Semua Bab Takdir Cinta Humairah: Bab 211 - Bab 220

363 Bab

Bab 211

Bang Rendi juga menghubungi kedua orang tuanya untuk menyampaikannya berita duka,dan juga minta tolong untuk membantu Om Afandi untuk mempersiapkan semua keperluan yang berhubungan dengan penyambutan dan pemakaman almarhum Brian di Jakarta.Pak Hermawan yang sedang berada di kediamannya menemani sang istri Tante Inda ngobrol, percakapan mereka terhenti sejenak karena ada panggilan masuk di handphonenya Pak Hermawan.Dengan segera Pak Hermawan melihat siapa yang menghubunginya, di layar handponenya tertera nama anak laki lakinya, dengan dia segera menerimanya."Assalamualaikum Nak....""Waallaikum salam pa.... gimana kabar papa dan mama.""Alhamdulillah kami sehat nak... sekarang kamu lagi di mana ini, apakah ada perlu kamu bicarakn dengan papa!""Saya lagi di rumah sakit ME Singapura....iya pa... saya mau menyampaikan berita duka... kalau Pak Brian suami Humairah baru saja meninggal di rumah sakit ME Singapura.""Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un....,apa yang terjadi dengan Pak Brian,
Baca selengkapnya

Bab 212

Om Afandi langsung menghampiri sang kakak Pak Hermawan dan juga istrinya Tante Inda "Assalamualaikum Bang...."Om Afandi menyapa Pak Hermawan sambil merentangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Pak Hermawan. "Waallaikum salam Afandi...."Pak Hermawan segera menyambut kedua tangannya Afandi, mereka saling berpelukan,dan kembali mengurainya. "Bagaimana keadaan kamu Irfan...."Pak Hermawan juga mendekati Irfan yang sedang duduk di salah satu kursi yang berada di dalam tenda. "Alhamdulillah Om.. sudah agak baikan, walaupun masih di bantu sama papa kalau mau jalan."Irfan juga menyalami tangan Pak Hermawan, yang merupakan Omnya sendiri. Om Afandi dan Pak Hermawan ngobrol sambil menunggu kedatangan jenazah almarhum Brian, mereka berdua berusaha mencari tau informasi yang sebenarnya atas semua kejadian yang menimpa Brian dan juga keluarganya kepada Irfan. "Irfan...coba tolong ceritakan secara singkat bagaimana kronologi kejadian yang sebenarnya." "Iya Om....pada saat kami sedang dalam
Baca selengkapnya

Bab 213

Bang Rendi melangkah menuju lobby rumah sakit untuk mencari petugas keamanan yang menjaga rumah sakit ME Singapura ini, untuk memudahkan semua urusannya Bang Rendi menghampiri loket pendaftaran dan menanyakan di mana kantor petugas keamanan rumah sakit ini. "Permisi.... selamat sore Bu..."sapa Bang Rendi. "Selamat sore juga Pak.... maaf apakah ada yang bisa kami bantu." "Iya Bu... saya mau menanyakan di mana kantor petugas keamanan yang menjaga rumah sakit ini, saya ada keperluan yang sangat mendesak yang perlu di bicarakan." "Oh....mari Pak saya antar menemui petugasnya." Ibu yang bertugas menjaga loket pendaftaran itu langsung berjalan mendahului Bang Rendi, mereka berjalan menuju samping rumah sakit disana ada sebuah bangunan kecil yang merupakan kantor petugas keamanan. "Pak... silahkan temui langsung petugasnya, kebetulan di dalam ada kepala petugas keamanan rumah sakit ini." "Terimakasih banyak Bu,atas bantuannya." "Sama sama." Setelah kepergian ibu penjaga loket pendaf
Baca selengkapnya

