Home / CEO / Bilik Lain di Rumah Suamiku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Bilik Lain di Rumah Suamiku: Chapter 131 - Chapter 140

145 Chapters

Tentang Akhir Kehidupan

Tentang Akhir KehidupanSetelah kepergian mobil yang Henry kemudikan, semua orang kembali ke dalam. Begitu juga Bean. Risa memintanya untuk masuk dan makan malam, karena sedari tadi berjaga sendirian selama Arista bersiap pergi.Semua orang telah masuk, tinggal Risa yang merasa enggan. Ada sesuatu yang hilang dan terasa kosong, kala melihat mobil yang membawa Adelia lenyap dari pandangan.Wanita paruh baya itu mendesah. Hal itu membuat Hanna sontak menoleh, anak menantu keluarga Eksha tersebut turut menghentikan langkah. Ia merasa ada sesuatu yang membebani langkah wanita di sampingnya."Mi."Suara lembut Hanna membuat Risa terhenyak. Seketika wanita oaruh baya itu menoleh. Ia tersenyum. Merasa diperhatikan oleh Hanna, yang sekarang statusnya sudah seperti anaknya sendiri."Yuk." Langkah Risa mendahului menantunya masuk.Namun, di dalam suasana antara Eksha mau pun Yusuf masik terasa canggung."Eum. Kalo begitu, kami pulang dul
Read more

Hukuman untuk Hanna

Hukuman untuk HannaMerasa kesal Subakhi memutuskan panggilan. Enak saja Alex mengalahkannya. Padahal dia sudah berusaha keras membantu, meski dia sendiri malas melakukannya."Ada apa, Pa?" tanya Mama Hanna yang berada di sofa tak jauh darinya duduk.Wanita itu memperhatikan bagaimana ekspresi sang suami kala menerima telepon tadi. Tampak kesal dan panik sekaligus."Ini si Alex. Kur*ng aj*r bener ngancam Papa.""Ngancam?""Ya, katanya pengacaramya Herman Faris menggagalkan kasus Alex untuk ditangani.""Tap ....""Bentar, Ma. Biar Papa meneleponnya." Subakhi memotong ucapan istrinya. Ia perlu tahu dengan segera apa yang terjadi dengan Alex.Berkali-kali menghubungi Herman Faris dan tak ada jawaban, Subakhi akhirnya menyerah. Diletakkan ponsel di atas meja. Namun, belum lama ia menjauh, dari benda pipih itu berdering. Pria itu pun berbalik untuk melihat.Tampak sebuah nama 'Pengacara Herman Faris' di atas layar. Tan
Read more

Hakikat Cinta

Hakikat Cinta"Em, Adelia ... apa kita perlu singgah ke supermarket?" tanya Henry, menatap wanita yang duduk di jok belakang sesaat melalui kaca spion di atasnya.Dia berpikir, ada bayi di antara mereka. Pasti ada keperluan untuk sosok mungil itu. Mumpung ada di luar, sekalian. Dari pada nanti saat sampai rumah mereka kalang kabut untuk memenuhi kebutuhan bayi itu.Tak ada jawaban. Adelia bergeming. Seolah tak peduli pada apa yang Henry katakan.Perawat yang tak nyaman, menengok ke belakang, menatap Adelia untuk tahu reaksinya. Wanita itu melihat dengan tatapan kosong ke luar."Eum. Sebenarnya tidak ada keperluan mendesak untuk bayi Ibu Adelia, Dok. Nyonya Risa sudah menyiapkan semuanya dalam koper itu." Baby sitter berinisiatif menyahut. Tak mau suasana tak nyaman terjadi di depannya."Oh, ya. Begitu." Henry manggut-manggut, sambil menatap sebentar ke spion. Di mana terpantul bayangan cantik Adelia.Ia kembali fokus ke jalanan. Berus
Read more

