All Chapters of Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Chapter 21 - Chapter 30

130 Chapters

Bab 21 Menyadari semuanya

Menyadari semuanyaSejak peristiwa itu, Luna tidak lagi memaksakan kehendaknya, dia berusaha lebih bisa menerima setiap keadaan, berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini akan berlalu, akan ada cinta di hati Vero untuknya, entah kapan, dia hanya bisa berharap.Usia pernikahannya hampir menginjak tiga bulan, Vero masih belum menyentuhnya sedikitpun. Luna mulai terbiasa dan berdamai dengan setiap keinginan akan kasih dan sayang dari suaminya.Luna terlihat merias wajahnya, menorehkan bedak juga lipstik. Dari jauh terlihat Vero memperhatikan, ada rasa penasaran, untuk apa malam malam begini Luna merias wajahnya.Tidak cukup sampai disitu, Luna juga mengganti pakaiannya dengan dress cantik berwarna merah. Penampilan Luna sungguh sangat mempesona, kecantikannya terpancar begitu luar biasa."Aku ada janji dengan teman temanku, kita akan pergi melihat live musik band kesukaanku," ucap Luna pada Vero."Apa? kau sudah menikah, acara seperti itu tidak pantas didatangi," ucap Vero."Acaranya a
Read more

Bab 22 Pertemuan Tak Terduga

Pertemuan Tak Terduga Di kantor berlian grup, sekretaris Mike menerima telephone penting dari seseorang."Baik nyonya, saya akan sampaikan, tuan muda Vero sedang ada rapat, sebentar lagi selesei," ucap sekretaris Mike.Telephone itu dari Rose, dia mengabarkan jika baby panda mengalami demam dan harus dibawa ke rumah sakit. Dia terdengar begitu khawatir, seorang diri, bersama anaknya yang sakit.Luna sampai di rumah sakit, dia turun tepat di depan Unit Gawat Darurat. Melihat kaki Luna yang terluka, petugas kesehatan segera membantunya dengan kursi roda. Luna dilarikan ke ruang unit gawat darurat supaya segera mendapatkan pertolongan.Dokter memeriksa luka Luna, beberapa saat mengamati, luka itu cukup dalam namun masih bisa diatasi tanpa operasi. "Kami akan membantu sebisa mungkin untuk mengeluarkan pecahan keramik, semoga bagian yang masuk tidak banyak," ucap dokter."Iya dok," ucap Luna.Di ruang apotik, rumah sakit yang sama, Radit terlihat menebus resep obat."Nyonya Imelda," teri
Read more

Bab 23 Rasa Penasaran Radit

Rasa Penasaran RaditRadit sampai di rumah Tante Imelda."Tante, maaf membuat Tante menunggu lama, tadi antriannya cukup banyak," ucap Radit membuat alasan."Iya, tidak apa-apa, terima kasih sudah membantu, tante sangat bersyukur," ucap tante Imelda.Tante Imelda terlihat duduk di meja makan, sembari memegangi kepalanya."Tante, apa tante masih merasa pusing?" tanya Radit."Iya, entahlah ini sangat pusing sekali, kepala tante rasanya mau pecah," ucap tante Imelda, mendengar itu Radit mendekat ke arah tante Imelda, dia meletakkan obat di atas meja yang ada di depan tantenya. Radit terlihat memegang kepala tante Imelda, dia memijat kepala tante Imelda dengan lembut dan penuh perhatian. Radit terlihat begitu menyayangi tante Imelda, dia berusaha supaya tante Imelda merasa nyaman dan tidak merasa kesakitan.Tante Imelda tersenyum, melihat ke arah Radit."Kau begitu baik terhadap tante, tante beruntung memiliki keponakan sepertimu," ucap tante Imelda."Bagaimana tante? apa tante sudah bai
Read more