Bab 214

Tok.tok. Ceklek. Bunyi suara pintu dibuka dari luar. "Permisi... selamat sore Pak...maaf Pak apakah saya bisa masuk, saya mau menyampaikan berita penting."Pak kepala petugas keamanan minta izin terlebih dahulu kepada Pak Mark Webber selaku direktur utama rumah sakit ME ini. "Selamat sore juga...ayo masuk pak... silahkan duduk."Pak Mark Webber menerima kedatangan pak kepala petugas keamanan itu. Mereka duduk saling berhadapan,dan segera mempersilakan pak kepala petugas keamanan itu untuk menyampaikan berita apa yang dia bawa. "Begini Pak... saya mau menyampaikan kalau Pak Yuda Aditama orang yang selama ini bapak cari sekarang ini sedang berada di rumah sakit ini, beliau mendampingi putranya Brian Aditama yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit." "Apa.... maaf bapak sedang tidak bercanda kan,karena sudah lebih dari 20 tahun Pak Yuda tidak pernah mendatangi rumah sakit ini."Pak Mark Webber sangat kaget dengan informasi yang barusan dia dengarkan. "Betul pak.
Baca selengkapnya

Bab 215

"Halo selamat sore bos...."terdengar suara orang di seberang sana menyapa Bang Rendi lebih dulu."Selamat sore juga.... saya bisa minta tolong, belikan beberapa botol air mineral kemasan dan juga beberapa bungkus roti tawar, tolong antarkan ke depan ruangan ICU, tidak pakai lama...." Bang Rendi memerintahkan anak buahnya tanpa basa-basi."Siap bos.... tunggu saja nanti saya antarkan ke situ.""Oke.... terimakasih banyak ya.." "Sama sama Bos..."Bang Rendi langsung memutuskan sambungan teleponnya.Pak kepala petugas keamanan rumah sakit ME dan pak Mark Webber sudah berada di depan ruangan ICU, mereka berdua menghampiri Bang Rendi."Permisi Pak.... apakah bapak yang datang menemui saya dan mengatakan kalau Pak Yuda Aditama sedang berada di rumah sakit ini!""Iya betul saya sendiri, maaf apakah ada sesuatu yang perlu bapak bicarakan dengan saya!""Iya Pak... perkenalkan ini bapak direktur utama rumah sakit ME ini, Pak Mark Webber."orang yang di sebutkan namanya barusan langsung mengulur
Baca selengkapnya

Bab 216

Pak Mark Webber merangkul pundak Pak Yuda untuk sekedar memberikan kekuatan. "Pak Yuda... yang kuat, yang sabar dan harus ikhlaskan kepergian Brian,dan mendoakan semoga arwah almarhum diterima oleh Allah SWT,dan di ampuni segala dosa dan kesalahannya, aamiin...,oh ya almarhum sudah menikah belum...." "Aamiin.... almarhum sudah menikah, Brian sudah memiliki anak 2 orang,hati saya sangat sedih karena Brian meninggalkan istrinya dalam keadaan hamil 3 bulan." "Semoga saja istrinya bisa kuat melewati semua cobaan ini, kalau boleh tahu istrinya sekarang dimana apakah ada di sini juga atau sedang berada di Indonesia." "Istrinya Humairah juga berada di sini sekarang sedang berada di ruang UGD,karena kondisinya sangat lemah, Humairah sudah beberapa kali jatuh pingsan." "Kasian sekali.... pasti istrinya almarhum sangat sedih sekali apalagi dia sedang mengandung, saya doakan semoga kondisi istrinya almarhum segera membaik,dan kuat melewati semua ini." "Terimakasih banyak atas doanya Pak...
Baca selengkapnya

Bab 217

Aku melihat jenazah Mas Brian sudah di bersihkan dan sudah di baringkan kembali ke brangkar yang tadi dia gunakan.Aku minta tolong sama Abah untuk mendekati brangkar tempat jenazah Mas Brian di baringkan. "Abah...tolong dekat kursi rodanya ke situ, Humairah ingin memegang wajah Mas Brian untuk yang terakhir kalinya." "Iya... Nak..."Abah melakukan apa yang aku pinta. "Terimakasih banyak Abah...." "Sama sama Nak...." Aku berusaha berdiri tegak di samping tubuh kaku Mas Brian, secara pelan aku usap wajahnya,aku mengecup kening laki laki yang telah menjadi imamku selama kurang lebih 11 tahun itu dengan penuh cinta. "Mas.... terimakasih banyak engkau telah menjadi imamku selama kurang lebih 11 tahun,mas... terimakasih banyak engkau sudah menjadikan diriku sebagai ratu di di hati dan di istanamu,aku doakan semoga Allah SWT menempatkan arwah Mas disisiNya,dan menjadikan surga sebagai tempatmu Mas di hari akhir nanti aamiin..."aku kembali menetes air mata, rasanya dadaku seperti di tusu
Baca selengkapnya