Ekstra Part 1

Ekstra Part 1Hanna melepaskan Yusuf junior pada nenek. Wanita paruh baya itu begitu bangga setiap kali bisa mengambil Akhyar dari tangan ibunya."Hati-hati. Mi. Kalau Mami kelelahan biar Hanna saja yang jagain Akhyar." Hanna mengingatkan."Nggak, deh. Paling gendong sebentar, ya. Pas tante Adelia akad nikah sama Pak Dokter." Risa menjawil hidung cucunya yang berusia batita. Jagoan kecil itu tertawa."Dak oyeh, Nek?"[Tidak bole, Nek?]Akhyar bertanya polos, mendengar itu Risa pun mengangguk sambil tersenyum lebar."Ayo ikut nenek, biar kedengaran suara dokternya!" ucap sang nenek meninggalkan mama Akhyar menjauh."Yok!" Akhyar berseru senang. Meski tak mengerti ke mana wanita yang menggendong akan membawanya. Yang ia tahu, keseruan demi keseruan saat diajak di tempat ramai, dan ia dibawa pergi untuk bermain.Ya, Akhyar pikir semua orang akan mengajaknya bermain. Semua yang seru sering kali menarik perhatiannya.H
Read more

Ekstra Part 2

Ekstra Part 2Yusuf menjauh dari kerumunan ketika mendapat panggilan tak biasa."Pak Yai? Tumben," gumamnya sembari menggeser icon berwarna hijau di atas layar ponsel.Setelah suara bising tak lagi terdengar, ia pun mulai bicara."Assalamuallaikum. Pak Yai?" sapanya pada guru yang sudah lama mengajarinya ilmu Islam saat masih tinggal di panti asuhan dulu."Waallaikumussalam. Nak Yusuf, bagaimana kabarnya?" Suara parau di ujung telepon terdengar hangat."Alhamdulillah, baik, Pak Yai. Bapak bagaimana kabarnya?""Alhamdulillah. Anak-anak juga tumbuh dengan baik, berkat Nak Yusuf juga yang tak putus menjadi donatur.""Alhamdulillah. Oya, sepertinya ada hal yang sangat penting, sampai Pak Yai menelepon saya langsung begini.""Oh ya, benar." Pria tua itu hampir saja lupa maksudnya menghubungi Yusuf. Setiap kali bicara dengan anak yang dulu banyak diam itu, dia hampir lupa waktu, karena ada banyak hal yang ingin dibahas secara
Read more

EP3 - Sttt ... Sebentar Saja!

EP3 - Sttt ... Sebentar Saja!"Gak papa nih, Mas." Meski berkali tanya dan Yusuf menjawabnya berkali-kali pula, Hanna masih juga ragu apa yang mereka lakukan ini benar.Bukan hanya soal masuk kamar Yusuf, berpisah dari semua orang tapi juga nasib Akhyar tanpanya. Semua ini pasti akan memakan waktu."Ya Allah, tanya lagi." Yusuf menghela napas sambil menarik handle pintu kamar. "Lagian kamar ini dirawat dan dibersihkan berkala, jadi sayang kalau nggak dipakai kan?""Hemmm." Hanya mencebik. Kalau begitu kenapa mereka tak sering berkunjung dan menginap di rumah itu. Tapi ... Hanna mana sanggup? Dia tahu betul Adelia ada di rumah itu. Wanita yang meski masih keluarga, dia telah menikah dengan Yusuf dan menjadi mantan istrinya.Hanna tahu bahwa perlu waktu lama menerima kenyataan, dan melupakan Yusuf untuk kemudian menerima kehadiran pria baru."Ya, habis gimana? Aku gak tenang, karena ada banyak orang di luar sana. Belum lagi Akh ....""S
Read more

EP4 - Turunin, Mas!

EP4 - Turunin, Mas!Hanna baru saja selesai mandi. Wanita itu keluar dari pintu toilet sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil."Kenapa pakai handuk kecil itu? Bakal lama selesainya. Itu ada hair dryer." Yusuf yang tengah menggendong Akhyar menunjuk ke arah lemari.Hanna menggeleng. Nanggung menurutnya. Pakai handuk kering sudah cukup simple tak perlu menyalakan mesin dan menggerakkannya ke kepala. Lagi pula mereka tak sedang buru-buru, karena takut kepergok berduaan di kamar itu."Ck. Pasti sengaja, ya. Mau goda," goda Yusuf dengan menyebut Hanna yang menggodanya."Ish, apa sih, Mas? Baru juga selesai. Masa goda lagi," protes Hanna sambil mencebik, melirik pura-pura kesal ke arah sang suami."Heleh. Pura-pura jaim." Yusuf tak menyerah. "Ya, kan, Dek." Kini tatapannya beralih pada batita dalam gendongan. Rasanya senang saja Hanna kesal, dan hanya memperhatikannya."Hehmh. Mas kali yang jaim. Padahal pengen lagi kan tapi ngomong
Read more

EP5 - Bawa Aku, Mas!

