Judul: Ibuku teraniaya di rumahnya sendiri.Part: 15***"Baiklah, Ren. Papa tidak berhak ikut campur terlalu jauh dalam masalah rumah tanggamu. Namun, kali ini Papa sedikit keberatan dengan sikap kasarmu yang menampar Sita. Karena Papa sendiri tak pernah menyentuh Pipinya, Ren. Papa tahu, Sita memang keras kepala, manja dan susah diatur. Akan tetapi, bukankah kau telah berjanji untuk merubahnya? Bukan berarti kau melakukan dengan cara kekerasan, Ren."Aku melihat rona kekecewaan dari cara Papa mertua menatapku. Walau nada suaranya masih lembut, tapi terdengar begitu menekan."Aku khilaf, Pa. Maafkan aku.""Papa menyerahkan keputusan akhir pada Sita sendiri. Jika dia bersedia memaafkanmu, dan ikut pulang maka kami sebagai orang tuanya tidak akan melarang," ujar Papa.Aku menoleh ke arah Sita, berharap ia mau memaafkan kekhilafanku."Dek, ayo kita pulang! Ibu sangat bersedih karena kepergianmu dari rumah.""Jadi Mas ke sini hanya karena Ibu? Hah! Sudah kutebak, Mas datang hanya untuk m
Last Updated : 2024-10-29 Read more