Semua Bab Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua: Bab 81 - Bab 90

109 Bab

81. Naina galau

Mereka berdua mengobrol panjang lebar selama perjalanan kembali ke rumah. Naina selalu berkata jujur tentang semua perasaan dan keluhan kesah nya kepada Nadin. Ia tidak mau menyimpan semuanya sendiri, dan begitu juga dengan Nadin yang juga melakukan hal yang sama seperti Naina yang selalu mengutarakan jika ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Begitu Naina pulang, Tian pun juga ikut berpamitan pulang. Sedangkan Sandra akan mengantarkan pasangan suami istri baru ke hotel untuk menginap dan langsung pergi berbulan madu keesokan harinya. Farida ikut Sandra mengantar orang tua mereka ke hotel, barulah setelah itu mereka pulang ke rumah. Rencananya, Farida akan tinggal bersama Sandra di rumah lama Sandra dan Herman. Sedangkan Fatimah dan Herman akan tinggal di rumah baru yang menjadi mahar untuk Fatimah. Rumah Fatimah warisan orang tuanya akan ia jadikan kos-kosan saja, agar rumah tersebut tidak kosong dan selalu berpenghuni. Tian melempar dasi nya sembarangan ketika ia sudah sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-15
Baca selengkapnya

82. Healing

Pagi ini pasangan pengantin baru rasa lama akan bertolak ke Papua tepatnya ke raja ampat untuk berbulan madu. Fatimah tampak begitu sumringah ketika mobil yang mereka tumpangi memasuki area bandara soetta. "Senang banget istriku ini mau ke raja ampat! " ucap Herman dengan mencubit gemes pipi istrinya. "Senang banget Abang! Fat udah lama banget pengen kesini, tapi keadaan gak memungkinkan karena terbatas dana! Setiap ada tayangan tentang raja ampat di televisi Fat langsung mengamankan remot biar gak di ganti Ida! " jawab Fatimah dengan wajah sumringah. "Mulai sekarang jika kamu mau kemana pun, kamu bilang sama Abang! Kita akan pergi berdua ke tempat yang kamu suka! " ucap Herman dengan penuh kasih kepada istrinya. "Gak perlu lah Bang! Lagi pula Fat hanya punya satu keinginan yaitu ke sini, raja ampat! Dan sekarang sudah di kabulkan sama Tian keponakan Abang! Fat gak mau kita boros hanya karena mau jalan-jalan doang! Mendingan uang nya kita tabung aja, atau gak kita sedekahkan saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-16
Baca selengkapnya

83. Rambut jagung...

Perempuan yang menabrak Naina melihat Naina dari atas hingga ke bawah dan tersenyum remeh kepada Naina. "Kakak kamu itu yang gak pakai mata! Tuh ketutup semuanya! Lagian kan dia juga gak apa-apa! " jawabnya tersenyum mengejek. "Apa kamu bilang! Sudah bersalah, gak mau minta maaf, malah menghina orang lagi! " pekik Nadin dengan wajah sangat marah. "Sssstttt... Udah, malu di lihat banyak orang! " bisik Naina dengan meraih tangan Nadin. "Ayo kita pergi! Hanya orang yang punya akal dan pikiran lah yang menyadari kesalahannya! Jika ia tidak menyadari kesalahannya berati ia tidak punya akal dan pikiran, itu kan sama artinya ia seperti ayam! " ucap Naina dengan suara keras dan dingin. Ia lalu pergi dengan menarik tangan Nadin yang masih emosi. Wajah perempuan itu merah padam menahan amarah dan malu karena pengunjung mall yang melihat kejadian tersebut melihatnya dengan tersenyum mengejek, persis yang ia lakukan terhadap Naina tadi. Naina menarik kuat Nadin yang masih emosi dengan pere
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-18
Baca selengkapnya

