Beranda / Romansa / Labuhan Cinta / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Labuhan Cinta : Bab 21 - Bab 30

77 Bab

Aku Mencintaimu

El menyesap teh yang dibuatnya. Memilih taman belakang sebagai untuk menikmati secangkir teh. Sesekali nafas beratnya, dia embuskan. Berharap itu dapat meredakan rasa sesaknya sedikit saja.El tak pernah merasa sebuah kekalahan adalah masalah atau hal yang menyakitkannya, tetapi kali ini dia merasakan sakit atas kekalahannya.“El ...,” panggil Shea yang melihat anaknya. Dia yang tadi ingin mengambil minum ke dapur melihat pintu taman belakang terbuka dan saat dia keluar, dia mendapati anaknya di sana.“Mom.” El meletakkan cangkir berisi teh miliknya.Sebagai seorang ibu, Shea merasakan jika anaknya sedang ada masalah. “Ada apa?” Dia duduk di kursi tepat di samping anaknya.“Aku selalu tak masalah jika kalah, Mom, tetapi kali ini hatiku merasa sangat sakit.”Shea meraih tangan El. Membawanya dalam genggaman. “Menang kalah itu biasa. Jika Tuhan belum memberikan kemenangan kali ini, mungkin Tuhan ini kamu mendapatkan yang lebih baik
Baca selengkapnya

Semoga Bahagia

Al menoleh, menatap lekat wajah Freya. “Apa kamu yakin dengan perasaanmu itu?” tanyanya memastikan.“Iya, aku yakin,” jawab Freya dengan percaya diri. “Sejak aku bertemu dengan Kak Al pertama kali, aku merasa ada yang beda dengan perasaanku. Perhatian Kakak, membuatku merasa sangat senang. Aku selalu ingin dekat dengan Kak Al. Dan aku yakin jika aku mencintai Kak Al.”Al tersenyum. Tangannya membelai  kepala Freya. “Terkadang, sesuatu yang baru memang membuat kita terbuai. Seperti yang kamu rasakan kali ini. Kamu yang melihatku lebih bersahabat dan lebih mudah bergaul pasti sudah salah mengartikan semuanya.”Bola mata coklat milik Freya membulat sempurna. Tak mengerti kenapa Al mengatakan hal itu.“Aku memerhatikanmu hanya sebagai adik. Jadi sepertinya  kamu salah mengartikannya semua perhatianku.”Freya langsung menyingkirkan tangan Al. Dia amat terkejut dengan apa yang dikatakan Al. Selama ini dia sudah sangat p
Baca selengkapnya

Labuan Bajo

El buru-buru menyelesaikan pekerjaannya sebelum dia pergi. Memastikan tiga hari ke depan akan baik-baik saja saat dia tak ada di kantor.Sengaja dia memakai baju biasa ke kantor. Memudahkan untuk pergi tanpa harus menggantinya lagi. Tak mau banyak barang yang dibawanya.“Kabari aku jika ada hal penting,” ucap El pada Ana. Kemudian dia mengayunkan langkahnya untuk menuju ke Bandara.Sambil melangkah menuju ke lobi, dia menghubungi Freya.“Kamu sudah siap?” tanya El pada Freya.“Iya, aku sedang menunggu taxi dan akan segera ke Bandara.”“Baiklah, aku akan tunggu kamu di Bandara.” El mematikan sambungan dan menuju ke mobilnya. Melajukan mobilnya menuju ke Bandara. Rencana, dia akan meninggalkan mobilnya di Bandara agar sekembalinya dia nanti tidak perlu merepotkan siapa-siapa.***Di rumah Freya sedang menunggu taxi yang dipesannya tadi. Kepergian Freya membuat Chika-mamanya terkejut. Namun, karena anakny
Baca selengkapnya

