"Goooollllll!" seru para warga yang menonton permainan bola di tanah lapang Dusun Tapan, Bojonegoro.Pemuda berkumis tipis itu melakukan selebrasi meninju udara atas gol yang dia lesakkan ke gawang tim lawannya."Mantep tendangane koen, Gus!" puji sobatnya Sronto sembari merangkul bahu Agus.( (Mantap tendanganmu, Gus!) "Lha iyo, To. Agus!" sahut pemuda berparas rupawan dengan rambut gondrong itu menepuk dadanya dengan bangga.Tiba-tiba sebuah sepeda motor berhenti di tepi tanah lapang lalu pria berusia 50an tahun yang mengendarainya berlari tergopoh-gopoh mendekati Agus.Masih ngos-ngosan menata napasnya, pria itu berkata, "Gawat, Gus! Koen digoleki morotuwomu, penting! Ndang mulio ... lek ndang!"(Gawat, Gus! Kamu dicari mertuamu, penting! Segeralah pulang ... cepat!)Pria paruh baya itu pelayan di rumah mertua Agus yang merupakan golongan konglomerat di kampung itu, nama panggilannya Lik Mukidi."Iyo, Lik. Aku tak mulih disik yo, To!" pamit Agus pada kawannya Sronto.(Iya, Lik. Ak
Last Updated : 2022-04-06 Read more