ELA“Wah, jadi Jeng Rida sedang hamil, selamat, ya. Syukurlah mas Afgan mendapat pengganti anak kami yang telah wafat, “ ucap Cindy. Aku jelas mendengar sebab jarak kami berdiri tak terlalu jauh. Sepertinya Cindy juga sengaja mengeraskan suara agar terdengar olehku. “Iya, alhamdulilah. Semoga Jeng Cindy cepat menyusul!” Keduanya berbincang akrab sekali. Mereka seperti sudah kenal lama. Wajar, sih, sekarang kedudukan Cindy dan Rida ‘kan sejajar. Makin besar kepala saja mantan istri Adnan itu. “Semoga Jeng Lestari juga cepat menyusul, ya. Wah, keren kalau kita punya anak bersamaan!” ujar Cindy lagi. Ketiganya lalu tertawa. Sungguh, mereka tampak bahagia hingga tumbuh di hati ini kedengkian. Aku tak boleh kalah. Harus melakukan sesuatu agar ketiga orang itu tak bahagia. Namun, sebelum akan bertindak, Jim meraih tanganku. Ia sepertinya sadar istrinya tersulut obrolan para wanita di belakang kami. Genggaman tangan Jim menguat hingga aku tak bisa melepasnya. Meski jengkel, aku mengalah
Baca selengkapnya