All Chapters of Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua: Chapter 71 - Chapter 80

109 Chapters

71. Tawaran Naina

Hari ini Fatimah dan Herman akan melakukan fitting baju pengantin. Farida tidak mau ikut karena ia akan ke cafe dan Resto milik Naina. Semalam Naina memintanya untuk datang ke sana karena ia ingin membicarakan hal penting. "Beneran kamu gak mau ikut Bunda fitting baju? " tanya Fatimah ketika mereka sedang duduk menunggu Herman datang. "Ya beneran Bunda! Lagian kan Bunda juga pasti tahu ukuran tubuh aku, jadi gak perlu lah aku juga ikut ke sana! Aku juga sudah janjian dengan Kak Naina mau ketemuan nanti! " jawab Ida menolaknya. "Ya sudah kalau gitu, nanti kalau sudah mau pulang kasih tahu Bunda! Bunda kan gak masak, jadi sebelum pulang nanti Bunda beli aja! " sahut Fatimah lagi. "Siip Bunda! Ida berangkat dulu ya? Assalamualaikum! " pamit Farida sambil menyalami tangan Bunda nya. Ia pun pergi dengan mengendarai motor kesayangan nya. Sedangkan Fatimah masih duduk menunggu Herman yang masih di perjalanan. Lima menit berselang, sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Fatimah. Fatimah
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

72. Sebastian Johannes

Seorang pria blasteran yang berwajah tampan rupawan memasuki area pemakaman yang terbilang elit untuk kaum yang taraf hidup di atas rata-rata. Di tangannya membawa sekuntum bunga tulip yang berwarna putih dengan sesekali ia menciumi bunga tersebut. Ia berjalan menyusuri area pemakaman hingga sampai lah di sebuah makam yang agak tersisih dari makam-makam yang lainnya. Makam yang terlihat begitu indah dengan rumput yang tumbuh rapi yang sudah tertata dengan rapi. Mariana Valencia Johannes itulah nama yang tertulis di makam tersebut. "Assalamualaikum Mom, Tian datang untuk yang kesekian kalinya! Bagaimana keadaan Mommy? Pasti sedang bersenang-senang di sana ya? Tian sangat merindukan Mommy? Mommy tau gak, kalau Tian menyukai seorang wanita yang sudah bersuami! Eits... Mommy jangan marah dulu! Tian gak merebut perempuan itu dari suaminya, justru mereka sekarang ini sudah akan bercerai! Tinggal sidang aja lagi! Asal Mommy tahu jika wanita itu tidak hanya cantik, tapi hatinya juga baik!
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

73. Ketuk palu

Seminggu setelah Naina memberikan tawaran pekerjaan kepada Farida, ia saat ini sedang bersiap-siap untuk pergi ke Lombok karena ingin melihat kinerja pegawai hotel nya yang ada di sana. Farida sudah menerima tawaran pekerjaan darinya semalam. Makanya Naina tengah bersiap-siap untuk bertolak ke Lombok. Nadin sudah memberikan surat resign nya di sekolah tempat ia mengajar karena ia sudah memutuskan untuk membantu Naina terjun ke perusahaan. Meskipun ia belum mempunyai pengalaman di perusahaan, ia tidak perduli karena ada Naina yang akan selalu membimbing nya hingga ia bisa dan mampu menghandle nya sendiri. "Kak, berapa lama kakak di Lombok? " tanya Nadin yang bersidekap di depan pintu kamar Naina. "Bisa seminggu atau pun lebih! Jika tidak ada masalah, mungkin hanya satu mingguan! Tapi jika ada masalah, mungkin bisa berminggu-minggu! " jawab Naina sambil berberes. "Tapi kakak pulang kan pas acara nikah nya Tante Fatimah? " tanya Nadin lagi kepada Naina. "InsyaAllah kakak pulang! "
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