Bab 24 Tidak Ada Yang Menyadari

Tidak Ada Yang Menyadari Luna menyiapkan makan malam, dia sudah terlihat cantik dan wangi. Dia juga sudah membantu nenek Ellin mandi, nenek Ellin sudah duduk di ruang tengah, menyaksikan drama televisi kesukannya. Luna menata makan malam di meja makan, menyusun piring, sendok, garpu, mangkuk juga gelas dan air minum. Semuanya terlihat begitu enak. Ada sup daging sapi, empuk dan aromanya begitu enak. Ada perkedel kentang, tempe goreng, tahu goreng dan juga udang goreng."Semuanya siap, tinggal menunggu semua anggota keluarga," ucap Luna. "Luna kemarilah," teriak nenek Ellin."Iya nenek," jawab Luna, lalu dia mendekat ke arah nenek Ellin."Kita lihat drama ini bersama, ceritanya bagus sekali," ucap nenek Ellin."Iya nenek, Luna akan menemani nenek, pekerjaan Luna sudah selesei," ucap Luna."Luna, kenapa dia menangis?" tanya nenek Ellin menanyakan tokoh wanita yang terlihat menangis di layar televisi."Kekasihnya perti bersama wanita lain nenek," ucap Luna.Mereka menyaksikan televisi,
Read more

Bab 25 Perceraian

Perceraian Luna meraih ponselnya, dia mencari nomor Radit, lalu menghubunginya. Di sebrang sana, Radit terlihat kaget ketika ponselnya berbunyi dan menemukan nama Luna tertulis di layar."Luna, akhirnya kau menghubungiku, apa butuh waktu begitu lama?" gumam Radit, lalu dia segera mengangkat panggilan itu. "Halo Luna," sapa Radit."Radit, mau kah kau menjadi pengacaraku, aku akan mengajukan gugatan perceraian," ucap Luna tanpa basa basi. "Apa?" tanya Radit bingung."Kau ada waktu hari ini?" tanya Luna."Ada ada," ucap Radit cepat."Kita bertemu di kafe tempat biasa kita bertemu, jam sepuluh," ucap Luna."Ba-baiklah," ucap Radit."Ya sudah, terimakasih, sampai bertemu, ucap Luna yang kemudian menutup panggilan telephonenya. "Luna?" Gumam Radit yang masih bingung. "Tuan, ayo kita berangkat," ucap sekretaris Nade."Nade, acara kita selesei jam berapa?" tanya Radit."Jam dua belas tuan," ucap Nade seraya melihat jadwal harian Radit."kau saja yang datang sendiri, mewakiliku, itu hanya
Read more

Bab 26 Penuh Cinta

Penuh CintaDi rumah sakit Jakarta Hospital, Luna terlihat begitu khawatir, dia tidak bisa duduk tenang."Vero, kenapa lama sekali," gumam Luna. Sekitar satu jam setelah menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang unit gawat darurat."Dokter, bagaimana keadaan suami saya?" tanya Luna pada dokter."Tuan Vero sudah melewati masa kritis nyonya, luka di kepalanya cukup parah namun tuan muda Vero baik baik saja, dia harus di rawat setidaknya selama satu pekan di rumah sakit," ucap dokter."Apa saya boleh menemuinya?" tanya Luna."Maafkan saya nyonya, nyonya belum bisa masuk, tuan Vero masih belum sadarkan diri, setelah sadar kami akan membawanya ke ruang perawatan, di sana nyonya bisa menemaninya," ucap dokter. "Baiklah dokter, saya akan menunggu," ucap Luna. Luna menunggu di luar ruang Unit Gawat Darurat. Dia masih begitu gelisah, dia tidak ingin Vero terluka, dia hanya ingin menemani Vero, berada di sisinya, bersamanya.Beberapa saat kemudian tuan Dipo dan dua orang kepercayaannya samp
Read more

Bab 27 Ancaman Cinta

Ancaman CintaRadit dan nyonya Imelda masuk ke dalam ruang perawatan Vero. Ternyata Vero sendirian, tidak ada sosok Luna di sana."Vero," sapa nyonya Imelda."Tan-tante," sapa Vero, dia terlihat ingin berusaha duduk dari posisi tidur yang ranjangnya dibuat naik sedikit bagian punggungnya."Sudah sudah, jangan duduk, kau tidur saja," ucap tante Imelda."Kau?" tanya Vero setelah dia melihat ke arah Radit."Ini keponakan tante, Radit, dia putra dari kakak kandung tante, pemilik hotel graha di Yogyakarta, juga semesta travel, dia juga presiden di firma hukum loyal," ucap Tante Imelda menjelaskan mengenai keponakannya."Oh jadi dia keponakan tante Imelda," bisik Vero dalam hati. Radit memberikan salam seraya tersenyum."Jadi kau keponakan tante Imelda ya," ucap Vero."Apa kalian sudah saling mengenal?" tanya nyonya Imelda."Tidak sengaja," ucap Radit."Sudah, kau jangan banyak bicara dulu. Tante dengar luka kepalamu cukup parah, kau harus banyak istirahat," ucap tante Imelda."Kau sendiria
Read more

