Share

92. Bukti baru

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2022-10-03 20:28:45

Setelah mengatakan semua itu, mereka berdua melirik kiri kanan dan bergegas keluar untuk melihat keadaan apakah aman atau tidak.

"San, kita harus hati-hati, jangan sampai ada yang memergoki kita dan membuat kita dalam masalah! " ucap Ningsih dengan suara pelan.

"Kau benar Ningsih! Kalau begitu, kau tunggu di sini untuk berjaga-jaga! Aku akan mencari sesuatu yang bisa membuat yang tersumbat itu keluar! " jawab Sania dengan suara yang pelan juga.

Ningsih menganggukkan kepala nya dan Sania bergegas keluar dari toilet tersebut mencari sesuatu yang keras dan kuat untuk mencongkel kran tersebut.

"Hei Sania! Mau kemana kau! Apakah toiletnya sudah selesai di bersihkan? " tegur salah satu sipir yang membuat langkah Sania terhenti.

"Aduh gawat! Tenang Sania, tenang! Jangan perlihatkan wajah gugup mu itu! " ucap Sania dalam hati sambil memejamkan matanya.

Sania membalikkan badannya dan menghadap sipir tersebut dengan wajah biasa saja.

"Maaf Bu, toiletnya masih belum selesai di bersihkan!
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   93. Bertemu Naina

    "Sssstttttt... Jangan kencang-kencang suara mu! " bisik Sania dengan menempelkan jari telunjuk nya di bibir. Ningsih menangis dengan menutup mulutnya setelah membaca isi dari kertas tersebut. Sania tidak bisa membendung amarah di dalam dirinya yang sangat ingin ia keluarkan. Tapi mengingat ia tidak bisa mempercayai siapapun, dengan cepat ia meremas kembali kertas tersebut dan memasukkan nya kedalam bra nya. "A-apa yang harus kita lakukan Sania? Aku tidak mau bernasib sama seperti Diana! " tanya Ningsih dengan terisak-isak. "Tutup saja mulut mu Ningsih! Jangan pernah mengatakan hal sekecil apapun kepada siapapun itu meskipun dinding sekali pun. Tidak hanya manusia, dinding pun mempunyai telinga! Apa kau mengerti? " ucap Sania dengan tegas meskipun dengan suara yang bergetar. Ningsih mengangguk kepala nya dengan cepat dan langsung naik ke atas tempat tidurnya dengan pikiran yang bermacam-macam. Sania masih terpaku di lantai sambil otaknya berpikir kepada siapa ia memberikan bukti-bu

    Last Updated : 2022-10-04
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   94. Keadilan

    Sania memasukkan gumpalan kertas tersebut ke dalam kantong blazer Naina dengan sengaja membelakangi kamera CCTV. Naina membalas pelukan Sania dengan menepuk pelan punggung Sania. Setelah yakin jika barang yang ia berikan aman, Sania lalu melepaskan pelukannya dan duduk di kursi yang tersedia. "Aku harap kau bisa memberikan bukti itu kepada orang yang benar-benar jujur dan tidak menyabotase bukti tersebut. " ucap Sania penuh harap. "Apa ini berkaitan dengan Diana? " tanya Naina mencoba untuk tidak salah duga. Sania menganggukkan kepalanya dan Naina menghela napas dengan kasar. "Ternyata benar yang aku duga waktu itu jika semua ini bukan pertengkaran biasa? " ucap Naina lagi dengan tidak percaya jika itu benar adanya. "Benar! Kau bisa membaca nya agar benar-benar percaya semua ini kenyataan bukan hanya dugaan! " jawab Sania agak sedikit lega. "Aku sengaja bersikeras ingin bertemu dengan mu karena aku tidak mempercayai siapapun untuk memegang bukti tersebut termasuk supir yang kau

    Last Updated : 2022-10-05
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   95. Hukum mereka dengan berat!

    "Apa maksud Nona berkata seperti itu? " tanya Herman begitu mereka semua sudah duduk di sofa ruang tamu. "Tunggu sebentar! " ucap Naina sembari masuk ke dalam dan meninggalkan mereka di ruang tamu. Ida bertanya kepada Nadin, tetapi Nadin hanya mengangkat bahunya karena ia juga tidak tahu. Tidak lama Naina datang dengan membawa sebuah plastik klip yang di dalamnya terdapat gumpalan kertas. Semua memandang nya dengan wajah bertanya-tanya apa maksudnya membawa plastik tersebut dan apa hubungan plastik tersebut dengan ucapan Naina tadi ketika mereka baru datang. "Aku tahu kalian semua pasti bingung apa hubungannya ucapan ku tadi dengan plastik ini kan? " duga Naina dengan melihat wajah semua orang. Semua orang mengangguk kan kepala mereka membenarkan dugaan Naina. "Sebenarnya tadi pagi aku mendapat panggilan dari salah satu sipir penjara yang memang aku bayar untuk mengawasi Sania. Sipir tersebut menyampaikan jika Sania meminta ingin bertemu dengan ku secepatnya karena ini darurat.

