All Chapters of Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Chapter 61 - Chapter 70

220 Chapters

BAB 71: Ayah Paula

Maxim membuang napasnya semakin berat. Maxim membenarkan tas di gendongannya, pria itu berjalan dengan kaki yang sedikit terpincang-pincang, Maxim memutuskan untuk duduk di bangku kosong sekadar meredakan rasa lelahnya. Maxim terpaku melihat keindahan dan keramaian di depannya dengan perasaan berkecamuk. Sudah dua minggu dia keluar dari penjara. Selama dua minggu itu dia berusaha mencari Paula karena merindukannya, namun ini yang dia dapatkan setelah Sembilan tahun lamanya dia di penjara demi berkorban untuk anak dan isterinya. Selama Maxim berada di penjara, Paula tidak pernah sekalipun menampakan dirinya apalagi menjenguknya setelah pengorbanan yang Maxim lakukan untuk menggantikan Paula sebagai tersangka. Namun ini balasan puterinya. Tidak hanya Paula, Lana pun begitu. Usai Maxim di penjara, tidak pernah sekalipun Lana menemuinya, yang datang hanyalah sepucuk surat perceraian yang di ajukan Lana. Suara helaan napas kasar terdengar dari mulut Maxim, pria itu tertunduk sedih
Read more

BAB 72: Over

Bayangan tubuh Winter terlihat di dinding lift yang berkilauan, gadis itu bergerak beberapa kali melakukan pose dengan percaya diri, melihat perubahan demi perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Dengan percaya diri dia melakukan pose sama seperti seperti apa yang sering dia lakukan di masa lalu saat melakukan photoshoot untuk melakukan pemotretan di majalah. Jiwa Kimberly merasa bangga dengan perubahan yang terjadi. Hari semakin hari keadaan tubuhnya menyusut meski sedikit demi sedikit. Satu persatu pakaian milik Winter yang semula dia pakai, kini pakaian itu terbuang karena kini tubuhnya sudah perlahan mengecil. Lingkar pinggang yang mengecil, lemak-lemak di lengan, perut, paha, dagu yang mengganggu setiap kali dia bergerak, kini sudah menghilang perlahan berkat dokter, olahraga dan diet. Tumpukan dan lipatan lemak di perutnya tidak lagi begitu tersiksa dan menyakitkan ketika di pakaikan korset. Wajahnya yang semula bulat dengan dagu yang berlipat-lipat seperti roti itu, kini s
Read more

BAB 73: Si Pengkhianat

“Kau sudah melepaskan masa perjakamu?” Tanya Winter lagi dengan gamblang tidak saring sedikitpun, repleks Marvelo yang tengah menyetir langsung menginjak rem dengan keras. Duk! Kepala Winter langsung di buat terbentur ke lekukan sisi dashbor mobil dengan cukup keras. “Arght, sialan. Menyetirlah dengan benar brengsek!” Maki Winter dengan ringisan sambil mengusap pelipisnya yang berdenyut kesakitan. Marvelo tidak bereaksi apapun, pria itu masih mematung terngiang-giang pertanyaan frontal yang keluar dari mulut Winter beberapa detik yang lalu. “Winter, apa yang kau tanyakan barusan?.” Winter meringis kesakitan merasakan keningnya berdenyut, Winter melihat kaca spion, gadis itu menyingkirkan rambutnya dan memperlihatkan keningnya yang kini sedikit terluka. “Astaga” Marvelo terlihat panik dan segera melepaskan sabuk pengamannya, meraih wajah Winter dan melihatnya lebih dekat. Winter yang kesakitan hanya bisa menatap sebal Marvelo karena sudah berani-beraninya membuat wajahnya yang b
Read more

