Semua Bab Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua: Bab 91 - Bab 100

109 Bab

91. Janda bukan dosa

"Apa yang di khawatir kan Pak Haryono juga tidak salah Tian! Nyatanya memang di masyarakat kita ini menjadi janda itu seperti sebuah aib dan penyakit yang harus di jauhi! Padahal menjadi janda itu bukan cita-cita perempuan yang menikah, itu semua sudah takdir yang sudah di garis kan Allah untuk kita! Banyak segelintir orang mengatakan jika menjadi janda karena perempuan nya yang tidak becus. Tidak ada seorang wanita yang menikah ingin menjadi seorang janda apalagi jika ia sudah mempunyai anak. Banyak orang-orang meremehkan seorang janda bahkan mengolok-olok nya jika ia keluar rumah di bilang menggoda laki-laki suami orang, padahal ia keluar untuk bekerja mencari sesuap nasi untuk anak-anak nya. Mereka kadang mencemooh karena selalu beranggapan jika istri yang bercerai itu karena tidak becus mengurus sang suami, padahal suaminya lah yang berbuat ulah dengan selingkuh, melakukan KDRT dan lain sebagainya. Tetapi mengapa sang wanita lah yang mereka salahkan. Bagaimana dengan wanita yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-03
Baca selengkapnya

92. Bukti baru

Setelah mengatakan semua itu, mereka berdua melirik kiri kanan dan bergegas keluar untuk melihat keadaan apakah aman atau tidak. "San, kita harus hati-hati, jangan sampai ada yang memergoki kita dan membuat kita dalam masalah! " ucap Ningsih dengan suara pelan. "Kau benar Ningsih! Kalau begitu, kau tunggu di sini untuk berjaga-jaga! Aku akan mencari sesuatu yang bisa membuat yang tersumbat itu keluar! " jawab Sania dengan suara yang pelan juga. Ningsih menganggukkan kepala nya dan Sania bergegas keluar dari toilet tersebut mencari sesuatu yang keras dan kuat untuk mencongkel kran tersebut. "Hei Sania! Mau kemana kau! Apakah toiletnya sudah selesai di bersihkan? " tegur salah satu sipir yang membuat langkah Sania terhenti. "Aduh gawat! Tenang Sania, tenang! Jangan perlihatkan wajah gugup mu itu! " ucap Sania dalam hati sambil memejamkan matanya. Sania membalikkan badannya dan menghadap sipir tersebut dengan wajah biasa saja. "Maaf Bu, toiletnya masih belum selesai di bersihkan!
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-03
Baca selengkapnya

93. Bertemu Naina

"Sssstttttt... Jangan kencang-kencang suara mu! " bisik Sania dengan menempelkan jari telunjuk nya di bibir. Ningsih menangis dengan menutup mulutnya setelah membaca isi dari kertas tersebut. Sania tidak bisa membendung amarah di dalam dirinya yang sangat ingin ia keluarkan. Tapi mengingat ia tidak bisa mempercayai siapapun, dengan cepat ia meremas kembali kertas tersebut dan memasukkan nya kedalam bra nya. "A-apa yang harus kita lakukan Sania? Aku tidak mau bernasib sama seperti Diana! " tanya Ningsih dengan terisak-isak. "Tutup saja mulut mu Ningsih! Jangan pernah mengatakan hal sekecil apapun kepada siapapun itu meskipun dinding sekali pun. Tidak hanya manusia, dinding pun mempunyai telinga! Apa kau mengerti? " ucap Sania dengan tegas meskipun dengan suara yang bergetar. Ningsih mengangguk kepala nya dengan cepat dan langsung naik ke atas tempat tidurnya dengan pikiran yang bermacam-macam. Sania masih terpaku di lantai sambil otaknya berpikir kepada siapa ia memberikan bukti-bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-04
Baca selengkapnya

