All Chapters of Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Chapter 11 - Chapter 20

130 Chapters

Bab 11 Tugas di Hari Pertama

Tugas di Hari Pertama"Ting tong," suara bel pintu kamar berbunyi, Luna segera berdiri dan membuka pintu kamarnya."Jihan," bisik Luna lirih setelah mengetahu orang yang baru saja memencet bel pintu kamar adalah Jihan yang merupakan adik iparnya."Kakak memintaku menjemputmu," ucap Jihan, lalu dia masuk ke dalam kamar hotel Luna.Jiha terlihat melirik ke arah tempat tidur, hiasan bunga dan angsa putih masih terlihat rapi, dia mulai mengulaskan senyum sedikit sinis, lalu dia duduk di atas tempat tidur itu. Luna membuat kasur itu berantakan."Setidaknya tidak akan ada yang berpikir ke mana mana, ya, walaupun memang tidak terjadi apa apa di malam pertama kalian," ucap Jihan. Setelah mengatakan itu, Jihan melihat ada raut kesedihan di wajah Luna."Ah sudahlah, tidak perlu memikirkannya. Meluluhkan hati kakak memang cukup sulit tapi bukan berarti tidak mungkin, suatu saat kau akan mendapatkan hatinya, tenang saja," ucap Jihan berusaha menenangkan hati Luna."Kau bisa mengemasi barang, oh m
Read more

Bab 12 Makanan Yang Nikmat

Makanan yang nikmatLuna bersiap untuk menyiapkan makan malam. Dia membuka lemari pendingin, ada cukup banyak sayur dan lauk beku, ini sangat lebih dari cukup untuk menyiapkan makanan enak dan sehat."Ok, bahan bahannya cukup banyak, aku akan membuat ini," ucap Luna seraya memgambil udang yang berukuran besar."Lalu ini," ucap Luna seraya mengambil sayuran, juga rumput laut."Ini juga," ucap Luna seraya mengambil sekotak telur, tahu juga tempe.Luna membawa semua bahan itu ke meja, menyiapkan bahannya, mengupas, mencuci lalu memotong. Memasak bukan menjadi masalah besar untuknya, karna dia cukuppandai memasak. Setelah satu jam, semua makanan siap. Soup rumput laut dengan wijen, telur gulung isi sayur, tempura udang, tahu dan tempe goreng."Semua siap, semoga mereka suka," ucap Luna, Luna jga menyiapkan untuk tukang kebun dan dua orang satpam."Makan malam selesei, aku akan membersihkan lantai dan menyiapkan meja," ucap Luna, lalu dia segera menuju ke arah kamar mandi, menyiapkan ala
Read more

Bab 13 Di Dalam Kamar

Di dalam kamarLuna membereskan meja makan, mengangkat seluruh piring kotor, meletakkan di tempat mencuci piring. Dia memakai sarung tangan khusus supaya tangannya tidak kasar karna terlalu sering terpapar sabun cuci piring, dia mencuci semua piring kotor dengan teliti dan hati hati.Dari jauh terlihat nyonya Anna dan Jihan saling berbisik."Ibu, ayah tidak salah memilih menantu, dia benar benar bisa mengerjakan semuanya dengan sempurna, dia mengurus nenek dengan sangat baik," bisik Jihan."Iya, ibu sudah lihat sendiri, rumah ini menjadi sangat bersih dan wangi, tidak sia sia kita mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk pesta pernikahan dan mahar, dia akan menjadi penolong kita," ucap nyonya Anna."Ibu, ibu harus memberinya asisten rumah tangga, apa ibu mau dia sakit karna terlalu banyak pekerjaan? aku lihat kamarku juga rapi dan bersih, dia juga membersihkan semua kamar," ucap Jihan."Baiklah, tidak masalah, karna ada dia yang mengawasi jadi pembantu tidak akan macam macam, tidak a
Read more