BAB 74: Menghajarnya

Winter terus berjalan cepat menerobos hujan yang masih turun. “Winter!” Teriak Marvelo ikut berlari dan mengejar Winter di bawah derasnya hujan yang turun. Begitu berada di jangkauan, Marvelo menarik lengan Winter dan menghentikan langkahnya “Winter, apa yang kau lakukan? Berhenti bertindak sembarangan!.” Winter menengok, ada air mata yang terjatuh di antara air hujan yang membasahi wajahnya. Sorot mata Winter yang menunjukan rasa sakit dan marah begitu kuat membuat Marvelo sedikit bingung dengan gadis itu. “Ada masalah apa lagi?” tanya Marvelo. Winter menepis tangan Marvelo agar terlepas. “Pulanglah, aku akan pulang sendiri. Jangan ikuti aku!” titah Winter dengan dingin. Gadis itu berbalik dan melengos pergi meninggalkan Marvelo yang terdiam bingung, namun pria tu segera berlari mengikuti ke mana Winter akan pergi. Di depan pintu bar ada sebuah penjagaan yang meminta identitas, Winter mengambil dompetnya dan mengeluarkan banyak lembaran uang. Dengan uang, siapapun memiliki leb
Read more

BAB 75: Pelajaran untuk Nathan

“Siapa kau?” tanya Nathan lagi yang mulai merasakan ada dingin darah yang keluar dari belakang telinganya. Samar Nathan melihat wajah Winter, pria itu berkedip, rasa takut mencekik dirinya begitu kuat setelah beberapa tahun merasakan ketenangan dan kesenangan karena uang Kimberly yang dia bawa. “Siapa aku?” Seringai Winter. Winter meraih wajah Nathan dan mencengkram wajah Nathan dengan kuat agar Nathan melihat matanya. “Aku adalah orang yang akan membalas semua kejahatan yang telah kau perbuat. Camkan itu.” Mata Nathan berubah nanar, “Aku tidak membuat kesalahan apapun.” “Oh. Seperti kau mulai amnesia.” Winter segera berdiri, kemarahannya kian berkobar hanya dengan mendengar penyangkalan Nathan. Winter menarik pakaian Nathan yang tergeletak di atas ranjang, Winter segera mengikat tangan dan mulut Nathan dengan pakaiannya. Tanpa ragu Winter menginjak keras tangan Nathan berulang kali tanpa mempedulikan jeritan tertahan Nathan dengan mulut tersumpal. Air mata tumpah dari sudut
Read more

BAB 76: Ketakutan Paula

“Jangan mengkhawatirkan apapun, aku akan menemui ayahmu dan berbicara dengannya jika kau merasa tidak nyaman jika berada satu kota dengannya,” ucap Lana dengan enteng. Paula memijat pelipisnya dengan kuat, gadis itu menghela napasnya dengan berat “Segeralah lakukan.” “Ada denganmu hari ini Paula?” Lana memperhatikan Paula yang kini hanya duduk diam dan terlihat tidak baik-baik saja dengan keadaannya. Sejak tadi Paula terlihat di bebani banyak pikiran yang mendesak dan membuatnya menjadi gelisah. Paula merasa cukup frustasi karena uang jajannya tidak dia terima lagi dan tidak ada penjelasan apapun alasan di balik pemberhentian bantuan keuangan Puala. Sumber keuangan Paula hanya ada dari kelurga Benjamin yang dermawan, tanpa mereka, Paula akan kembali ke jalan kehidupan yang menyedihkan. Yaitu, kemiskinan. Di sisi lain Paula juga harus mulai merasa ketakutan karena ayahnya, Maxim telah keluar dari penjara. Maxim adalah sosok yang pekerja keras, sayangnya dia tetap miskin meski t
Read more

BAB 77: Malam Kelam

Flashback Salju turun di malam itu, suasana senang hari natal di rasakan banyak orang, kecuali keluarga sederhana Paula. Paula, gadis kecil itu hidup dalam kesederhanaan, dia tumbuh dari seorang ayah yang bekerja sebagai karyawan biasa dan seorang ibu yang bekerja di sebuah pabrik. Paula adalah anak yang ceria dan pandai, dia memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Jared. Kehidupan sederhana Paula sama seperti anak-anak yang tumbuh di keluarga sederhana, mereka tidak kaya, tidak pula miskin, namun semua kebutuhan hidupnya sehari-hari sudah bisa tercukupi. Maxim sebagai kepala keluarga tampaknya tidak begitu memiliki banyak pengaruh di keluarga, dia yang muda dan lemah terkadang tidak begitu di hargai di dalam keluarganya. Lana isteri Maxim, wanita itu terkadang sering meragukan Maxim dan membuat keputusan-keputusan yang di buat Maxim sering di anggap angin berlalu olehnya. Maxim yang masih muda bertemu dengan Lana seorang janda beranak satu, anak itu adalah Jared. Seperti
Read more