EP5 - Bawa Aku, Mas!"Selamat ya," ucap Alex sembari menyodorkan tangan pada mempelai wanita yang kini sedang beristirahat di ruang ganti. Seluruh make up di wajahnya dibersihkan oleh penata rias.Adelia mengerutkan kening. Ia tampak tak mengenali pria itu, lalu menangkupkan dua tangannya. Kenapa ada pria asing yang bisa masuk ke ruang pribadinya. Keluarga atau kenalan dekat memang masih dibolehkan untuk masuk, tapi ia merasa tak mengenal Alex.Alex tersenyum. Meski kecewa respon yang didapat tak sebaik bayangannya. Dia lalu beralih ke mempelai laki-laki. Pria itu dengan terpaksa meraih tangan Alex."Selamat ya, Dokter em ...." Alex tampak berpikir. Bodohnya tak memperhatikan banner di depan dengan nama sepasang pengantin di sana."Henry. Nama saya Henry." Pria itu tersenyum tipis. Setelah bersalaman Alex pun menjauh."Siapa dia?" bisik Henry yang merasa aneh. Karena bahkan wanita yang sudah sah jadi istrinya itu tak mengenalnya."Ent
Read more

EP6 - Apa Maumu, Lex!?

EP6 - Apa Maumu, Lex!?Tujuan utama Alex ke rumah Adelia, selain membuat semua orang yang bahagia saat dia di penjara, terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, adalah untuk bertemu sosok wanita yang terus dirindukannya, Hanna.Setelah menemui Adelia dan suaminya, ia berkeliling mencari di mana Hanna berada. Namun, setelah mendapati Eksha dan tantenya Risa sudah tak terlihat, ia pun yakin bahwa Hanna juga sudah pulang bersama mertuanya itu. Apalagi Yusuf juga tak terlihat. Sepasang suami istri itu harusnya bersama, jika tak ada salah satunya, berarti satu yang lain pun tak ada.Merasa putus asa, Alex akhirnya memilih pulang saja. Dia bisa meneruskan keinginannya itu di lain waktu, dan beristirahat untuk sekarang. Sepulang dari lapas, punggungnya sama sekali belum bertemu tempat rehat, bahkan sekedar untuk bersandar. Di dalam mobil pun, tanpa sadar ia terus duduk tegap, karena serius menyimak penjelasan pengacara yang dibawa sang mami.Langkah lebar pr
Read more

EP7 - Paksaan Henry pada Yusuf

EP7 - Paksaan Henry pada YusufHanna tak ingin mempedulikan Alex dan berjalan begitu saja melewati pria itu. Namun, di saat bersamaan, tangan panjang Alex dengan cepat meraih lengan wanita tersebut. hingga langkah wanita itu terhenti.Merasa tak nyaman dan risih, Hanna menarik kasar tangannya. "Jaga perilakumu!" tekannya mengacungkan jari tepat ke wajah Alex, dengan tatapan tajam pada pria itu."Oke." Alex mengangkat kedua tangannya. Seolah takut pada ancaman Hanna. "Ck. Galak amat. Padahal aku udah berubah jadi anak baik." Senyumnya tipis. Ingin menunjukkan ketulusan pada lawan bicaranya, kalau dia memang sudah berubah.Hanna bergerak mundur, sekira tak lagi sampai Alex meraihnya. Tak ingin berlama-lama meladeni pria yang menurutnya gila, kakinya pun bergerak semakin cepat menjauh.Alex hanya bisa tersenyum. Tak mudah mengambil hati orang-orang yang disakitinya."Yah, semua perlu waktu. Aku akan mencoba memahami itu." Pria itu memiringkan s
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status