All Chapters of Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Chapter 21 - Chapter 30

220 Chapters

BAB 21: Menekan Marvelo

“Benarkah?” Winter berpura-pura kaget.Paula mengangguk. “Winter, aku berpendapat karena aku sangat tahu apa yang kau suka, sementara gurumu tidak memperhatikan kenyamananmu.”“Aku tidak gemuk?”“Ya Tuhan, kau tidak gemuk Winter. Bentuk tubuhmu masih ideal,” jawab Paula dengan penuh dusta.Paula akan terus mendorong Winter mengenakan pakaian kuno dan buruk seperti orang tua yang ringkih, Paula ingin Winter benar-benar obesitas jika perlu kegemukannya membuat dia tidak lagi bisa bangun dan berjalan. Jika Winter sudah seperti itu, Paula akan semakin menekan Winter untuk menjadi malu kepada diri sendiri dan bergantung sepenuhnya kepada Paula.“Winter, aku berkata jujur karena aku sangat sayang dan peduli padamu. Jangan marah,” ucap Paula lagi berusaha meyakinkan.“Aku tahu Paula, terima kasih sudah mengingatkan aku. Aku senang dengan kepedulianmu,” jawab Winter dengan senyuman lebar untuk memberikan sebuah kesenangan semu kepada Paula.Benar dengan apa yang Winter pikirkan, kini Paula
Read more

BAB 22: Satu Meja

“Kau tidak mau mengatakannya?” tanya Winter seraya mengusap pipinya yang terasa sedikit sakit.“Aku tidak tahu apapun.”“Oh, benarkah?” tanya Winter tidak percaya.Meski Marvelo sudah menjawab, namun bukan berarti Winter akan percaya dan melepaskannya.“Jika kau tidak tahu apa yang terjadi. Sebagai gantinya, kenalkan aku pada orang-orang populer di sekolah. Jika kau melakukannya, aku akan menghapus semua photo memalukan tentangmu,” pinta Winter yang mengajak bernegosiasi dengan Marvelo.Marvelo berdecih, “Kau melakukan ini hanya untuk hal-hal tidak berguna? Kau masih bodoh seperti dulu.” Hina Marvelo seraya berbalik pergi dan hendak membuka pintu.“Aku punya photo dan videomu. Jika aku menyebarkannya di sekolah, apa tanggapan semua orang padamu?.”Perkataan Winter berhasil membuat Marvelo berhenti melangkah, pria itu melihat Winter lagi. “Kau berani menantangku?.”“Aku tidak menantangmu, hanya mengajak bernegosiasi.”“Sebarkan saja” jawab Marvelo terdengar tidak peduli.“Ah baiklah. A
Read more

BAB 23: Standar Ganda

BRAKSelina menggebrak loker dan mengurung Winter hingga terpojokan oleh beberapa gadis yang lainnya.Semua gadis di kelas itu datang untuk melabrak Winter. Mereka tidak suka dan menganggap Winter sangat kurang ajar karena sudah membuat Marvelo menjadi tidak nyaman di kelas. “Jangan menunjukan diri bahwa kau ada di kelas kami apalagi kecentilan dan mencari perhatian Marvelo! Itu sangat menjijikan” hina Selina meraya mendorong bahu Winter. “Sejak awal kau hanya bayangan di kelas ini, maka tahu dirilah!.”“Kau berada di kelas ini hanya karena ayahmu sangat kaya dan memiliki banyak uang. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa keberadaanmu di sini di akui oleh kami.”“Aku masih diam ketika kelas kita menjadi pusat perhatian dan ejekan orang lain karena sikap tidak tahu malumu yang menembak Hendery dan menimbulkan keributan. Namun, apa yang kau lakukan hari ini sangat memuakan. Aku benar-benar sangat tidak tahan satu ruangan denganmu. Berhentilah mencoba menjadi pusat perhatian! Kami tidak ak
Read more

