Beranda / Romansa / Relokasi Rasa / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Relokasi Rasa: Bab 51 - Bab 60

75 Bab

51 Satu Nama yang Selalu Ia Desahkan

“Aileen, maafin aku.” Gama menyerukkan kepalanya ke bahu Aileen.Aileen memejamkan mata, bukan karena ia meresapi keberadaan Gama yang sedang memeluknya, ia hanya … lelah dan tidak tahu bagaimana melampiaskan kemarahannya. “Lepasin!”Bukannya melepaskan pelukannya, Gama malah memeluk Aileen lebih erat. Kepercayaan dirinya tidak pernah berada di titik terendah seperti ini. “Aku jelasin semuanya ya.”“Terlambat, Gam. Kalo di awal pernikahan ini aku masih punya keinginan untuk mempertahankan, sekarang keinginan itu nggak ada lagi.”“Jangan ngomong gitu, Leen. Please, dengerin aku dulu.”“Apa sih yang mau kamu jelasin?” Aileen masih ingin bicara, tapi terpaksa berhenti karena Gama mengangkatnya dan mendudukkannya di sofa yang berjarak lima langkah dari tempat mereka berdiri semula.Tangan Aileen berusaha berontak. Namun, tetap saja ia kalah kuat dari Gama. Karena itu, ia mulai mengeluarkan semua yang menjejali kepalanya. “Aku udah tau semuanya. Kamu pesen ballroom dari tahun lalu, atas na
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

52 Just Give Him Some Punishment, and Then …

Aileen mengunyah roti bakar di tangannya dengan ogah-ogahan. Itu adalah roti yang ia siapkan sendiri padahal Gama sudah memasak nasi goreng untuknya. Sebenarnya, selera makan Aileen sama sekali tidak ada. Namun, ia ada meeting pagi itu sampai siang dan menunjukkan kalau ada masalah dalam rumah tangganya bukanlah pilihan bagus untuknya.Sementara Gama sedang berada di dekat jendela yang mengarah ke kolam renang, memberi arahan kepada Adnan untuk mengambilkan kunci yang semalam ia lempar ke luar.“Udah gila kali lo ya? Kalo ada kebakaran gimana?” oceh Adnan sambil memunguti beberapa kunci di lantai, bahkan salah satunya hampir masuk ke kolam renang.“Udah deh, gue lagi nggak minat berantem. Bukain buruan. Yang gantungan kuncinya warna coklat buat pintu itu.” Gama menunjukkan pintu yang tida jauh darinya.Sambil bersungut, Adnan memasukkan satu anak kunci ke pintu yang ditunjukkan Gama.“Lagian kenapa sih sampe ngelempar kunci rumah ke luar? Aileen mau kabur?” Adnan terdiam setelah beber
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-06
Baca selengkapnya

53 Bagaimana Cara Meluluhkan Aileen?

“Leen, Gama jemput kamu. Nunggu di luar.”Aileen mendongak dari tumpukan pekerjaannya. Helaan napas kasar keluar darinya. Pagi tadi, ketika ia dan Kemala turun dari lantai 14 di mana unit apartemen Kemala berada, sosok Gama telah menunggunya di depan lobby apartemen. Dia tidak bisa menerka bagaimana cara Gama menemukannya. Mungkin Kemala yang membocorkan keberadaannya atau Gama punya sumber lain.Namun, sore ini, ketika Gama muncul lagi di kantornya, Aileen jadi yakin tentang tujuan laki-laki itu. Apalagi kalau bukan berusaha untuk menyeretnya pulang.“Ok, noted,” jawab Aileen sebelum kembali menekuri draft perjanjian di tangannya.“Nggak disuruh masuk ke sini?”“Biarin aja kalo dia mau nunggu aku kelar. Oh iya, Van, draft MoU yang aku minta tadi siang, kirim ke aku sekarang ya.”“Itu masih ada waktu buat di-review sampe besok kok, Leen.”“Nggak apa-apa, kirim sekarang aja.”Vania sempat mengernyit mendengar permintaan Aileen, tapi pada akhirnya ia mengalah dan pamit keluar dari ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

