Semua Bab Impian Dan Cinta Di Korea: Bab 81 - Bab 90

107 Bab

Don't Leave Me

#Delapan Puluh Satu# “Hyung, cepat bawa Nunim ke kamar!” Yongjin tak kalah panik. Seokyung dengan sigap membopong tubuh Reyka. Jongsuk dan Yongjin berlari mendahului Seokyung untuk menyiapkan tempat tidur dan menata bantal untuk berbaring Reyka. Min Joon dan Hyunwoo menyiapkan makanan untuk diberikan pada Reyka jika sadar nanti sedangkan Jiyoon dan Chin Hwa mencari kotak obat untuk mencari minyak agar Reyka segera sadarkan diri. Chin Hwa menyodorkan minyak pada Seokyung agar mendekatkannya pada hidung Reyka. Jiyoon pun menyuruh Seokyung untuk mengoleskan beberapa bagian tubuh Reyka dengan minyak tersebut agar tubuhnya terasa hangat. Seokyung ragu untuk melakukannya. Reyka tak pernah suka bila ada lelaki yang menyentuhnya tetapi kini Seokyung harus mengoleskan minyak pada telapak kaki, punggung serta dadanya. Bagaimana jika Reyka sadar dan memarahinya? “Seokyung! Apa yang kau pikirkan, cepat oleskan!” perintah Jiyoon. “Dia akan marah jika sadar
Baca selengkapnya

Menanti Keputusan

#Delapan Puluh Dua# Rasa perih di perut membuat Reyka terbangun. Kepalanya masih sedikit pusing. Reyka perlahan membuka mata. Dirinya terkaget saat mendapati Seokyung tidur meringkuk di sampingnya. Reyka segera menarik tangan yang saling menggenggam dengan jemari Seokyung. Reyka mengenakan kerudung lalu perlahan menurunkan kakinya di lantai. Melihat selimut yang terbiar di sofa, Reyka mengambilnya. Dia menyelimuti Seokyung yang masih tertidur dengan pulas. Udara dingin masih terasa walau ruangan sudah di pasang penghangat ruangan. Reyka sadar. Seokyung pun pasti mengalami tekanan batin dan bimbang dengan langkah yang harus diambil. Reyka tak bisa memaafkan Seokyung dengan mudah. Dia benci tetapi masih saja peduli pada Seokyung. Reyka mengalah. Dia membawa selimut dan dengan langkah perlahan menuju ruang tengah di mana terdapat sofa panjang yang empuk untuk tidur. Saat ini, melihat wajah Seokyung masih membuatnya marah, jijik dan sakit sekaligus dalam satu wa
Baca selengkapnya

Keputusan

#Delapan Puluh Tiga# Kedatangan Tone ke kantor selalu saja menjadi pusat perhatian. Banyak pasang mata yang mencuri pandang atau secara terang-terangan menatap hingga mereka masuk ke ruang latihan. Namun kali ini, kedatangan Tone tidak langsung menuju ruang latihan, melainkan menuju ruangan Kanglim. Raut wajah ketujuh anggota Tone dan Reyka terlihat serius membuat staf mengira ada proyek baru. Jiyoon membuka pintu setelah mengetuknya terlebih dahulu. Satu per satu personel Tone masuk dan Reyka masuk terakhir. Ternyata Ara sudah ada di dalam ruangan bersama dengan Kanglim. Semalam, Kanglim sudah menceritakan apa yang menimpa Reyka pada Ara. Ara bersikukuh ingin bertemu dengan Reyka karena rindu dan juga berempati dengan keadaan yang menimpa Reyka. “Rey!!” Tanpa berbasa-basi Ara langsung memeluk Reyka. Reyka membalas pelukan Ara. Menikmati pelukan Ara sebagaimana dia menikmati pelukan seorang ibu. Kini personel Tone paham, mengapa Ara mengenal dekat Reyka.
Baca selengkapnya