BAB 24: Savage

Suara peluit dan teriakan Gani membuat semua orang yang ada di sekitar langsung melihat apa yang terjadi.Winter sedikit terperanjat kaget begitu mendengar teriakan Gani dan reaksinya yang berlebihan. Gani berjalan kearahnya sambil bertolak pinggang, sorot matanya yang tajam menggambarkan perasaan tidak suka bercampur kemarahan, tidak ada keteguhan yang Winter rasakan pada dirinya.“Kau tidak dengar apa kataku?” teriakan Gani kian keras. “Apa yang kau lakukan? Kau melukai temanmu!.” Winter berpura-pura kaget sambil melihat Selina yang kini menangis di kerumuni banyak orang, sangat berbeda dengan reaksi orang-orang saat dia terluka.Benar-benar tidak adil.Selina berusaha bangkit sambil menutup sebelah matanya yang terasa sakit. Orang-orang langsung menatap Winter seperti seorang tersangka tanpa perlu pembelaan dan sangkalan apapun lagi. “Saya tidak sengaja. Maafkan saya,” ucap Winter berpura-pura takut dan merasa bersalah.“Tidak sengaja katamu?” Jawaban sederhana yang terlontar dar
Read more

BAB 25: Gadis Keren

Winter berkaca di cermin mengusap darah di hidungnya dan membersihkannya, hidungnya terasa sangat sakit, bahkan sisi pipinya memerah masih meninggalkan bekas.Winter beberapa kali harus mengusap batang hidungnya untuk memastikan jika hidungnya tidak patah akibat lemparan kerasa bola.Rasa sakit yang dia rasakan di wajahnya sedikit terobati karena Gani sudah meminta maaf. Namun itu saja tidak cukup.Meminta maaf bukan jaminan untuk berubah.Gani meminta maaf karena terdesak, bukan karena sadar akan kesalahannya yang sudah mendiskriminasi muridnya.Meminta maaf bukan berarti dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.Jiwa Kimberly memaki dan mengutuk diskriminasi yang di terima Winter selama ini.Sekolah yang menjadi tempat mendapatkan bimbingan untuk membentuk karakter dan mengembangkan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari orang-orang kotor di dalamnya.Sangat menyedihkan memikirkan ketika dunia pendidikan di dikte oleh urusan bisnis para petinggi.Winter menghela napasnya dengan ber
Read more

BAB 26: Kepedulian

Winter meminum air yang di berikan oleh Cleo, wali kelasnya. Diam-diam Winter melirik Cleo yang kini duduk di sampingnya terlihat merenung memikirkan banyak hal.Winter tidak tahu jika ternyata ada beberapa orang yang peduli kepadanya, salah satunya Cleo yang begitu tahu Winter terluka, dia langsung mencari Winter dan mengobatinya. Termasuk luka di kakinya yang kini sudah di olesi salep.Winter juga baru tahu jika Marvelo yang ketus terlihat tidak menyukainya memiliki sisi kepedulian dengan sebuah alasan yang misterius.Cloe mendorong kacamata yang dia kenakan, wanita itu menarik napasnya dengan sesak terlihat menyimpan sedikit beban yang mengganggu pikirannya. Wanita itu menatap Winter dengan lekat.Setelah kejadian Winter di temukan tidak sadarkan diri, Benjamin membuat wali kelas Winter di pecat. Kini Cleo, guru magang itu mendapatkan tugas untuk menjadi wali kelas di sekolah unggulan.Ada banyak kabar beredar yang Cleo dengar mengenai apa yang terjadi di kelas Winter. Cleo berus
Read more

BAB 27: Toxic

Winter berdiri di depan sebuah layar, dia menggeser-gesernya beberapa kali layar untuk memilih beberapa jenis buah, Winter memilih segelas juss tanpa gula dan menggantikannya dengan daun stevia. Begitu sudah mendapatkan nomer antriannya, Winter segera duduk dan menunggu.Sejak satu jam yang lalu Winter sudah merasakan banyak perhatian orang-orang tertuju kepada dirinya. Winter bersikap acuh dan sama sekali tidak malu.Di masa lalu, Kimberly adalah pusat perhatian.Menjadi pusat perhatian adalah hal yang biasa bagi Kimberly. Justru ini yang dia inginkan. Winter harus menjadi pusat perhatian semua orang agar mereka tidak salah menilai sebuah kecantikan.Cantik itu luas, semua orang memiliki sudut pandang yang berbeda dengan definisi kecantikan.Wanita harus memiliki definisi sendiri mengenai mengenai kecantikan, kecantikan tidak boleh di dikte apalagi di ukur oleh siapapun.Cantik tidak hanya berkaitan dengan wajah indah, tubuh indah. Wanita akan terlihat cantik ketika dia menyenangkan,
Read more