74. Status Baru

"Selamat pagi Ibu Naina! Apakah Ibu siap dengan keputusan hakim nanti? " sapa Sandra sambil bertanya kepada Naina. "InsyaAllah siap Kak! " jawab Naina mantap. "Kalau begitu, ayo kita masuk ke dalam! Dua puluh menit lagi sidang pertama yaitu Ibu Naina akan di gelar! Kita menunggu di dalam saja! " ucap Sandra dengan berjalan memasuki gedung pengadilan agama. Naina dan Nadin ikut berjalan di sisi Sandra masuk ke dalam gedung pengadilan agama Jakarta. Mereka langsung masuk ke ruang sidang, Naina duduk di kursi belakang bersama Nadin sebelum acara di mulai. Sedangkan Sandra duduk di kursi depan yang memang di peruntukan bagi pengacara penggugat. Lima belas menit kemudian, satu persatu orang memasuki ruangan sidang, begitu juga dengan Jaksa dan hakim yang sudah menduduki kursinya masing-masing. Naina segera maju ke depan dan duduk di kursi single yang ada di hadapan hakim. Sidang pun di mulai oleh ketua sidang. Lima belas menit berlalu dengan begitu cepat dan Hakim mengetuk palu nya p
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

75.Keributan di Cafe&Resto

"Apa elo bilang?? Kurang ajar! Hiat.... " teriak salah satu dengan wajah penuh amarah kepada Ida dan langsung melayangkan pukulannya kepada Ida. "Kenapa loe? Tersinggung? Iya? Cuih, beraninya hanya sama perempuan! Banci loe! " jawab Ida dengan meludah dan tersenyum sinis. Ia sengaja memprovokasi mereka agar mereka semakin marah dan emosi. Dari situ lah Ida bisa mengalahkan kan mereka dengan begitu mudah, karena orang yang marah itu emosinya tidak stabil dan gerakan pukulannya terlalu bernafsu dan membabi buta. Ida menahan tangan laki-laki itu dan membalasnya dengan memberikan pukulan di perut laki-laki itu. Melihat temannya kesusahan, pemuda yang satu lagi ikut membantu dengan memberikan tendangan ke punggung Ida, namun Ida langsung memutar tubuhnya dan menangkap kaki laki-laki itu dan memelintir nya hingga mendorong nya dengan kuat membuat laki-laki itu jatuh tersungkur dengan mengaduh kesakitan. Melihat dua temannya ambruk, dua orang lagi maju menyerang Ida secara bersamaan. Mer
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

76. Marni oh Marni

Marni mulai melakukan tugasnya memijat Ida yang sudah di posisi wuenak tengkurep di sofa. Sedang kan Deswita langsung keluar begitu selesai membawa Marni di hadapan Ida. Hampir 30 menit lebih Marni memijat badan Ida sehingga membuat yang di pijat tertidur pulas lengkap dengan nyanyiannya alias mendengkur. "Haduh, aku harus di sini apa langsung keluar ya? Mana lapar banget lagi ini kampung tengah! Duh Marni, Marni! Kenapa tadi sebelum mijat gak tanya dulu sama Bu Bos! Kan jadi dilema ini mah! " ucap Marni dengan suara lirih. "Krucuk.... Krucuk.... ""Aduh perut? Jangan mengeluarkan suara napa? Malu tauk kedengaran orang! Bisa-bisa Bu Bos jadi kebangun karena suara kamu perut! " Marni mengomeli perutnya sendiri yang sudah mengeluarkan jeritan alami. "Minum aja dulu deh, lumayan ganjal perut sampai Bu Bos bangun tidur! " gumam Marni ketika melihat sebotol air mineral di meja Ida yang kebetulan masih bersegel. Ia lantas berdiri dan mengambil botol air mineral yang di atas meja Ida. I
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

77. Aku membencimu!

"Ka-kamu! " ucap Sania terkejut dengan wajah pucat pasi. Ia hanya diam terpaku, kakinya tiba-tiba tidak bisa bergerak, tangannya gemetar dan jantungnya berpacu dengan cepat. Sekelebat bayangan akan masa lalu hadir dalam ingatannya. "Lama tidak bertemu Sania! Ternyata kamu tambah cantik aja! " ucap laki-laki itu berjalan mendekati Sania. Tubuh Sania bergetar hebat, ia memalingkan wajahnya saat laki-laki itu ingin menyentuhnya. Entah kenapa tiba-tiba timbul keberanian dalam dirinya untuk melihat laki-laki yang sudah menghancurkan nya itu. "Dari mana kau tahu aku di sini, Devan! " tanya Sania dengan datar. "Hei, mana sapaan Om nya? Apa kau lupa jika aku ini Om mu? " sahut Laki-laki itu tanpa menjawab pertanyaan Sania. "Cuih! Siapa yang harus di panggil Om itu! Kau pikir aku tidak tahu jika kau itu bukan Om ku? Kalian pikir sampai berapa lama kalian menyembunyikan rahasia ini dari ku? Cih, sungguh memuakkan! Tidak ada Om yang memperkosa keponakan nya yang baru berusia 13 tahun! " j
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