    Last Updated : 2022-10-06
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   96. Memperkenalkan Nadin di perusahaan

    Keesokan harinya Naina berangkat ke kantor seperti biasanya, hanya saja hari ini ia berangkat bersama Nadin karena ia akan memperkenalkan Nadin sebagai direktur keuangan menggantikan direktur yang lama yang sudah pensiun. "Aduh Kak, aku deg degan nih bekerja di kantor pusat! " ucap Nadin dengan wajah gugup. "Kenapa pakai gugup segala? Santai aja lagi, ini sama aja kerjanya kayak di kantor cabang! Kakak sengaja menarik kamu ke sini agar nanti kamu bisa leluasa meng-handle kantor cabang setelah Pak Kusnadi pensiun tiga tahun lagi! " sahut Naina dengan santai nya. "Ya jelas aja aku gugup Kak, kantor cabang kan gak segede kantor pusat, pasti kerjaan nya lebih banyak dari di kantor cabang! " jawab Nadin tetap sedikit was-was. "Gampang kalau soal kerjaan, kamu bisa tanya langsung sama kakak di ruangan kakak kalau ada yang gak kamu mengerti! Pokoknya sekarang ini intinya kamu itu yakin aja dulu dan percaya dengan diri kamu sendiri! Kamu harus optimis jika kamu bisa melakukannya karena ke

    Last Updated : 2022-10-07
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   97. Merekam secara langsung..

    Herman memberikan fotocopy bukti yang di temukan Sania kepada salah satu penyidik yang memang adalah teman nya di kepolisian. "Kau tenang saja, dengan bukti ini kita akan menangkap pelakunya dan memberikan keadilan untuk keponakanmu! Aku sudah punya rencana untuk menangkap pelaku dengan beberapa jebakan kecil dan aku minta agar tahanan yang bernama Sania untuk membantu ku! " ucap Bripka Fahrul dengan wajah serius. "Terimakasih Rul, aku berharap banyak padamu! " jawab Herman dengan menepuk pelan bahu Bripda Fahrul. Bripka Fahrul pun bertemu dengan Sania untuk menceritakan rencananya untuk menangkap basah pelaku yang menganiaya Diana hingga tewas. "Kau jangan takut Sania, kami semua akan menjamin keselamatanmu! Berusahalah sebaik mungkin seakan-akan itu ketidaksengajaan! " ucap Bripka Fahrul kepada Sania. "Baik Pak, saya akan melakukan perintah Bapak! Besok malam semuanya akan terungkap di ruangan itu! " jawab Sania dengan sungguh-sungguh. Sania langsung pergi begitu pembicaraan m

    Last Updated : 2022-10-08
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   98. Di tangkap

    Lima menit berselang Sania kembali ke sel kamarnya, pihak penyidik bergerak malam itu juga menangkap pelaku tidak perduli jika itu sudah pukul 01.30 waktu setempat. "Angkat tangan! Jangan bergerak dan balikkan badan kalian! " teriak para polisi dengan menodongkan senjata ke arah Yola dan Miska. Yola dan Miska yang hendak memasukkan paket terakhir ke bak sampah terkejut dan langsung menjatuhkan bungkusan tersebut begitu saja dan mengangkat tangan mereka ke atas. "Sudah aku duga! Anak ingusan itu tidak sepolos yang kita kira! " bisik Miska dengan menahan geram. Yola hanya diam saja, karena sekarang ini di otaknya ia mencari cara bagaimana bisa kabur dari situasi yang peluk seperti saat ini. Ia tidak mau di hukum lebih berat lagi karena dua tahun lagi ia akan bebas dan menghirup udara bebas. Mereka pun membalikkan badan mereka dan bertambah kaget karena polisi yang menggerebek mereka sebanyak ini. "Kalian memang keterlaluan! Bagaimana bisa kalian lah yang menyebabkan persediaan bah

    Last Updated : 2022-10-08
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   99. Kepergok di kantin.

    Di perusahaan Nadin mulai bekerja hari itu juga di ruangan nya yang hanya beda tiga lantai dari ruangan khusus Presdir. "Bu Nadin, ini semua laporan yang harus ibu periksa lagi sebelum di berikan kepada ibu Naina! " ucap Rosa selalu wakil direktur keuangan yang terdahulu. "Aduh Bu Rosa, jangan panggil saya ibu juga dong? Kalau saya yang panggil ibu sama ibu itu baru wajar, karena ibu kan usiannya jauh di atas saya! Gak sopan kalau saya panggil nama nya saja! " ucap Nadin agak sedikit risih di panggil demikian. "Tapi kan anda atasan saya, terus adik pemilik perusahaan lagi! Gak mungkin lah saya panggil nama doang, nanti di bilang karyawan lain saya seenaknya saja! " kilah Rosa tidak mau melakukan ucapan Nadin. "Ibu Rosa tenang saja, Kak Naina gak bakalan marah kok! Karena bagi kami, pantang memanggil orang yang lebih tua dari kami dengan sebutan nama nya saja! Jadi Bu Rosa gak usah cemas kan hal itu! " sahut Nadin dengan santai nya. "Tapi.... " ucapan Rosa tertahan dengan wajahnya

    Last Updated : 2022-10-08
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   100. Gue bukan orang yang gampang di tindas!

