"Jadi, maksud kakek, kita bisa mengalahkan dukun itu jika kita berhasil menghancurkan kekuatan yang dia serap dari batu itu? Begitu?" tanya Sri pada pria tua berjubah putih di depannya."Betul, Nyimas." Kakek itu mengangguk, mengiyakan pertanyaan sang gadis muda."Lalu, dengan cara apa saya bisa menghancurkan kekuatan hitam itu?""Bukankah Nyimas memegang kuncinya?"Dahi Sri berkerut. Kunci? Dia tidak ingat memegang sebuah kunci. "Kunci? Maksud kakek?" tanya Sri tak paham."Kekuatan itu dulunya terkurung dalam batu di hutan dengan kunci di atasnya. Nyimas pasti paham maksud kakek," jelas kakek itu."Ooh, maksudnya kujang itu?" Sri sedikit ragu. Kakek itu mengangguk."Akan tetapi, kujang itu saja tidak cukup untuk mengalahkan mereka," ujar sang kakek."Perlu tekad yang kuat serta sebuah usaha yang keras untuk melakukannya. Misalnya, Nyimas berlatih menggunakan senjata itu," imbuhnya."Kami hanya memiliki sedikit waktu, Kek. Bagaimana bisa saya mempelajarinya dalam waktu sesingkat itu?"
Baca selengkapnya