Bab 218

Almeera dan Al Jazair mendekati wajah Mas Brian, mereka berdua bergantian menciumi wajah sang ayah, air mata mereka berdua mengalir deras membasahi pipi pipi mereka."Ayah....ayah...kami janji akan jadi anak yang baik,kami selalu menjaga dan menyayangi Bunda serta dede bayi,kami berdua akan menjalankan semua pesan ayah untuk bahagiain bunda dan dede bayi,kami berdua sangat menyayangi ayah dan tidak akan pernah lupakan ayah."Almeera dan Al Jazair setelah puas menciumi wajah Mas Brian mereka juga bergantian memeluk tubuhnya."Brian.... seperti janjiku padamu, saya akan menjaga Humairah serta anak anak kamu, saya akan menyayangi mereka semua seperti kamu menyayanginya, saya janji Brian, saya akan menjaga mereka dengan segenap jiwa ragaku,dan melindungi mereka semua dengan nyawaku Brian.... saya akan membahagiakan hidup mereka semua.Satu hal yang aku minta darimu untuk yang terakhir kalinya,tolong restui hubungan saya dengan Humairah kedepannya nanti.Saya berjanji Brian.... tidak akan me
Baca selengkapnya

Bab 219

Baru saja bang Rendi mau melangkah kakinya, tiba tiba saja salah seorang anak buah mendekatinya terlihat di kedua tangan anak buahnya itu memang dua kantong plastik dan kelihatannya agak berat. "Maaf bos.... tadi saya masuk cek kedalam untuk mengantarkan pesanan bos,tapi di sana sudah tidak ada orang akhirnya saya menunggu kedatangan bos di sini saja." "Tidak apa-apa...ini semua kesalahan saya seharusnya tadi saya menghubungi kamu kembali tapi karena saya terlalu sibuk dan pada akhirnya saya melupakannya." "Semua pesanan bos ini apakah saya masukkan kedalam jet pribadi bos sendiri atau kedalam jet pribadinya almarhum." "Aha... itu semua antarkan kedalam jet pribadinya almarhum kebetulan mereka semua sudah berada di atas semua, tolong berikan pada anak anak almarhum dan juga istrinya serta semua orang yang berada di dalam jet pribadinya almarhum." "Siap bos...." Bang Rendi sudah menyampaikan kepada Pak Heri serta yang lainnya ikut pulang dengan menggunakan jet pribadinya,dan Bang
Baca selengkapnya

Bab 220

Halaman rumah kami sudah di penuhi dengan tenda yang berdiri kokoh dan di dalamnya sudah di penuhi dengan kursi kursi plastik yang berjejer rapi, semua kursi sudah terisi, tidak ada yang kosong walaupun satu. Semua pelayat yang datang langsung menghampiri dan menyalami kami satu persatu,aku perhatikan mata mereka tertuju pada papi Yuda dan Mommy Meta, mereka merasa kalau wajah papi Yuda tidak asing bagi mereka, memang secara spesifik wajah papi Yuda sama persis dengan wajah Mas Brian. Merasa menjadi bahan perhatian, dengan serta merta papi Yuda memperkenalkan dirinya dan juga Mommy Meta. "Assalamualaikum... untuk para semua pelayat sudah datang mendoakan almarhum Brian anak kami, tiada kata yang bisa saya ucapkan selain terimakasih yang sebanyak banyaknya karena kalian sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan jenazah anak kami Brian Aditama, mungkin ada yang bertanya tanya tentang keberadaan saya dan istri, lewat kesempatan ini saya akan memperkenalkan diri, saya Yuda A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
37
DMCA.com Protection Status