," ucap Radit."Radit siapa gadis itu?" tanya tante Imelda menelisik."Tante sudah membaca berita itu ya," ucap Radit."Tentu saja, seluruh orang di antero negeri sudah tahu, Ra
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status