54 Menikahlah dengan Orang yang Kamu Cinta

“Kok kamu sendiri, Kak? Gama mana?”“Masih ada kerjaan, Ma,” jawab Aileen sambil mencium kedua pipi mamanya. Buru-buru ia mengalihkan pandangan dari tatapan matanya. Sungguh, ia tidak terbiasa berbohong di depan kedua orang tuanya. Mungkin karena itu ia kena karmanya. Pura-pura mencintai Gama dan menikah dengan laki-laki itu. Lalu ketika hatinya mulai terbuka untuk menerima Gama, ia dihianati dengan begitu sadisnya.“Ya udah, sana istirahat dulu.”Aileen mengangguk sebelum berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sungguh, sekarang ia bisa mengembuskan napas dengan lega karena mamanya tidak bertanya lebih jauh tentang keadaan rumah tangganya.Ia melemparkan diri ke atas kasur, tidak peduli kalau ia belum bersih-bersih ataupun berganti pakaian. Yang jelas, Aileen benar-benar merasa nyaman, apalagi berada di kamarnya sendiri—kamar yang ia tempati sejak ia masih kecil.***Gama sudah berusaha pulang secepat mungkin, tapi sayangnya ada sedikit masalah dengan proyek film terbaruny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-19
Baca selengkapnya

55 Permintaan Maaf Erika

“Kak, ke kantor Mama sekarang ya.”Aileen yang siang itu mendapati telepon dari mamanya tak sempat lagi mempertanyakan keinginan mamanya untuk bertemu. Ia pikir, mungkin mamanya sedang butuh teman bicara terkait masalah batalnya pertunangan Ervin.Meskipun Aileen tidak pernah membayangkan kalau adiknya memiliki kenekatan luar biasa untuk kabur dari acara pertunangan, toh nyatanya ia merasa lega karena tindakan berani adiknya itu. Yang penting Ervin tidak terjebak dalam pernikahan tanpa rasa cinta seperti dirinya.Buru-buru Aileen menyambar tasnya di atas meja.“Van, aku ke tempat Mama ya.”“Sendiri?”Aileen mengangguk. “Mama minta ketemu tiba-tiba. Kalau ada yang nyari, dijadwalin ulang aja ya.”“Ok.”Usai mendapat anggukan dari Vania, Aileen meneruskan langkahnya.Sesampainya di depan kantor mamanya yang merangkap coffee shop, Aileen langsung menaiki anak tangga ke lantai tiga. Langkahnya berhenti di depan sebuah meja kosong tidak jauh dari ruang kerja mamanya.Ia tahu meja itu adala
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

56 Berani Berkorban Sebesar Apa?

“Seharian sama Mama?” Gama sedikit bingung karena diminta menjemput Aileen di kantor mamanya.“Nggak seharian sih. Siang tadi diminta ke sini sama Mama.”“Kenapa? Masih masalah Ervin? Mama masih banyak pikiran karena itu?”Aileen menggeleng. “Ervin akhirnya jatuh cinta dan serius sama seorang cewek. Itu salah satu hal yang paling membahagiakan untuk keluargaku.”Gama terkekeh. “Emang separah itu Ervin dulu?”“Hm. Semoga aja dia setia terus kalau nanti udah nikah.”Padahal Aileen sedang mendoakan adiknya, tetapi entah kenapa Gama merasa tersentil. Bukan ia tidak setia, tapi menutupi sesuatu yang besar dalam pernikahan mereka jelas membuat Aileen kecewa besar kepadanya.Gama lantas meraih tangan Aileen, membawanya ke dalam genggaman dan meneghujani punggung tangan istrinya itu dengan kecupan.“Kerjaan lancar?” tanya Aileen tiba-tiba. Ia bisa melihat jelas kalau Gama sedang banyak pikiran. Tidak mungkin hanya memikirkan masalah hubungan mereka membuat Gama seperti itu.Sebuah helaan napa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

57 Tembok Keraguan

“Gama, gue rasa lo harus pergi dari sini sebelum pemberitaannya meluas.” Adnan dengan panik mencari keberadaan Gama dan ketika akhirnya ia melihat Gama hanya termenung di depan Kemala, buru-buru Adnan menegurnya.Gama membuka ponselnya, membaca sekilas pemberitaan yang dimaksud Kemala dan Adnan. Ternyata, bukan hanya inisial Arabella yang disebut. Inisialnya pun disebutkan di sana.Hubungan mereka … atau di kalangan entertainer biasa disebut dengan ‘skandal’, yang dulu berusaha mereka tutupi, kini pasti menarik ingatan para pemburu berita yang ingin memunculkan skandal itu ke permukaan.“Aileen ke apart lo lagi?” tanya Gama sambil menatap Kemala.“Lah kan gue masih di sini. Gimana dia naik kalo nggak ada gue.” Kemala memang pernah menawarkan kartu akses apartemennya untuk Aileen, tapi tentu Aileen menolak karena tempat tinggal bagi Aileen adalah sesuatu yang privasi. Setiap Aileen datang ke apartemennya pun, Aileen selalu memberi kabar lebih dulu. Jadi, ia berkata begitu bukan karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-02
Baca selengkapnya

