Ah, mungkin halusinasinya. Tidak mungkin lelaki itu diundang, kan?! Sudahlah, Alia segera menepis pikiran itu. "Kau tampaknya sangat menikmati pesta," komentarnya semakin mendekati Alia.Alia melirik dengan ekor matanya, lelaki bernama Valen itu tengah memperhatikannya, mata keranjangnya turun ke kaki Ali lalu kembali ke atas. Oh, shit! Alia jijik, terganggu, dan risih.Valen tersenyum genit, terpesona dengan kecantikan wajah Alia. Mulai membayangkan di pikiran kotornya dan nalurinya berbisik menyuruh jemarinya untuk menyentuh sedikit kulit Alia yang putih itu. "Cantik," gumamnya.Alia bergeser, menjaga jarak agar tidak tersentuh sedikitpun. Pujiannya tidak membuat Alia terbang."Sayangnya kau bukan milikku," lanjutnya.Memuakkan! Lama-lama Alia muntah darah mendengar kalimat yang keluar dari lelaki itu. Tanpa sepatah katapun, Alia pergi dari meja itu dan sadar diikuti oleh Valen dari belakang.Alia kesal, rel
Dernière mise à jour : 2023-11-02 Read More