84. Jatuh cinta

Pagi-pagi sekali Tian sudah berangkat ke kantor di firma hukum milik Om nya yang sedang asyik berbulan madu bersama istri tercinta. "Emang dasar itu laki-laki tua! Seenaknya saja memperpanjang masa cuti! Awas aja nanti kalau aku nikah, aku akan cuti sebulan untuk bulan madu! " gerutu Tian ketika keluar dari mobilnya. Ia lalu memasuki gedung tempat firma hukum Om nya bernaung dengan wajah lecek gak enak untuk di lihat. "What up Bro! Lecek amat itu muka, padahal udah lama kita gak ketemu! " ucap seseorang yang mengagetkan Tian dari arah ruang tunggu. "Dasar kamprett... Bikin gue kaget aja loe! " sahut Tian dengan menendang bokong pria tersebut. "Sensi banget sih loe! Gitu aja pakai kaget segala! Makanya kalau jalan itu jangan sambil melamun! " jawab laki-laki tersebut dengan nada mengejek. "Sotoy loe! Sok tau! Gue gak melamun, dodol! " bantah Tian dengan keras. "Serah elo deh Bro! Yuk kita keruangan elo! Dah lama banget kita gak cerita dan ngobrol bareng! " ajak laki-laki itu sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

85. Langkah awal pedekate

"Ntar elu gue kenalin sama adiknya Naina! " jawab Tian asal. "Oh, jadi janda gebetan elu Naina Namanya! Lumayan bagus! " ucap Dewa yang membuat Tian mendelik kesal. "Bukan lumayan kampret! Tapi emang bagus banget kayak orang nya! " omel Tian kesal dengan melemparkan pena ke arah Dewa. Dewa yang di lempar Tian hanya tertawa terkekeh-kekeh melihat kekesalan sahabatnya itu padanya. Sepertinya Dewa senang sekali membuat Tian emosi dan Naik darah jika menyangkut tentang Naina. Di tempat lain.. Naina berkutat dengan pekerjaan kantor sebegitu banyak nya, bertumpuk di atas meja kerjanya sehingga membuatnya lupa akan segala-galanya termasuk penghuni semua pikirannya selama semingguan ini. "Ya Allah... Capek banget aku hari ini! Rasanya pada pegel semua badan-badan ku dan semuanya terasa ngilu cenat cenut. Sepertinya aku butuh tukang pijat ini! " ucap nya dengan lirih sambil melihat berkas yang menggunung di depan mata nya. Tidak berapa lama kemudian, pintu ruangannya di ketuk dari luar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

86. Kiriman Bunga....

"Gimana saya gak betah Bos kalau setiap kami mandi selalu di jatahin! Sedang enak-enaknya mandi eh tiba-tiba air nya mati! Ternyata itu ulah Ibu kos yang katanya harus hemat air kalau mandi, kalau bisa katanya sekali mandi airnya seember! Gila gak tuh Ibu kosnya! Semua yang ngekos pada mengutuk karena rata-rata menyesal udah ngekos di situ! Mau cari pindahan semua kosan pada mahal, di tempat itu yang agak miring sedikit harga sewanya meskipun harus makan hati karena kelakuan Ibu kosnya! " Curhat Marni berapi-api. "Sakit kayak nya Ibu kos elu Mar! Kalau gue di posisi elu, bisa keluar singa gue mandi di jatahin kayak gitu! Ya udah, elu pindah aja ke rumah gue ama teman-teman elu! Biar tau rasa tuh Ibu kos kalau anak kosnya udah pada kabur karena gak tahan di jatahin kayak gitu! Medit banget jadi orang, kaya gak juga! " sahut Ida semakin mengomporin Marni. "Betul itu Bos! Emang sakit jiwa tuh Ibu kos! Kalau gitu nanti pulang kerja saya akan bicara sama teman-teman kosan, mau gak mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-21
Baca selengkapnya

87. Setiap yang bernyawa pasti mati...

Dzaki begitu kaget mendengar kabar yang di bawakan sipir penjara tersebut. Wajahnya pucat dan ia langsung terduduk di tanah dengan pandangan mata kosong. Sudah beberapa hari ini ia memimpikan Diana yang merengek ingin pulang ke rumah mereka. Untuk itu lah ia meminta bantuan sipir penjara mencari tahu bagaimana kabar adiknya Diana di penjara wanita. Ia tidak menyangka jika kabar ini lah yang akhirnya sampai ke telinganya. "Bagaimana keadaan Diana sekarang ini, Pak? " tanya Dzaki dengan wajah sedih. "Entahlah, aku juga kurang tahu! Nanti aku tanyakan lagi dengan temanku bagaimana keadaan adikmu! " jawab sipir itu dengan jujur. "Terimakasih banyak Pak, sudah mau membantu saya mencari tahu keadaan adik saya! " ucap Dzaki dengan bangkit kembali dan mengambil sapu yang terjatuh mengerjakan kembali pekerjaannya. Di rumah sakit Bhayangkara.. Para petugas rumah sakit berlarian menyambut pasien dari lapas perempuan yang sudah berlumuran darah di kepalanya akibat hantaman barang pecah bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-22
Baca selengkapnya