Mengagumi Keindahan

Freya melenguh. Tangannya meraih guling di sampingnya. Mengeratkan pelukannya untuk mencari kehangatan. Namun, sejenak dia menyadari jika di hotel itu tidak ada guling. Membuka matanya perlahan, dia mendapati El tepat di depannya.“El kenapa kamu di sini?” tanyanya seraya melepas pelukannya dan mendorong tubuh El.Mimpi indah El seketika lenyap saat tubuhnya terdorong dan nyaris terjatuh. Membuka matanya, El menatap Freya. “Kenapa kamu berteriak dan mendorongku pagi-pagi begini?”“Kenapa kamu di sini?” tanya Freya masih dengan pertanyaan yang sama.“Bukannya, kamu yang memintaku ke sini?”Freya terkesiap. Ingatannya kembali pada kejadian semalam di mana dia melihat El yang kedinginan di sofa. Freya sedikit merutuki kesalahannya karena tidak meminta selimut dan bantal pada pihak hotel. Karena tidak tega akhirnya, Freya meminta El untuk tidur bersamanya.Mengingat itu semua, Freya justru malu. “Ya sudah bangun kalau begitu.”“Aku ma
Baca selengkapnya

Kembali Ke Dermaga

“Papa mau kalian menikah,” ucap Felix.Freya dan El yang tertunduk langsung menengadah. Mata mereka membulat sempurna mendengar kalimat dari Papa Felix. Kalimat yang tidak terpikir oleh mereka sama sekali.Untuk sejenak mereka terdiam. Mencerna apa yang diucapkan oleh Papa Felix.“Apa maksud Papa?” Akhirnya suara Freya terdengar setelah sesat dia terdiam.“Apa kamu tidak sadar jika pergi bersama pria berdua itu bahaya. Papa sudah jelaskan berkali-kali jika kalian sudah dewasa. Kalian bukan anak kecil lagi yang bisa berdua tanpa batasan.”“Tapi, kami tidak melakukan apa-apa di sana, Pa.” El yang tersadar pun ikut bicara.“Mana Papa tahu kalian melakukan apa di sana. Buktinya kalian bilang tidak tidur satu kamar, tetapi nyatanya kalian berada dalam satu kamar.”Freya terkejut, memikirkan bagaimana bisa papanya tahu. Padahal dia sudah menyembunyikan itu semua. Dan jauh di sana, mana mungkin papanya mengawasi.“Pa,
Baca selengkapnya

Yang Terbaik

Mobil sampai di depan butik. El dan Freya turun dari mobil dan menunggu para ibu-ibu yang belum kunjung datang. Entah ke mana perginya para ibu-ibu tadi, hingga belum juga sampai. Dalam hal ini yang paling dihebohkan adalah orang tua mereka. Pertunangan yang akan diadakan dua hari lagi sangat butuh persiapan. Ditambah pernikahan akan terlaksana seminggu lagi, membuat mereka semua turun tangan mengurusi semuanya. Sesaat kemudian, para ibu-ibu datang. Mereka langsung heboh membagi tugas, Shea dan Chika mendampingi Freya, sedangkan Selly mendampingi El. Kebetulan butik bersebelahan. Butik khusus wanita yang menyediakan baju  pesta bersebelahan dengan butik khusus pria yang menyediakan jas-jas dan kebutuhan formal lainnya.  Shea dan Chika meminta Freya mencoba beberapa gaun yang mereka pilih. Membuat Freya harus bolak balik mencoba karena beberapa tidak cocok. Freya benar-benar kesal, karena harus bolak-balik mencoba. Dari
Baca selengkapnya

Aku Yang Akan Membahagiakanmu

Dari sejak subuh dua rumah yang bersebelahan itu sudah ramai. Orang-orang dari WO sudah datang dan menyiapkan semuanya. Rencananya, pertunangan akan dilaksanakan di rumah, hanya dihadiri saudara dan teman dekat saja. Beberapa orang dari WO datang untuk mengubah taman. Pertunangan kali ini dengan konsep garden party. Dengan hiasan bunga, taman disulap menjadi sangat indah. Selain tempat yang disiapkan, dua orang yang akan melaksanakan pertunangan pun juga sedang bersiap. Di rumah masing-masing mereka menyiapkan diri. El yang sedang bersiap. Dengan setelah jas yang dibelinya kemarin, dia tampil sempurna. Shea dan Selly yang menemani El, tersenyum melihat putra mereka terlihat begitu tampan. Setelah memastikan putranya siap, Shea dan Selly melanjutkan menyiapkan keperluan yang lain. Ada beberapa yang akan dibawanya untuk Freya. “Wah … Kakak tampan sekali,” puji Ghea yang melihat kakaknya. Dari pantulan cermin El meli
Baca selengkapnya

