“Siapa dia yang bisa seenaknya saja padaku?” Saat masuk ke mobil, Freya menggerutu. Meluapkan rasa kesalnya. Sopir taksi yang melihat Freya dari pantulan cermin merasa heran, karena Freya berbicara sendiri. “Maaf, Nona. Ke mana tujuan kita?” tanyanya yang belum tahu ke mana harus melajukan mobilnya. Freya bingung ke mana dia harus pergi, mengingat dia sangat kesal. Di rumah, dia akan sangat bosan. Jika ke rumah mamanya, pasti mamanya akan curiga. Dalam kebingungannya, satu tempat menjadi pilihannya. “Kantor Adion Company,” ucap Freya. Tempat itu menjadi tujuannya. Entah apa yang akan dilakukan di sana, dia juga tidak tahu. Yang terpenting, sekarang dia butuh tempat. Taksi sampai di kantor Adion. Freya langsung menuju lantai kantor El. Kantor El hanya menggunakan satu lantai dari kantor Adion, jadi dia tidak akan kesulitan mencari kantor El. “Bu Freya,” ucap Ana melihat Freya yang
Read more