88. Pemakaman Diana

"Tidak aku sangka ternyata kamu masih mau perduli dengan adikku sayang! Maafkan pria bodoh ini yang dulu mensia-siakan perempuan hebat dan baik seperti mu! " ucap Dzaki menangis dalam hatinya. Ia lalu menemui sipir penjara untuk menyampaikan pesan kepada kepala penjara untuk di berikan izin datang di pemakaman adiknya untuk mengumandangkan azan terakhir kalinya di dalam kubur. Sipir penjara pun menemui kepala penjara menyampaikan keinginan Dzaki untuk adiknya yang terakhir kali. Kabar tentang kematian Diana juga sampai kepada Fatimah dan Farida. Fatimah yang sedang menambah jatah liburan nya memutuskan untuk pulang ke Jakarta bersama suaminya Herman. Biar bagaimana pun juga Diana tetap keponakan nya, anak dari kakak kandung nya. Begitu juga dengan Ida yang langsung menaiki motor nya menuju rumah sakit Bhayangkara tempat Naina mengabarkan apa yang terjadi pada Diana. Farida sampai berbarengan dengan Nadin yang juga datang bersama sopir. "Syukur lah kamu sudah datang Ida! " ucap N
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-01
Baca selengkapnya

89. Pelaku

Malam harinya, Fatimah dan Herman sampai ketika saat acara tahlilan Diana akan di mulai. Ia meminta maaf kepada semua orang jika ia baru saja sampai bersama suaminya. Para tetangga mengucapkan belasungkawa kepada Fatimah dan acara tahlilan pun di mulai dengan penuh hikmat. Selesai acara dan para tamu pulang, semua keluarga termasuk Naina dan Nadin berkumpul di ruang tengah dengan duduk lesehan di atas karpet. "Bunda, Ida udah nyebarin sama bawahan Ida di cafe jika rumah kita ini akan Ida jadikan kos kosan! " lapor Ida kepada Bunda nya. "Alhamdulillah kalau begitu! " jawab Fatimah dengan agak lega. "Kamu benar-benar yakin dek mau jadiin rumah ini sebagai kos kosan? " tanya Herman kepada istrinya. "Yakin Bang! Sayang banget rasa nya jika rumah warisan ini jika di jual. Lagi pula kita tidak tahu dengan nasib seseorang, bisa saja nanti Dzaki dan Mbak Reni keluar dari penjara dan mereka masih bisa pulang ke rumah ini sebagai tempat mereka berteduh. Walau bagaimana pun juga, mereka ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya

90. Perempuan bukan untuk disakiti!

Pagi hari, Naina tiba di perusahaan nya di sambut oleh buket bunga seperti beberapa hari sebelumnya. Azizah tetap yang mendapatkan tugas untuk mengganti bunga yang kemarin dengan yang baru datang hari ini. Hari ini Naina akan bertemu dengan perusahaan Tian untuk membahas perpanjangan kontrak kerja sama antar perusahaan mereka. Perusahaan Tian di kelola nya bersama orang kepercayaan nya yaitu Pak Haryono. Pak Haryono memutuskan untuk segera pensiun setelah anak bungsu nya menikah. Jadi, karena hal itu menjelang Pak Haryono pensiun, Tian mau tidak mau harus mengelola sendiri perusahaan nya meskipun pekerjaan nya di firma hukum sang paman tetap berjalan seperti biasanya. Tepat jam 10 waktu setempat, Naina pergi ke restoran tempat mereka bertemu seorang diri, karena Azizah ia tugaskan untuk meng-handle perusahaan selama ia bertemu rekan bisnisnya. Naina tiba di restoran setelah menempuh perjalanan selama hampir 30 menit. Begitu ia masuk di ruangan yang sudah di reservasi oleh Tian, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status