58 It's the Old Story

“Jadi masalah aborsi itu bener? Kamu dapat info dari siapa? Lia?” Kalau benar aborsi itu pernah terjadi, maka hanya Arabella, Lia—mantan manajer Arabella, dan ayah si calon bayi itu yang tahu. Jadi tebakan Gama merujuk ke Lia, atau … jangan-jangan Aileen punya akses ke ayah calon bayi itu? Gama mulai pusing dengan potongan puzzle di dalam kepalanya.“Bukannya kamu yang mau cerita ke aku, kenapa jadi aku yang harus jelasin semuanya?” Aileen menatap Gama dengan tidak percaya. Pertama kali mendengar dari Lia, bahkan Aileen sempat berpikir kalau anak yang dikandung Arabella dan akhirnya digugurkan sebenarnya adalah anak Gama.Gama menarik tangan Aileen untuk digenggam, meskipun ia merasakan Aileen seperti ingin menarik tangannya, tapi Gama coba untuk bertahan.It’s the old story.Cerita yang Gama tutupi karena menyangkut aib Arabella—mantan pacarnya. Cerita yang sebenarnya tidak ingin ia buka kalau saja keadaan tidak memaksanya. Namun, karena saat ini keadaannya termasuk kategori memaksa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-02
Baca selengkapnya

59 Terikat Masa Lalu

Gama membutuhkan waktu beberapa saat untuk sadar dari rasa kagetnya.Aileen telah beranjak dari ruang makan saat Gama masih termenung dan mengatur debaran jantungnya yang menggila.“Aileen.” Gama menyusul Aileen ke kamar mereka.Pemandangan pertama yang Gama lihat adalah dua koper besar milik Aileen yang telah terbuka dan tergeletak di lantai. Satu di antaranya telah berisi beberapa tas.Tak lama kemudian, Aileen terlihat berjalan dari walk in closet sambil membawa setumpuk baju dan meletakkannya ke dalam koper. Tanpa bicara apa-apa lagi, meskipun ia melihat Gama duduk bersimpuh di samping kopernya, Aileen kembali ke walk in closet untuk mengambil barang-barangnya yang lain.Begitu kembali dengan tumpukan pakaian di tangan, Aileen hanya bisa menghela napas lelah saat menyaksikan pakain yang tadi ia masukkan ke dalam koper telah berpindah tempat ke atas karpet.Aileen seperti sedang puasa bicara setelah obrolan panjang mereka di ruang makan. Yang dilakukan Aileen kemudian mengembalikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

60 Jangan Lagi Muncul

Arabella hanya menunduk mendengar pertanyaan Gama.Setelah menunggu beberapa saat dan Arabella tidak juga menjawab, Gama bangkit dari duduknya. “Aku udah tau jawabannya.”“Bukan gitu, Gam. Aku—”Gama berhenti sesaat, menunggu Arabella menjelaskan, tapi karena Arabella tidak melanjutkan ucapannya, Gama melanjutkan langkah.“Itu bahkan sebelum kita deket, Gam,” aku Arabella pada akhirnya.“Jadi bener?”“Ayah anakku nggak bertanggung jawab. Aku mesti gimana? Aku masih meniti karir waktu itu.”“Dan kamu gugurin kandungan kamu?”“Aku—” Arabella mulai histeris mendengar tuduhan Gama. “Aku nggak tau harus apa waktu itu. Jangan kamu pikir aku nggak ngerasa bersalah, Gam! Kamu pikir kenapa aku sampe make?”"Selama ini aku kira karena tekanan pekerjaan, kayak yang kamu ceritain ke aku dulu. Kalau beritanya nggak keluar, aku nggak akan tau kalau kamu make demi mengurangi rasa bersalahmu karena udah gugurin calon anakmu sendiri."Benar rasa kecewa Gama terhadap Arabella semakin menjadi-jadi. Buka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status