Satu jam lagi peresmian kantor cabang akan dimulai. Devan mengirim pesan bahwa dia akan terlambat datang ke kantor pagi ini. [Zahra, sementara kamu bisa pakai ruanganku dulu. Aku terlambat datang ke kantor hari ini] [Baiklah, Dev. Tidak usah memikirkan diriku. Cepatlah datang, para karyawan tidak sabar menunggumu] Bagaimana mungkin aku pindah ke ruang Devan saat ini. Bisa-bisa semakin buruk penilaian mereka terhadapku. Sebaiknya aku ke ruang Pak Jodi saja. “Frans, terima kasih kursinya. Aku ke ruang Pak Jodi saja,” ujarku seraya berdiri dan hendak melangkah menuju lift, karena ruang Pak Jodi berada di lantai bawah. “Wah, padahal kami senang ada kamu di sini, Zahra.” Frans mencoba untuk menahanku. Nampak Dewi melirik kami dengan tatapan sinis. Sementara Mas Dewa terus memperhatikan aku sejak tadi. Dari balik dinding kaca ruangannya aku melihat Mas Dewa mulai berdiri, lalu keluar dari ruangannya dan ternyata laki-laki itu menghampiriku. “Zahra, ayo ke ruanganku! Ada yang hendak
Read more