Meminta Restu

#Delapan Puluh Empat#Hari sudah gelap ketika bel pintu rumah Hyun Ki berbunyi. Dengan langkah santai Kim Sun Hee membukakan pintu.“Seokyung?!” tanya Sun Hee tak percaya jika anak tunggalnya pulang. “Mengapa tak mengabari jika kau akan pulang, Nak?”“Ada hal mendesak yang ingin aku bicarakan dengan Eomeoni dan Abeoji,” jawab Seokyung.“Ah, Seokyung, kau pulang juga, Nak,” seru Hyun Ki yang mengekor Sun Hee lalu memeluk Seokyung.“Baru saja Eomma membicarakanmu. Eomma rindu. Bahkan Eomma sampai memasak makanan favoritmu. Kau pintar sekali, datang di saat waktu malam malam,” ujar Sun Hee dengan bahagia.Hyun Ki merangkul pundak anak kebanggaannya. Dia membawa masuk Seokyung untuk makan bersama. Orang tua Seokyung menceritakan banyak hal dengan riang saat makan malam. Senyum yang terukir di wajah Seokyung berbanding terbalik dengan hatinya.Nyali Seokyung menciut. Binar bahagia yang terpancar dari wajah Sun Hee dan Hyun Ki membuat Seokyung tak tega men
Baca selengkapnya

Calon Mertua

#Delapan Puluh Lima# Langit masih gelap, udara pagi terasa menusuk tulang. Walau sudah melewati puncak musim dingin, tak membuat udara menghangat seperti musim semi. Sebelum pukul enam pagi, Seokyung dan Reyka sudah dalam perjalanan menuju bandara Gimpo untuk terbang ke Busan. Selama perjalanan menuju bandara, Reyka tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ucapan dari Seokyung hanya ditanggapi dengan anggukan atau malah dibiarkan tanpa jawaban. Melihat Reyka seperti itu, rasa kesal dan sesal terasa menyesakkan dada Seokyung. Pesawat lepas landas pada pukul tujuh pagi dan tiba di Busan satu jam kemudian. Seokyung memutuskan menggunakan pesawat untuk sampai di kota kelahirannya karena lebih cepat dibandingkan menempuh perjalanan darat. Seokyung pun memilih penerbangan pertama. Dia harus berhati-hati agar tidak menarik perhatian publik terlebih media. Ayah dan Ibu Seokyung menjemput mereka di bandara. Saat Seokyung melihat keberadaan kedua orang tuanya, Seokyung merangkul pundak Reyka dan
Baca selengkapnya

Mualaf

#Delapan Puluh Enam#Setelah sarapan, Reyka dan Seokyung menuju kediaman Aisyah. Reyka sudah membuat janji sebelumnya. Melalui sambungan telepon, Reyka menceritakan keadaannya pada Aisyah. Seokyung pun ingin bertemu dengan Umar Kim untuk mendapatkan bimbingan.“Apa kabar, Rey?” tanya Umar Kim ketika Reyka dan Seokyung sudah tiba di kediaman Umar.“Alhamdulilah, baik, Seonsaengnim,” jawab Reyka.“Masya Allah, ternyata begini wajah asli idola KPop dari jarak dekat. Kau sungguh tampan, anak muda,” ucap Umar menyapa Seokyung.Reyka dan Seokyung tertegun. Tak menyangka jika Umar Kim akan mengatakan hal tersebut saat bertemu Seokyung. Seokyung yang mendapatkan pujian seketika salah tingkah dan malu. Kepalanya menunduk. Mereka begitu ramah sehingga Seokyung tak merasa sungkan.Setelah berbasa-basi, dengan sopan Seokyung mengatakan keinginannya untuk menjadi mualaf dan menikahi Reyka. Dia menjabarkan semua tanpa ada yang ditutupi. Seokyung dan Reyka memerlukan bimbingan karena menganggap Umar
Baca selengkapnya

Bukan Jodoh

#Delapan Puluh Tujuh# Jam di dinding menunjukkan angka satu. Layar televisi masih menyala. Kaleng bekas minuman beralkohol berserak di atas meja. Walau mata menatap layar televisi, pikiran Min Joon melayang entah kemana. Hyunwoo terbangun dan tak mendapati Min Joon tertidur di sampingnya. Sejak tragedi yang menimpa Reyka terjadi, Min Joon tak mau lagi satu kamar dengan Seokyung. Min Joon meminta Jongsuk untuk bertukar kamar dengannya. Hyunwoo beranjak mencari Min Joon. Khawatir terjadi sesuatu dengannya. Hyunwoo menemukan Min Joon duduk di ruang tengah dalam keadaan yang cukup kacau. “Hyung, kau belum tidur?” tanya Hyunwoo. “Emh..” “Apa kau baik-baik saja?” Hyunwoo masih mengajak Min Joon berbicara. Min Joon tak memberikan tanggapan. Tatapannya kosong. Hyunwoo mengambil kaleng bir dari genggaman Min Joon dan menyimpannya di atas meja. Min Joon sudah terlalu banyak minum. Hyunwoo mematikan televisi dan mengajak Min Joon untuk berpindah ke kamar
Baca selengkapnya

Penyesalan Irawan

#Delapan Puluh Delapan# Reyka baru saja membalas pesan ayahnya yang menyatakan akan datang untuk menjadi wali dalam pernikahannya. Ada rasa haru, bahagia dan sedih menyeruak dalam dada. Rasa khawatir pun muncul dalam hati, bagaimana jika ayahnya tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ayah Reyka mengabarkan jika sudah mendapatkan visa dan akan berangkat lusa dengan penerbangan malam. Reyka perkirakan, pukul tujuh pagi ayahnya itu akan tiba. Reyka menjemput ayahnya di bandara ditemani salah satu staf yang sudah dipilih Kanglim untuk mengurus keperluan Reyka hingga hari pernikahan tiba. Dalam pikiran, Reyka sibuk merancang kata jika bertemu dengan ayahnya. Apa kalimat yang pertama kali akan terucap setelah sekian lama tak bertatap wajah. Hari dinanti tiba. Dengan debar harap-harap cemas, Reyka menunggu kedatangan ayahnya sejak pukul enam. Reyka duduk di kursi yang terdapat di terminal kedatangan internasional. Keinginan Seokyung untuk ikut menjemput kedatangan calon
Baca selengkapnya

Dua Keluarga

#Delapan Puluh Sembilan# Irawan menolak untuk menginap di hotel. Dia memilih untuk tinggal di apartemen dan menghabiskan waktu bersama dengan Reyka. Irawan sangat sadar, kebersamaannya dengan Reyka selama dua hari ke depan tak bisa membayar waktu yang terlewatkan selama ini. Setidaknya, Irawan memiliki kenangan dalam membersamai putri semata wayangnya sebelum berubah status menjadi seorang istri. Seokyung bisa dengan mudah menjalin keakraban dengan Irawan. Seokyung bahkan mengajak anggota Tone yang lain untuk bermain kartu uno bersama Irawan. Reyka hingga membelalakan mata tak percaya ayahnya bersedia berbaur dan bermain dengan Tone. Dua puluh enam tahun Reyka hidup sebagai anak Irawan, belum pernah dia melihat ayahnya tertawa lepas. Seokyung yang belum dua puluh empat jam bersama Irawan, sudah membuat Irawan sesantai itu. Gelak tawa Tone kembali memenuhi ruangan. Rasa haru menyeruak. Andai saja Irawan bisa secair ini sejak dulu. Irawan meminta Seokyung
Baca selengkapnya

Akad Nikah

#Sembilan Puluh# Siang hari setelah melaksanakan salat zuhur berjamaah, beberapa orang berlalu lalang memasuki salah satu ruangan di masjid Seoul. Umar Kim membuat ruangan tersebut sebagai tempat menggelar akad nikah Reyka dan Seokyung. Reyka berada di ruangan lain ditemani Aisyah, Ara dan penata rias. Reyka awalnya menolak untuk dirias tetapi Ara dan Aisyah memaksa karena bagaimanapun keadaannya, Reyka harus terlihat cantik di momen spesial yang mereka harapkan hanya sekali seumur hidup. Seokyung didampingi oleh ayah dan ibunya memasuki ruangan. Di dalam ruangan sudah duduk Umar Kim, Irawan, Kanglim, para personel Tone juga beberapa orang yang akan bersiap menjadi saksi pernikahan. Seokyung duduk di kursi berhadapan dengan Irawan. Mereka dipisahkan oleh meja yang akan digunakan Irawan untuk menyalami Seokyung saat ijab kabul berlangsung. Reyka masuk beberapa menit kemudian. Semua perhatian tertuju pada Reyka yang datang diantar Aisyah dan Ara. Reyka mengena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status