94. Keadilan

Sania memasukkan gumpalan kertas tersebut ke dalam kantong blazer Naina dengan sengaja membelakangi kamera CCTV. Naina membalas pelukan Sania dengan menepuk pelan punggung Sania. Setelah yakin jika barang yang ia berikan aman, Sania lalu melepaskan pelukannya dan duduk di kursi yang tersedia. "Aku harap kau bisa memberikan bukti itu kepada orang yang benar-benar jujur dan tidak menyabotase bukti tersebut. " ucap Sania penuh harap. "Apa ini berkaitan dengan Diana? " tanya Naina mencoba untuk tidak salah duga. Sania menganggukkan kepalanya dan Naina menghela napas dengan kasar. "Ternyata benar yang aku duga waktu itu jika semua ini bukan pertengkaran biasa? " ucap Naina lagi dengan tidak percaya jika itu benar adanya. "Benar! Kau bisa membaca nya agar benar-benar percaya semua ini kenyataan bukan hanya dugaan! " jawab Sania agak sedikit lega. "Aku sengaja bersikeras ingin bertemu dengan mu karena aku tidak mempercayai siapapun untuk memegang bukti tersebut termasuk supir yang kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-05
Baca selengkapnya

95. Hukum mereka dengan berat!

"Apa maksud Nona berkata seperti itu? " tanya Herman begitu mereka semua sudah duduk di sofa ruang tamu. "Tunggu sebentar! " ucap Naina sembari masuk ke dalam dan meninggalkan mereka di ruang tamu. Ida bertanya kepada Nadin, tetapi Nadin hanya mengangkat bahunya karena ia juga tidak tahu. Tidak lama Naina datang dengan membawa sebuah plastik klip yang di dalamnya terdapat gumpalan kertas. Semua memandang nya dengan wajah bertanya-tanya apa maksudnya membawa plastik tersebut dan apa hubungan plastik tersebut dengan ucapan Naina tadi ketika mereka baru datang. "Aku tahu kalian semua pasti bingung apa hubungannya ucapan ku tadi dengan plastik ini kan? " duga Naina dengan melihat wajah semua orang. Semua orang mengangguk kan kepala mereka membenarkan dugaan Naina. "Sebenarnya tadi pagi aku mendapat panggilan dari salah satu sipir penjara yang memang aku bayar untuk mengawasi Sania. Sipir tersebut menyampaikan jika Sania meminta ingin bertemu dengan ku secepatnya karena ini darurat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-06
Baca selengkapnya

96. Memperkenalkan Nadin di perusahaan

Keesokan harinya Naina berangkat ke kantor seperti biasanya, hanya saja hari ini ia berangkat bersama Nadin karena ia akan memperkenalkan Nadin sebagai direktur keuangan menggantikan direktur yang lama yang sudah pensiun. "Aduh Kak, aku deg degan nih bekerja di kantor pusat! " ucap Nadin dengan wajah gugup. "Kenapa pakai gugup segala? Santai aja lagi, ini sama aja kerjanya kayak di kantor cabang! Kakak sengaja menarik kamu ke sini agar nanti kamu bisa leluasa meng-handle kantor cabang setelah Pak Kusnadi pensiun tiga tahun lagi! " sahut Naina dengan santai nya. "Ya jelas aja aku gugup Kak, kantor cabang kan gak segede kantor pusat, pasti kerjaan nya lebih banyak dari di kantor cabang! " jawab Nadin tetap sedikit was-was. "Gampang kalau soal kerjaan, kamu bisa tanya langsung sama kakak di ruangan kakak kalau ada yang gak kamu mengerti! Pokoknya sekarang ini intinya kamu itu yakin aja dulu dan percaya dengan diri kamu sendiri! Kamu harus optimis jika kamu bisa melakukannya karena ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-07
Baca selengkapnya

97. Merekam secara langsung..

Herman memberikan fotocopy bukti yang di temukan Sania kepada salah satu penyidik yang memang adalah teman nya di kepolisian. "Kau tenang saja, dengan bukti ini kita akan menangkap pelakunya dan memberikan keadilan untuk keponakanmu! Aku sudah punya rencana untuk menangkap pelaku dengan beberapa jebakan kecil dan aku minta agar tahanan yang bernama Sania untuk membantu ku! " ucap Bripka Fahrul dengan wajah serius. "Terimakasih Rul, aku berharap banyak padamu! " jawab Herman dengan menepuk pelan bahu Bripda Fahrul. Bripka Fahrul pun bertemu dengan Sania untuk menceritakan rencananya untuk menangkap basah pelaku yang menganiaya Diana hingga tewas. "Kau jangan takut Sania, kami semua akan menjamin keselamatanmu! Berusahalah sebaik mungkin seakan-akan itu ketidaksengajaan! " ucap Bripka Fahrul kepada Sania. "Baik Pak, saya akan melakukan perintah Bapak! Besok malam semuanya akan terungkap di ruangan itu! " jawab Sania dengan sungguh-sungguh. Sania langsung pergi begitu pembicaraan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-08
Baca selengkapnya