Bab 14 Semua Orang Sibuk

Semua orang sibukNyonya Anna terlihat menikmati makanannya, dia sungguh telah jatuh hati dengan masakan Luna. Sungguh terasa nikmat di lidahnya, membuatnya tidak berhenti mengunyah."Luna, kau benar benar jago memasak, bagaimana kau bisa membuat nasi goreng menjadi seenak ini?" tanya nyonya Anna."Entahlah ibu, aku hanya mengikuti resep yang ada di internet," ucap Luna."Kakak benar benar hebat, ini enak sekali, bahkan nasi goreng di hotel ayah kalah, ini lebih enak," ucap Jihan."Terimakasih Jihan, kau suka makan apa? kakak akan membuatkannya untukmu," ucap Luna."Hmmm, apa ya, aku suka steak, dimsum, sea food, itu kira kira, kakak tidak tanya makanan yang kak Vero suka, dia sangat suka sekali soup daging sapi, kakak harus sehebat membuat nasi goreng ini kalau mau menaklukkan hatinya," ucap Luna seraya melirik ke arah Vero yang masih sibuk makan dengan lahap tanpa peduli dengan apa yang orang sekitarnya ucapkan."Kalau ayah suka sekali dengan rawon, dia bisa sampai makan dua piring
Read more

Bab 15 Salah Mengenali

Salah MengenaliLuna sampai di rumah, dia mengeluarkan semua barang belanjaan dari mobil, di bantu dua satpam."Wah, nyonya belanja banyak sekali, harusnya nyonya memiliki mobil sendiri untuk kegiatan harian nyonya," ucap satpam Tono."Ah tidak perlu pak, saya hanya pergi sesekali," ucap Luna seraya tersenyum."Sepertinya rumah ini akan penuh dengan aroma makanan, nyonya benar benar pandai memasak," ucap satpam Mahmud."Saya bahkan belum pernah makan makanan seenak itu nyonya. Nasi goreng yang tadi pagi saja sangat enak sekali," lanjut satpam Mahmud."Terimakasih pak, semoga saya bisa selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga ini," ucap Luna. "Minta tolong ini letakkan di dapur ya pak, saya mau menemui nenek dulu," ucap Luna."Nenek sedang istirahat nyonya, tadi saya membantunya mengambil minum, setelah nenek istirahat saya turun," ucap satpam Tono."Terimakasih ya pak Tono sudah menjaga nenek," ucap Luna."Tidak masalah nyonya, nenek memang harus di jaga, semoga saja lupa ingata
Read more

Bab 16 Kenyataan Pahit

Kenyataan PahitLuna menyiapkan rawon daging ke dalam wadah besar."Aromanya enak sekali," gumam Luna."Kakak, kakak membuat apa?" tanya Jihan yang tiba tiba masuk ke dapur."Rawon, kau suka?" tanya Luna."Ini makanan kesukaan ayah," ucap Jihan."Iya, kau tidak menyukainya?" tanya Jihan."Suka, tapi aku tidak terlalu suka makan berlemak," ucap Jihan."Aku menyiapkan soup rumput laut juga, mungkin kau akan menyukainya," ucap Luna."Wah, iya, aku akan memakannya," ucap Jihan yang kemudian menjatuhkan kecupan di pipi Luna dan bergegas menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.Jihan membuka kamarnya, melempar tasnya ke atas tempat tidur, lalu menjatuhkan tubuhnya. Jam menunjukkan pukul empat sore, sebentar lagi semua orang akan pulang.Jihan melihat kamarnya bersih dan rapi. Baju di keranjang juga sudah tersimpan di dalam lemari."Ternyata begini rasanya memiliki kakak perempuan," gumam Jihan."Menyenangkan juga, selalu ada makanan enak, seluruh rumah bersih, wangi, dan ada yang mempe
Read more

Bab 17 Ternyata

TernyataVero berpelukan mesra dengan wanita itu. Mereka terlihat saling menatap, lalu mulai berciuman, ciuman mesra yang penuh dengan gairah. Vero mengangkat tubuh wanita itu dan membopongnya keluar dari kamar bayi, menuju ke kamar yang berada di sebelahnya. "Aku sudah menunggumu," ucap wanita itu.Dia adalah Rose, wanita yang menjadi istri simpanan Vero. Mereka saling mencintai, namun tidak bisa menikah secara resmi dan terbuka dikarenakan masalah internal yang mereka miliki.Rose adalah putri dari tuan tanah yang beberapa tahun lalu berseteru dengan berlian grup. Mereka bagai musuh bebuyutan, melihat hal itu, tuan Dipo tidak akan mungkin menyetujui hubungan Rose dan Vero. Hubungan mereka sudah sangat jauh, bahkan hingga Rose hamil dan melahirkan. Rose mengatakan kepada keluarganya bahwa dia melanjutkan sekolah S2 hukum di luar negeri, namun nyatanya dia hamil dan bersembunyi. Vero menyembunyikan Rose, dari kedua keluarga, mereka bertemu secara diam diam, setiap akhir pekan. Vero
Read more

