Sejujurnya, Tami bingung.Dia tak tahu harus berbuat apa sekarang, sebab hatinya benar-benar kacau. Arjuna memang suaminya, tapi mereka bahkan tidak benar-benar saling mencintai, apalagi untuk berkomitmen bersama, kecuali karena ancaman dari sebelah pihak ini. Namun, dia juga cemas setengah mati di sana. Tubuhnya berdebar hebat saat menyaksikan tubuh Arjuna dibawa oleh para perawat masuk ke UGD.Berulang kali Tami menunduk, menangkat wajah, menutup dan membuka mata. Dia bahkan meremas jemarinya sendiri dan berharap bisa segera melewati masa yang sangat mencekam ini. Yah, bagaimanapun juga Arjuna adalah suaminya sekarang, sekalipun pernikahan mereka hanya catatan di atas kertas.Tidak lama kemudian, tampak Dokter keluar dari ruangan, menghampiri Tami. “Dengan keluarga Pak Arjuna?”“Saya sendiri, Dok!” jawab Tami. “Saya ...,” dia menggantung perkataannya, sebelum kemudian melanjutkan, “saya istrinya Pak Juna.”“Oh, baiklah. Bisa Ibu ikut saya ke ruangan,” kata Dokter.Tami mengangguk.
Read more