Pov Dewa Hari ini rasanya sangat malas untuk pulang kerumah. Sejak Zahra memutuskan untuk keluar dari rumah Ibu dan tinggal di rumah dinas, rasanya tidak ada lagi yang membuatku bersemangat untuk pulang ke rumah. Padahal dulu saat Zahra masih tinggal di rumah Ibu, aku kerap pulang larut malam bahkan sampai tidak pulang, karena merasa bosan dan jenuh. Justru aku lebih memilih berlama-lama bersama Liana dari pada dengan istriku sendiri. Sekarang, setelah Zahra benar-benar pergi dari rumah ini, baru aku sadar bahwa betapa merasa kehilangannya diriku. Rasanya sangat hampa dan kosong. Semangat hidupku seakan terbang dan menguap entah kemana. Sejak awal menikah, Zahra selalu mengurusku dengan baik. Apapun sudah dia siapkan. Semua sudah tersedia sebelum aku memintanya. Tidak seperti Liana. Setiap pagi aku harus berteriak-teriak padanya. Baju kerjaku, sarapan pagi dan lainnya, semua serba harus diingatkan. Mau tidak mau aku jadi membanding-bandingkan antara Zahra dan Liana. Ah, aku jadi
Read more