Arjuna dan keluarganya berangkat bersama menggunakan mobil. Hanya Juna, Nyonya Anggara, Anjasmara dan Paman Romi lah yang datang ke acara. Ini memang hari efektif sehingga tak banyak yang bisa datang. Lagipula, Juna memang tak mau membuat repot siapapun. “Ini kan hanya lamaran bisa, Ma.” Begitulah dia bicara saat itu. Meskipun sebenarnya, sama sekali berbeda. Dia akan meminang perempuan yang tak pernah dia cintai, tidak dia kenal tapi atas persetujuan bersama. Benar-benar gila. “Kak Juna?”“Ya, Anjas?”“Kakak sudah telepon Kak Tami, bahwa kita akan tiba sebentar lagi?”Juna mengangguk. “Dia dan keluarganya sudah menunggu.”“Mama tidak sabar bertemu dengan keluarga Tami,” ujar Nyonya Anggara. “Aku juga, Mbak!” Paman Romi ikut menyahut. “Oh iya, rumahnya di apartemen Swastika kan?”“Iya, Om.”“Kawasan elit, bukan?”Juna mengangguk. “Benar.”“Orang tuanya kerja di mana?” “Dia tinggal bersama paman dan bibinya.” Juna menjawab dengan alibi, lagi. Dia menatap lurus ke jalanan yang rama
Last Updated : 2022-09-21 Read more