Bab 28 Sahabat Lama Menjadi Segi Tiga

Sahabat Lama Menjadi Segi TigaDi dalam mobil taxi online, Rose masih terbayang bayang seseorang yang keluar dari ruang perawatan Vero. Rose tidak melihat wajah seseorang itu karna dia hanya bisa melihat dari belakang. "Rambutnya, pakaiannya, tas yang dipakai, sama persis dengan Luna, apa wanita itu adalah istri Vero dan istri Vero adalah Luna, apa jadinya jika istri Vero adalah Luna," gumam Rose lirih."Luna selalu mendapat yang dia inginkan, selalu yang terbaik. Nilai sempurna, perhatian dari semua pria terbaik di kampus, karir yang bagus, dia mendapatkan semuanya," ucap Rose dalam hati. Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi," ucap Rose dalam hatinya.Rose ingat waktu itu, saat mereka masih sama sama menjadi mahasiswa. Rose pernah menyukai seorang pria, dari kalangan atas, putra dari pemilik perusahaan ternama. Rose begitu menyukainya, walaupun dia berasal dari keluarga yang cukup mapan, tuan tanah yang memiliki beberapa lahan di titik penting kota Jakarta, namun Rose tidak m
Read more

Bab 29 Seperti Robot

Seperti RobotNyonya Anna masuk ke dalam rumah sakit, menuju ke kamar perawatan Vero. "Vero bagaimana keadaanmu?" tanya nyonya Anna."Ibu, sudah baik," ucap Vero."Syukurlah, ibu sangat khawatir, lekas sembuh dan pulang," ucap nyonya Anna."Luna, nenek mencarimu, pulanglah dulu, aku akan menjaga Vero," ucap nyonya Anna."Ibu tidak apa apa di rumah sakit?" tanya Luna."Iya, pulanglah, supir akan mengantarmu, kau bisa ke sini nanti malam," ucap nyonya Anna."Baik ibu, Luna akan pulang," ucap Luna."Vero, aku akan pulang dulu, ibu akan menjagamu," ucap Luna, lalu dijawab dengan anggukan oleh Vero."Vero, apa kau mencintai Luna?" tanya nyonya Anna setelah Luna keluar dari kamarnya."Cinta? apa itu perlu?" ucap Vero."Entahlah, dalam hidup kau harus memiliki sesuatu yang bisa kau pertahankan," ucap nyonya Anna."Perasaan, cinta, akan berubah seiring waktu," ucap Vero."Mungkin saja, tapi cinta bisa menjadi penguat hatimu," ucap nyonya Anna."Ibu tahu, kau menikahinya hanya demi menjadi pr
Read more

Bab 30 Setitik Cinta

Setitik CintaMalam hari, Vero terbangun, dia melihat Luna tertidur di kursi yang berada di sebelah tempat tidurnya, wajahnya menempel pada pegangan tempat tidur. Vero mengamati wajah itu, wajah yang sepertinya begitu lelah.Luna mengurusnya dengan baik, selama satu minggu ini. Tidak memikirkan dirinya sendiri, semua tenaga, pikirannya tercurah untuk Vero, pria yang dia anggap suaminya."Apa kau akan bertahan dengan perasaan itu?" ucap Vero dalam hatinya."Apa kau akan tetap mengurusku setelah tahu semua yang telah aku lakukan padamu?" lanjut Vero dalam hatinya.****Pagi hari, Radit sudah berada di depan sebuah apartemen mewah, dia mengetuk pintu unit apartemen itu, menunggu beberapa saat."Ra-Radit," ucap seseorang setelah membuka pintu itu. Unit apartemen itu adalah tempat tinggal Rose dan anaknya."Boleh aku masuk?" tanya Radit."Untuk apa?" tanya Rose."Ini," ucap Radit seraya mengangkat apa yang dibawanya.Radit masuk ke unit apartemen itu, duduk di kursi sofa dan meletakkan pap
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status