BAB 28: Ratu Sekolah

“Kenapa aku tidak boleh melawan?” “Winter! Sejak kapan kau bertanya alasan pendapatku? Aku melakukannya demi kebaikan hidupmu,” nada suara Paula sedikit meninggi karena Winter jadi lebih banyak membantah.“Melawan juga akan membuatku berhenti di permalukan dan di remehkan.”“Tapi kau sendirian Winter. Tidak ada yang peduli dan menyukaimu di sekolah ini selain aku, jika kau terlibat masalah dengan melawan mereka, kau akan semakin kesulitan di sini.”Tangan Winter terkepal, ucapan Paula sangat keterlaluan. Paula terus menekan Winter dan berusaha mendoktrinnya agar Winter berpikir di sekolah ini hanya Paula yang peduli kepadanya. Paula juga terus membentuk Winter untuk diam saja saat di perlakukan dengan buruk. “Aku senang dengan perhatianmu Paula. Namun aku juga berpikir, bahwa aku tidak ingin selamanya menjadi gadis yang payah dengan cara diam dan bersembunyi” jawab Winter lagi masih dengan tenang dan mengacaukan alur permainan Paula sedikit demi sedikit.PlakSatu tamparan tidak ter
Read more

BAB 29: Rencana Busuk

Lagi, lagi dan lagi Paula membawa Winter ke tempat yang mewah di mana tidak sembarangan orang bisa masuk dan bergabung.Winter di bawa pergi ke sebauh restaurant yang berada di jantung kota.Mobil yang mereka tumpangi berhenti cukup jauh dari bangunan restaurant. Mereka harus berjalan melewati sebuah kolam besar yang yang memiliki air mancur besar dan beberapa patung di atasnya.Di sepanjang sisi jalan terdapat pohon yang menaungi mereka agar tidak kepanasan.Langkah Paula terhenti tiba-tiba, gadis itu berbalik dan menatap Winter dengan hangat dan tersenyum.“Winter.” Paula meraih tangan Winter dan menggenggamnya.Tanpa perlu Paula katakan, Winter sudah bisa merasakan ke mana arah Paula akan berbicara.“Hari ini aku mengundang teman-teman sekelasku untuk ikut makan bersama. Aku tidak menyangka jika mereka memilih restaurant yang mewah seperti ini. Aku tidak tahu makanan apa yang nanti akan mereka pilih. Kau tahu kan, aku tidak memiliki uang, bisakah kau membantuku?” tanya Paula denga
Read more

BAB 30: Dunia Palsu Paula

Para gadis yang berkumpul terlihat sangat senang membicarakan hal-hal yang membosankan bagi jiwa Kimberly.Winter diam dalam keramaian orang-orang yang berbicara tanpa mempedulikan keberadaannya, atau mungkin mereka memang menganggap Winter tidak ada di antara mereka.Winter mendengus geli teringat kenangan kecilnya di masa lalu.Dulu, saat dia menjadi Kimberly, dia adalah pusat perhatian, semua pandangan tertuju kepadanya dan mengatakan betapa luar biasanya hidup Kimberly yang sempurna. Orang-orang berlomba-lomba berusaha untuk mengikuti gaya berpakaian, riasan dan gaya rambut Kimberly seakan dia adalah kiblat kecantikan.Kini, dia menjadi Winter Benjamin, seseorang yang tidak di anggap keberadaannya, orang-orang menganggapnya tidak ada. Jangankan untuk berbicara, untuk menatap sekalipun mereka terlihat enggan.Betapa menyedihkannya kehidupan Winter.Winter memiliki segalanya, bahkan dia jika dia mau, dia bisa membeli sebuah pertemanan dengan uangnya, namun mengapa dia menjalani kehi
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status