Rose menatap puas dengan desain interior kamarnya, yang Tristan rancang khusus untuknya. Wanita itu diam seribu bahasa, raut wajahnya juga datar, namun hatinya bersorak girang ketika memandangi suasana kamar yang sejuk di matanya. Sejak dulu tak pernah berubah, Rose selalu memiliki selera yang tinggi dan Tristan mengerti sekali tentang selera wanita itu.Cat ruangan berwarna putih tulang, dengan cat jendela dan gorden berwarna abu-abu tua. Mata Rose awas menatap ranjang dengan sprei berwarna silver, serta perabotan antik berupa patung kuno. Ada hiasan dinding yang unik berupa patung Zeus, dan juga guci dengan motif gambar wanita berambut ular, Medusa.“Mom, selamat beristirahat. Sampai jumpa pada makan siang nanti. Jika ada yang kurang berkenan, aku harap mom mengatakannya, Andin akan segera menggantinya.” Andin berkata lembut. Suaranya mendayu-dayu, namun sangat tegas. “Istirahatlah, mom aku akan kembali ke kamarku untuk melakukan banyak hal.”“Baiklah, terima kasih. Aku rasa ini sud
Baca selengkapnya