98. Di tangkap

Lima menit berselang Sania kembali ke sel kamarnya, pihak penyidik bergerak malam itu juga menangkap pelaku tidak perduli jika itu sudah pukul 01.30 waktu setempat. "Angkat tangan! Jangan bergerak dan balikkan badan kalian! " teriak para polisi dengan menodongkan senjata ke arah Yola dan Miska. Yola dan Miska yang hendak memasukkan paket terakhir ke bak sampah terkejut dan langsung menjatuhkan bungkusan tersebut begitu saja dan mengangkat tangan mereka ke atas. "Sudah aku duga! Anak ingusan itu tidak sepolos yang kita kira! " bisik Miska dengan menahan geram. Yola hanya diam saja, karena sekarang ini di otaknya ia mencari cara bagaimana bisa kabur dari situasi yang peluk seperti saat ini. Ia tidak mau di hukum lebih berat lagi karena dua tahun lagi ia akan bebas dan menghirup udara bebas. Mereka pun membalikkan badan mereka dan bertambah kaget karena polisi yang menggerebek mereka sebanyak ini. "Kalian memang keterlaluan! Bagaimana bisa kalian lah yang menyebabkan persediaan bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-08
Baca selengkapnya

99. Kepergok di kantin.

Di perusahaan Nadin mulai bekerja hari itu juga di ruangan nya yang hanya beda tiga lantai dari ruangan khusus Presdir. "Bu Nadin, ini semua laporan yang harus ibu periksa lagi sebelum di berikan kepada ibu Naina! " ucap Rosa selalu wakil direktur keuangan yang terdahulu. "Aduh Bu Rosa, jangan panggil saya ibu juga dong? Kalau saya yang panggil ibu sama ibu itu baru wajar, karena ibu kan usiannya jauh di atas saya! Gak sopan kalau saya panggil nama nya saja! " ucap Nadin agak sedikit risih di panggil demikian. "Tapi kan anda atasan saya, terus adik pemilik perusahaan lagi! Gak mungkin lah saya panggil nama doang, nanti di bilang karyawan lain saya seenaknya saja! " kilah Rosa tidak mau melakukan ucapan Nadin. "Ibu Rosa tenang saja, Kak Naina gak bakalan marah kok! Karena bagi kami, pantang memanggil orang yang lebih tua dari kami dengan sebutan nama nya saja! Jadi Bu Rosa gak usah cemas kan hal itu! " sahut Nadin dengan santai nya. "Tapi.... " ucapan Rosa tertahan dengan wajahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-08
Baca selengkapnya

100. Gue bukan orang yang gampang di tindas!

Cindy Cs auto pucat dengan kedatangan Nadin yang tiba-tiba dan langsung duduk di depan mereka. Nadin dengan santainya memakan makan siangnya di hadapan orang yang sudah meremehkan nya dan menjelek-jelekkan dirinya dengan begitu kencang sehingga semua orang bisa mendengar nya. "Kenapa berhenti makannya? Ayo teruskan makannya, nanti keburu habis loh waktu istirahat nya! " ucap Nadin santai dan menatap mereka semua seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Ba-baik Bu! " jawab Fila dengan wajah sepucat kapas. Cindy menelan air liurnya melihat wajah datar Nadin, ia menundukkan kepalanya dan memakan makanan nya yang tidak bisa tertelan seperti nyangkut di tenggorokan. "Gak usah tegang begitu? Santai aja kok! Gue mah biasa kalau diomongin dari belakang! Apalagi kalau di omongin dari depan, malah lebih terbiasa lagi! Gue jabanin soalnya! " sahut Nadin dengan cuek sambil meminum air putih. Rahma dan teman-temannya cekikikan melihat Cindy Cs mati kutu di hadapan Nadin. Rosa hanya prihatin meliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status