“Halo, Kakak, aku pikir kamu sudah lupa denganku?” Suara tangisan terdengar di seberang sana. Membuat Freya pun berkaca-kaca. Ingin rasanya dia ikut menangis. Namun, merasa malu melakukannya. “Mana mungkin aku lupa dengan adikku yang nakal?” Freya yang diminta El untuk menghubungi adiknya, akhirnya menyempatkan waktu untuk menghubungi. Sudah cukup lama dia tidak menghubungi adiknya. Sejak bertengkar karena perjanjian, dia tidak menghubungi sama sekali dan kini setelah dia sudah berbaikan dengan El, akhirnya dia bisa memulai lebih dulu. “Apa kamu masih marah?” Cia yang merasa bersalah dengan kakaknya, masih menyimpan rasa takut. “Iya, jika kamu ada, aku akan menjewer telingamu.” Karena tidak adanya Cia, akhirnya El yang menjadi sasaran. El yang sedan tidur di pangkuan Freya kena imbas. Kekesalan Freya pada Cia dia limpahkan pada El. Tangannya bergerak menjewer telinga El. “Auuuhhh … kenapa aku yang dijewer?” protes
Baca selengkapnya