BAB 78: Sebuah Tragedy

Tanpa ragu, Paula mendekati Jared dan menghunuskan pisau itu ke punggung Jared beberapa kali hingga memukul kepala Jared dengan pisaunya. Jared yang tidak memiliki kesempatan untuk menghindar langsung menerima hunusan itu, pria itu jatuh ke ranjang bersimbah darah menatap nanar Paula yang kini wajahnya di hiasai cipratan darah segar miliknya. Lana terpaku kaget melihat apa yang di lakukan puterinya kepada Jared, kakanya sendiri. Sementara Paula yang baru menyadari bahwa tindakannya salah, gadis itu langsung di landa panik dan takut, kepanikan Paula membuat gadis itu kembali menghubuskan pisau pada dada Jared beberapa kali agar kakaknya segera meninggal. Lana menjerit ketakutan melihat kebruntalan Paula yang menghabisi Jared. Wanita bangkit menarik Paula mundur agar menghentikan tindakannya. Tidak berapa lama setelah Paula melakukan tindakan jahatnya kepada Jared, Maxim datang, begitu pria itu mendengar jeritan Lana, dia langsung menyusul naik ke atas dan masuk ke kamar untuk meli
Read more

BAB 79: Potongan Mimpi

Biru indahnya bola mata Kimberly menatap langit yang gelap di malam itu. Binar matanya yang indah itu terlihat sedikit gelap, warnanya sama seperti sebuah palung, dalam dan pekat. Hembusan angin yang lembut menggerakan rambutnya yang indah berkilauan. Kimberly berkedip beberapa kali, tangan mungilnya mengusap pipinya yang kemerahan untuk menyingkirkan beberapa helai anak rambut yang menempel di wajahnya. Kimberly mengenakan gaun tidurnya berwarna putih, gadis itu hanya menopang dagunya dan masih terdiam melihat langit di antara keramaian teman-teman panti asuhannya yang tengah bermain, belajar dan beberapa di antara mereka sudah tertidur. Bibir mungil merah muda Kimberly sedikit terbuka hanya untuk membuang napasnya dalam-dalam. Tanpa sengaja, Kimberly melihat sebuah mobil mewah yang datang kembali ke panti asuhan di malam hari. Untuk yang kedua kalinya mobil itu ke panti asuhan setelah beberapa hari yang lalu. Perhatian Kimberly teralihkan pada sebuah butik yang keberadaannya
Read more

BAB 80: Dan Terjadi Lagi

“Saya mengizinkannya. Namun ada sesuatu yang harus Anda ketahui sebelum Anda menemuinya.” Kimberly yang mengintip dan melihat percakapan yang terjadi kini sedikit gemetar. Samar dia penasaran ingin melihat pria yang bisa di pastikan bahwa dia adalah ayahnya, namun pria itu tetap memunggungi pintu. “Kimberly sangat berharga untuk kami. Dia adalah anak yang sangat cerdas, ceria, pemberani dan berwawasan, meskipun usianya masih Sembilan tahun, namun cara berpikirnya sudah cukup dewasa. Meskipun begitu, Kimberly tetaplah anak kecil yang polos. Dia sering menagis setiap kali ada keluarga yang ingin mengadopsinya, Kimberly selalu menolak dan tidak ingin pergi ke manapun, karena dia percaya bahwa suatu saat nanti kedua orang tuanya akan datang menjemputnya. Tolong, temui Kimberly sebagai orang biasa. Jika Anda tidak bisa membawanya. Jangan memperkenalkan diri Anda sebagai ayahnya, jangan merusak mimpi dan harapan Kimberly, saya tidak akan mengizinkan Kimberly menjatuhkan sedikitpun air mat
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status