    Cindy Cs auto pucat dengan kedatangan Nadin yang tiba-tiba dan langsung duduk di depan mereka. Nadin dengan santainya memakan makan siangnya di hadapan orang yang sudah meremehkan nya dan menjelek-jelekkan dirinya dengan begitu kencang sehingga semua orang bisa mendengar nya. "Kenapa berhenti makannya? Ayo teruskan makannya, nanti keburu habis loh waktu istirahat nya! " ucap Nadin santai dan menatap mereka semua seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Ba-baik Bu! " jawab Fila dengan wajah sepucat kapas. Cindy menelan air liurnya melihat wajah datar Nadin, ia menundukkan kepalanya dan memakan makanan nya yang tidak bisa tertelan seperti nyangkut di tenggorokan. "Gak usah tegang begitu? Santai aja kok! Gue mah biasa kalau diomongin dari belakang! Apalagi kalau di omongin dari depan, malah lebih terbiasa lagi! Gue jabanin soalnya! " sahut Nadin dengan cuek sambil meminum air putih. Rahma dan teman-temannya cekikikan melihat Cindy Cs mati kutu di hadapan Nadin. Rosa hanya prihatin meliha

    Last Updated : 2022-10-08

Latest chapter

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   103. Reunian.

    Acara reuni kampus Dharmawangsa di gelar di sebuah gedung hotel Prameswari yang merupakan salah satu hotel milik Naina. Naina tahu jika salah satu hotelnya di sewa untuk sebuah acara tetapi ia tidak tahu jika itu acara reuni yang akan ia hadiri bersama Tian. Selama perjalanan tak henti-hentinya Tian melirik ke arah Naina sehingga membuat Naina tersipu malu. "Ngenes banget nasib gue hanya di jadikan obat nyamuk! " sindir Nadin dari bangku belakang. Tian pura-pura tidak mendengar sindiran Nadin untuk nya itu. Ia fokus menyetir mobil sambil sesekali melirik Naina yang duduk di sebelahnya. Naina agak terkejut ketika mobil yang di kendarai Tian memasuki halaman parkir hotel miliknya. Tapi ia hanya diam saja, mungkin saja Tian ada urusan dulu di hotel miliknya ini. Ketika mobil berhenti Naina tidak kuasa untuk tidak bertanya langsung kepada Tian. "Kenapa kita kesini? Kenapa gak langsung aja ketempat acaranya? " tanya Naina memicingkan matanya melihat banyaknya mobil yang berdatangan.

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   102. Pergi reuni...

    Tian tergelak kencang mendengar ucapan Nadin yang berkata demikian. Naina hanya tersenyum kecil melihat interaksi mereka terlihat dari matanya yang tampak menyipit. "Dah yuk Kak kita pulang! Malas lama-lama dekat orang gaje kayak gitu! " ajak Nadin mendengus kesal sambil mengamit tangan Naina. "Jangan lupa dandan yang cantik ya biar nanti laku dan gak jomblo lagi! Jam 7 aku jemput! " teriak Tian sambil meledek Nadin. "Aku gak jomblo! Aku single! Jomblo kok teriak jomblo! " jawab Nadin balik sambil ikutan berteriak. "Astaga ini anak! Makin di ladenin makin jadi mereka berdua! Sejak kapan mereka jadi akrab begini ya? " gumam Naina dengan tepuk jidat melihat kelakuan Nadin dan Tian. "Bisa tambah kacau kalau Ida ikut gabung sama mereka berdua! Tambah saling meledek dengan tingkah ajaib Ida yang selalu ada aja yang di jadikan bahan ledekan! " tambah Naina bergumam pelan. "Kakak ngomong apa tadi? " tanya Nadin menoleh ke arah Naina. "Gak ngomong apa-apa kok! Kamu salah dengar kali!

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   101. Keadilan untuk Diana

    Semenjak duo Yola dan Miska di tangkap dini hari kemarin, lapas wanita makin di jaga dan di awasi dengan ketat. Setiap pelaksanaan kegiatan narapidana selalu di awasi oleh penjaga minimal dua sampai tiga orang. Ruang penyimpanan bahan makanan pun di jaga dan awasi oleh sipir langsung, para tahanan tidak di perbolehkan keluar dari ruang sel kamarnya dan di kunci dari luar oleh sipir penjara. Pihak penyidik menginterogasi mereka berdua di tempat terpisah dengan menanyakan keterlibatan mereka dalam kematian Diana. Awalnya mereka berdua membantah, tetapi setelah di perlihatkan bukti catatan terakhir milik Diana mereka hanya diam. Tidak mengiyakan dan tidak membantah. Bripka Fahrul menginterogasi mereka dengan menjebak mereka pertanyaan yang tidak dalam konteks penyelidikan. Hal itu berhasil dan membuat Yola keceplosan bicara. Dengan kepiawaian Bripka Fahrul menginterogasi mereka, akhirnya mereka berdua mengaku dan saling menyalahkan satu sama lainnya jika mereka kebablasan memberikan Di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status