78. Suami istri kadaluwarsa

Herman langsung ciut mendengar suara putri nya yang kesal dengan ulahnya. Ia lalu duduk kembali di sofa dengan wajah yang tidak bisa di gambarkan. Tian tiba-tiba datang mendekat dan duduk di samping omnya itu. "Gimana Om rasanya jadi pengantin lagi? " tanya Tian seakan-akan menggodanya. "Nano-nano....! " jawab Herman ketus. "Ha.... Ha.... Ha.... Santai Om, jangan ngegas dong! " jawab Tian dengan terkekeh-kekeh. "Kamu itu ya, udah tahu Om grogi gini pakai di tanya lagi! " jawab Herman dengan jengkel. "Ya kan Tian cuma nanya doang! Mana Tian tahu bagaimana rasanya! Tian kan belum pernah nikah, wajar dong kalau Tian nanya! " ucap Tian membela diri. "Dasar kamu itu pintar banget ngeles nya! " omel Herman lagi dengan menghela napas kasar. "Udah deh Pa, gak usah ngedrama lagi! Tambah tua itu muka, nanti Bunda Fatimah ilfil gak mau lagi sama Papa baru tau rasa! Lebih baik Papa banyak doa agar nanti acara lancar dari pada bengong gak jelas gitu! " ucap Sandra yang kembali mengomeli P
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

79. Pertanyaan Tian

Tian mendekati sepasang suami-istri yang baru resmi itu dengan membawa sebuah amplop warna putih. "Selamat ya Om, Tante! Semoga kalian berdua selalu bahagia, dan ini adalah kado pernikahan dari aku! Tiket bulan madu ke Raja ampat seperti impian Tante! " ucap Tian sambil memeluk mereka berdua. "Ya Allah, kamu dari mana kalau Tante itu pengen ke sana? " tanya Fatimah dengan mata berkaca-kaca. "Dari Ida Tante! " jawab Tian. "Terimakasih ya atas kado nya, Mudah-mudahan tidak lama lagi kamu juga menyusul menikah dengan perempuan yang kamu cintai! " ucap Fatimah dengan tulus. "Aamiin.... Terimakasih juga Tante atas doa nya! " jawab Tian dengan wajah bahagia. "Senang banget di doain biar cepat nikah! " celutuk Om nya mencibir. "Cih, bilang aja Om cemburu Tante ngedoain aku! " jawab Tian memanasi Herman. "Ngapain juga Om cemburu, gak penting! " ucap Herman membantah. "Tuh Tante, Tante dengar sendiri kan kalau Om itu gak cemburu sama sekali dengan Tante? Berarti Om itu gak benar-benar
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

80. Curhatan hati Naina

Setelah melakukan sesi foto bersama pengantin, Naina segera pamit kepada Fatimah dan Ida karena ia mengaku tiba-tiba tidak enak badan. Begitu dengar Naina tiba-tiba tidak enak badan, Nadin pun juga ikut pulang bersama Naina. "Kakak beneran sakit? Tapi kenapa gak panas? " tanya Nadin dengan heran sambil meraba dahi Naina. Naina yang sedang berjalan cepat tidak menggubris pertanyaan Nadin, ia semakin mempercepat langkah kakinya. Ia menghela nafas lega begitu mendudukkan bokongnya di dalam mobil. Nadin semakin heran dengan tingkah aneh Naina , ia pun ikut masuk ke dalam mobil dan mengambil bangku sopir. Ia lalu menghidupkan mobil dan pergi dari rumah Ida untuk pulang ke rumah. Karena mereka diam membisu, Nadin pun menghidupkan radio di mobil agar suasana tidak sunyi dan sepi kayak kuburan. Naina mengecilkan volume suara radio dan menutup matanya sejenak. "Din, salah gak kalau tiba-tiba saja jantung kita berdebar begitu kencang melihat senyum seseorang yang tidak pernah terpikirkan
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status