Keputusan Benar

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Pernikahan yang direncanakan kedua belah pihak, akhirnya dilaksanakan hari ini. Dua rumah yang bersebelahan itu sudah ramai. Para anggota keluarga sibuk menyiapkan segala keperluan. Acara yang diadakan di hotel, membuat mereka semua bersiap membawa barang-barang ke hotel tempat mereka bersiap. “Bi, tolong masukkan jas milik Kakakmu ke mobil,” teriak Shea pada Bian. “Ghea, coba kamu cek apakah Kakakmu sudah menyiapkan bajunya yang akan dibawa. Kalau sudah bawa dan masukkan sekalian ke mobil.” Shea terus berteriak menyuruh anak-anaknya untuk membantunya. Ghea dan Bian menuruti perintah mommy-nya. Mereka mengambil apa yang diminta mommy-nya. Shea yang kelimpungan menyiapkan semua, merasa butuh bantuan. Namun, sedari tadi dia tidak melihat suaminya. Shea sudah menebak ke mana perginya suaminya itu. Tak mau kerja sendiri, dia mencari suaminya. Menuju ke kamarnya, dia menebak jika suaminya berada
Baca selengkapnya

Pernikahan

Dengan balutan gaun pengantin, Freya tampil begitu cantik. Tangannya menggandeng papanya yang mengantarkannya ke pelaminan. Melewati beberapa pasang mata yang menatapnya dengan kekaguman, Freya terus saja mengayunkan langkahnya. Pelaminan dengan dekor warna white and gold, begitu sangat indah,  sesuai dengan permintaan Freya. Lampu-lampu kristal yang menghiasi, menambah keindahan dari dekorasi pernikahan. Langkah Freya semakin berat seiring langkahnya hampir sampai di pelaminan. Cengkraman tangannya di lengan sang papanya, menandakan jika dia begitu berdebar-debar menuju tempat pelaminan. Felix tahu pasti jika anaknya begitu takut. Belaian lembut tangannya, memberikan ketenangan untuk putrinya.Mendapati dukungan dari papanya, Freya kembali tersenyum. Menetralkan degup jantungnya yang begitu tidak beraturan. Di depan pelaminan sudah ada El yang sedang menanti bersama dengan penghulu yang akan
Baca selengkapnya

Apa Kamu Yakin?

Al melihat El dan Freya melihat di pelaminan. Ada perasaan sakit ketika melihat pasangan pengantin baru itu. Melihat Freya yang tersenyum membuatnya yakin jika Freya bahagia. Sebuah belaian lembut di punggung Al, membuat Al menoleh. Senyum manis dari wajah yang sudah mulai menua dari Mommy Shea begitu masih cantik. “Terkadang Tuhan menitipkan kebahagiaan orang lain pada kita. Melalui tangan kita, dia biasa mendapatkan kebahagiaan.” “Apa maksud Mommy kebahagiaan itu adalah kebahagiaan milik El.” “Mungkin seperti itu.” “Keputusan apa pun yang sudah kamu buat. Sudah membuat orang lain bahagia, jadi jangan disesali.” Al mengembuskan napasnya. Mencoba melegakan perasaannya sendiri. Sejujurnya ada sedikit penyesalan di hatinya. Penyesalan tentang suatu hal yang belum dia selesaikan. “Pulanglah lebih dulu, sepertinya kamu butuh waktu untuk beristirahat,” ucap Shea pada Al.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status