Judul: Ibuku teraniaya di rumahnya sendiri.Part: 3***"Itu tadi tangan Ibu kebakar, Mas!" sambung Sita yang tiba-tiba menyusul ke depan.Alisku bertaut mendengar jawabannya. "Kebakar bagaimana?""Em anu, Ren. Tadi Ibu panik ketika dagingnya gosong, jadi Ibu mengangkatnya tanpa alas tangan," papar Ibu."Astagfirullah, Bu. Lain kali hati-hati. Ibu tak usah memasak lagi! Sekarang kan sudah ada Sita, biarkan dia yang mengerjakan tugas itu, Bu.""Iya, Mas. Aku juga sudah sering berkata demikian pada Ibu," sahut Sita."Mas sudah telat, Dek. Jadi tolong kamu yang obati tangan Ibu, ya." "Baik, Mas."Aku melangkah dengan ragu-ragu. Semoga Sita benar-benar memperlakukan Ibu dengan baik setelah aku pergi.Kejadian hari ini masih bisa aku maafkan, karena Ibu juga masih membenarkan pembelaan Sita.Untuk selanjutnya aku tak bisa percaya begitu saja. Aku akan tetap mengawasi, jangan sampai surgaku terluka hatinya karena kelalaianku sebagai seorang suami dalam mendidik istri.--Di kantor. Aku ha
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya