Semua Bab Impian Dan Cinta Di Korea: Bab 91 - Bab 100

107 Bab

Hari Pertama

#Sembilan Puluh Satu# Reyka bangun untuk melaksanakan salat subuh. Keberadaan Seokyung yang tertidur pulas di sofa membuatnya kembali tersadar jika saat ini dia telah memiliki suami. Reyka segera beranjak untuk melanjutkan aktivitas tanpa berlama-lama memandang Seokyung. Perut yang lapar membawa Reyka menuju dapur. Dilihatnya isi lemari es yang ternyata masih kosong. Reyka bingung, makanan apa yang bisa dimakannya pagi ini. Reyka berniat untuk turun ke apartemen sebelumnya untuk mengambil beberapa bahan makanan. “Apa yang kau lakukan?” tanya Seokyung dengan suara khas bangun tidur. “Aku lapar, di dapur tidak ada bahan makanan yang tersedia.” Seokyung mengucek kedua matanya lalu beranjak mendekati Reyka. Reyka terkaget saat Seokyung mengusap perutnya. “Anak Appa lapar, ya? Sebentar, Appa carikan makanan,” ucap Seokyung lalu meninggalkan Reyka. “Kau mau kemana?” tanya Reyka yang melihat Seokyung masih belum sepenuhnya bangun. “Cari makanan,
Baca selengkapnya

Sasaeng

#Sembilan Puluh Dua# Pukul sepuluh, Reyka dan Seokyung telah tiba di kantor agensi. Seokyung dan Tone akan memulai latihan koreo pada pukul sebelas. Masih ada waktu satu jam bagi Seokyung untuk menemani Reyka bertemu dengan pengacara di ruangan Kanglim. Kanglim menjadi penasehat Seokyung tentang beberapa hal terkait pernikahannya dengan Reyka. Kanglim mencoba untuk berbuat seadil mungkin karena Reyka adalah rekan bisnis dan sudah dianggap keluarga oleh Kanglim. Sedangkan Seokyung merupakan binaannya di agensi dan menjadi magnet bagi perusahaan. Pengacara yang sudah hadir tanpa banyak berbasa-basi langsung membahas beberapa hal seperti yang Seokyung jelaskan di rumah. Reyka mendengarkan dengan baik penjelasan pengacara. Panjangnya penjelasan membuat Reyka menyerahkan urusan tersebut pada pengacara. Pengacara membuat catatan secara rinci apa saja dokumen yang diperlukan untuk membuat surat perjanjian pisah harta dan mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor catatan sipil. Mau tidak m
Baca selengkapnya

Rayuan Halal

#Sembilan Puluh Tiga# Reyka segera bersandar di sofa ruang tengah begitu sampai di apartemen. Hari ini tak banyak yang dia kerjakan tetapi badannya terasa letih. “Makanan ini sebaiknya aku hidangkan di meja makan atau di sini saja?” tanya Seokyung. Tangannya menenteng makanan yang dibeli dari restoran halal. “Kita makan di meja makan saja, Seokyung,” jawab Reyka. Seokyung memasang wajah cemberut. Reyka bisa melihatnya dengan jelas. “Kenapa wajahmu cemberut seperti itu? Kau ingin makan di sini? Boleh, di mana saja bagiku sama,” ujar Reyka. “Aku tak mempermasalahkan di mana kita makan. Aku hanya berharap kau bisa memanggilku dengan panggilan lain saat hanya berdua denganku. Bukankah kita sudah menjadi suami istri?” tanya Seokyung. Reyka memutar mata malas. Bisa menerima Seokyung dan tinggal berdua dalam satu atap saja, Reyka harus berjuang dan berdamai dengan hatinya. Kini, Seokyung meminta lebih. Sebetulnya Reyka sempat memikirkannya tetapi dia
Baca selengkapnya

Resepsi

#Sembilan Puluh Empat# Sejak pukul setengah delapan Pak Rahmat sudah berada di bandara Soekarno Hatta untuk menjemput Reyka, Seokyung dan kedua orang tuanya. Irawan menunggu di rumah agar mobil yang dikendarai oleh Pak Rahmat bisa membawa anak, menantu dan besannya dalam satu kali perjalanan. Pukul delapan lewat dua puluh menit, Reyka dan rombongan selesai melewati pemeriksaan imigrasi. Pak Rahmat dengan sigap membantu membawakan koper dan menunjukkan jalan di mana mobil berada. Tak lama, mobil meluncur menuju kediaman Irawan. Seokyung dan kedua orang tuanya menjadi rendah diri saat mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman rumah. Pagar tembok setinggi tiga meter berdiri kokoh mengelilingi rumah inti yang mewah. Pak Rahmat menghentikan mobil tepat di depan pintu utama. Reyka membuka pintu dan mengajak Sun Hee turun terlebih dahulu. Bi Siti, Bi Marni dan dua pelayan lainnya menyambut di depan pintu masuk. Tak lama, Irawan dan Dinda muncul. Mereka turut menyambut tamu yang sudah d
Baca selengkapnya

Ngidam

#Sembilan Puluh Lima# Sehari setelah acara resepsi, Irawan menggelar jamuan makan di rumahnya. Irawan dan Dinda mengundang Rudi beserta keluarga, Rian, Kanglim, Ara, Da Yool dan para pengiring pengantin. Irawan ingin mengumpulkan orang-orang yang selama ini dekat dengan Reyka. Dia mengucapkan terima kasih karena mereka memiliki andil dalam kelancaran acara resepsi dan telah membersamai Reyka selama ini. Irawan memerintahkan Pak Rahmat dan supir pribadinya untuk menjemput Tone, Kanglim, Ara dan Da Yool dari hotel tempat mereka menginap menuju rumah. Bianca membawa rombongan bridesmaid dalam mobilnya. Rian berangkat bersama dengan Rudi dan keluarganya. Mereka semua mulai berkumpul di rumah Irawan pukul tujuh. Sahabat Reyka dan keluarga Rudi sudah biasa melihat kemegahan hunian milik Irawan sedangkan yang lainnya terkagum dan tak mempercayai jika Reyka adalah salah satu penghuni rumah ini sebelum dia melanjutkan hidupnya di Korea. “Jongsukie, apa kita sedang be
Baca selengkapnya

Morning Sick

#Sembilan Puluh Enam# Reyka merasakan sesuatu yang mendorong dari dalam perut saat bangun tidur. Rasa itu semakin menguat ketika hidungnya menghidu aroma tubuh Seokyung. Sejak pulang dari Indonesia, kini Seokyung tidur dengan Reyka dalam satu ranjang. Reyka berlari menuju toilet dan mengeluarkan sesuatu yang mendesak untuk dikeluarkan. “Huek!! Huek!!” Reyka segera menyiram wastafel yang terkotori muntahannya kemudian berkumur dan membasuh mulut. Reyka menarik napas untuk menenangkan diri. Mengevaluasi makanan apa yang masuk dalam pencernaannya hingga dia bisa seperti ini. Dengan perlahan Reyka melangkah keluar toilet. Dia membutuhkan sesuatu untuk menyegarkan kerongkongannya. “Anae, ada apa denganmu?” tanya Seokyung yang terbangun karena Reyka tak lagi berada di sampingnya. Reyka masih berdiri di depan pintu kamar mandi. “Kau baik-baik saja?” Seokyung cemas melihat wajah pucat Reyka lalu menghampirinya. Reyka kembali merasakan mual yang m
Baca selengkapnya

Rumor

#Sembilan Puluh Tujuh# Reyka berhenti sebagai manajer Tone karena kondisinya yang tak memungkinkan. Da Yool mengambil alih tugas Reyka dan merekrut satu orang lagi manajer untuk membantu tugasnya sebab setiap anggota Tone mulai memiliki jadwal pribadi. Kanglim pun telah memberitahukan posisi Reyka di agensi pada para staf tetapi untuk beberapa waktu ke depan, Reyka tidak akan terlalu aktif di kantor.Kasak-kusuk tentang pernikahan dan kehamilan Reyka menjadi perbincangan hangat di kalangan pegawai secara sembunyi-sembunyi. Mereka menebak jika pernikahan Reyka dilakukan karena Reyka sudah berbadan dua. Ada yang mencibir ternyata Reyka sama saja seperti perempuan lainnya, ada pula yang turut berbahagia karena sebagian besar dari mereka menganggap hal itu wajar pada zaman ini. Meski sangat penasaran siapa yang menjadi suami dari atasannya tersebut, para pegawai tak berani untuk mencari tahu lebih jauh siapa dan seperti apa rupa suami dari Reyka. Selain melanggar priv
Baca selengkapnya

Salah Paham

#Sembilan Puluh Delapan# Perang dingin semakin menjadi. Kedua insan yang baru mengarungi pernikahan seumur jagung itu sibuk dengan asumsinya masing-masing. Niatan untuk berbicara dari hati ke hati agar ego terurai batal dilakukan. Reyka tahu, hari ini Tone diberi waktu libur untuk beristirahat. Berada seharian penuh di rumah dalam keadaan saling mendiamkan membuat hatinya semakin sakit. Sesak dalam dada membuatnya ingin menghirup udara luar. Maka ketika Seokyung sedang mandi, Reyka segera pergi dari apartemen. Dia menuliskan pesan jika dia akan pergi seharian pada secarik kertas dekat dengan sarapan yang sudah disiapkannya untuk Seokyung. Reyka bertemu dengan Chinhwa di lift. Chinhwa menyapa Reyka dan bertanya ke mana Reyka akan pergi. Jika swalayan adalah tujuan Reyka, Chinhwa bisa mengajaknya bersama. Reyka menggeleng. Dia mengatakan ingin pergi ke suatu tempat untuk mencari udara segar. Chinhwa menerka jika Reyka sedang tidak baik-baik saja. Chinhwa pun m
Baca selengkapnya

Layaknya Suami Istri

#Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo
Baca selengkapnya

Konser Perayaan

#Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status