Bab 18 Penampilan Yang Memalukan

Penampilan Yang MemalukanLuna menjalankan semua pekerjaan rumah tangga dengan baik, membersihkan rumah, memasak, mengurus nenek Ellin, semuanya selesei dengan baik, nyaris sempurna.Dia tidak mengeluh sedikitpun, dia juga berusaha menerima kenyataan bahwa Vero sama sekali tidak memiliki waktu untuknya, bahkan dihari libur. Luna berusaha menjadi yang terbaik sesuai yang dua mampu dan tingkat kepuasan semua orang di rumah itu nyaris menyentuh angka sempurna."Jihan bisa bantu kakak?" tanya Luna pada Jihan yang sibuk mendengarkan musik di dalam kamarnya."Ya kak?" tanya Jihan setelah menyadari kehadiran kakak iparnya."Bisa bantu kakak?" tanya Luna lagi karna sepertinya Jihan tidak mendengar ucapan sebelumnya."Ya, tentu, apa yang bisa aku bantu?" uca Jihan."Tolong bantu jaga nenek Ellin, kakak harus menyiapkan makan siang untuk teman teman ibu," ucap Luna."Oh itu, tentu. Sebelum ada kakak aku biasa menemani nenek nonton drama kesukaannya, aku akan melakukannya sekarang," ucap Jihan.
Read more

Bab 19 Sahabat Lama

Sahabat LamaNyonya Imelda masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan pulang dia terus berpikir."Sepertinya aku mengenali wanita itu, tapi dimana ya? aku sepertinya sangat familiar dengan wajahnya," gumam nyonya Imelda. Nyonya Imelda terus memikirkan mengenai menantu nyonya Anna, Luna, sepertinya dia adalah seseorang yang dikenalinya.Di sepanjang perjalanan pulang, nyonya Imelda melihat ke arah jendela pintu mobilnya. Berusaha menikmati pemandangan sore. Dia melewati sebuah universitas ternama di Jakarta, tempat keponakannya dulu belajar. "Oh iya dia, oh iya aku mengenali wanita itu," ucap nyonya Imelda, lalu nyonya Imelda mengambil ponselnya, dia segera menghubungi Radit keponakannya."Halo Radit, malam ini kau ada waktu? tante ingin bertemu, ada yang ingin tante sampaikan," ucap nyonya Imelda setelah sambungan telephonenya terhubung."Iya tante, nanti malam Radit akan mengunjungi tante," ucap Radit di seberang panggilan."Kau harus datang, kau pasti kaget mendengar kabar ini," ucap n
Read more

Bab 20 Kenangan Lama

Kenangan LamaRadit sudah terlihat rapi, dia akan pergi ke kantor. Nyonya Imelda terlihat duduk di meja makan, dia menunggu keponakannya untuk makan bersama."Radit, kau akan pergi ke kantor?" tanya nyonya Imelda."Iya tante, hari ini cukup sibuk," ucap Radit."Duduklah dulu, bibi Inah sudah membuatkan susu hangat untukmu," ucap nyonya Imelda."Oh Iya Radit, tante bisa minta tolong?" tanya nyonya Imelda."Apa tante?" tanya Radit."Tante titip berkas ini, kau mampir ke kantor pusat berlian grup, berikan ini pada resepsionis supaya diberikan kepada sekretaris Mike. Ini bukan berkas penting tapi harus diserahkan secara langsung kepada presdir Dipo," ucap nyonya Imelda seraya menyerahkan amplop berwarna coklat yang berukuran cukup besar itu."Begitu ya, baiklah tante, apa isinya?" ucap Radit seraya menerima amplop itu."Itu salinan rancangan proyek hotel graha di Bandung, berlian grup menjadi salah satu investornya," ucap nyonya Imelda."Oh iya Radit, kenapa kau harus membuka firma hukum,
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status